Sukses

Tiba-Tiba Pembangunan Smelter Bakal Dibatasi, Kenapa Nih?

Menteri Bahlil menerangkan bahwa produk dari hasil smelter saat ini paling banyak adalah Nickel Pig Iron (NPI) dimana produk tersebut sudah masuk dalam kategori pionir.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah akan membatasi pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral (smelter). Hal ini diungkap oleh Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia.

Ke depan, Bahlil menjelaskan, izin pembangunan smelter hanya akan diberikan oleh pemerintah kepada perusahaan yang berorientasi pada energi bersih atau green energy.

"Ini sebagai bentuk dari kepedulian pemerintah dalam melakukan penataan terhadap pembangunan produk yang berorientasi pada green energy dan green industry," kata Bahlil, di Jakarta, pada Jumat (13/1/2023).

Bahlil menjelaskan, saat ini produk dari hasil smelter khususnya bijih nikel adalah Nikel Pig Iron (NPI). NPI sudah masuk dalam kategori pionir.

Nah, saat ini Indonesia telah dibanjiri atas produk NPI. Oleh sebab itu pemerintah akan menata kembali kebijakan smelter dan akan dikalibrasi atau disesuaikan dengan sumber daya atau cadangan nikel yang ada.

"Harus seimbang antara smelter yang mau kita bangun dengan cadangan bahan baku yang ada. Na, sekarang kita dorong sektor hilirisasi dengan nilai tambah 80 persen," tandas dia.

Dengan begitu, kata Bahlil, smelter-smelter yang akan dibatasi pembangunannya adalah smelter yang produk hilirisasinya baru mencapai 40 persen

"Kita akan tata kembali, nanti kita breakdown. Aturan teknisnya nanti kita bahas," tandas Bahli.

Reporter: Siti Ayu Rachma

Sumber: Merdeka.com

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pembangunan 12 Smelter Ditargetkan Rampung Juni 2023

Pemerintah tengah mendorong pembangunan 12 smelter bauksit, yang ditargetkan seluruhnya bisa selesai Juni 2023. Namun, saat ini baru empat smelter yang beroperasi dengan kapasitas produksi 4,3 juta ton per tahun.

"Jumlah smelter yang akan mengolah bauksit ada 12, tapi yang sudah selesai 4, tapi yang 4 ini belum menyerap sesuai dengan kapasitas pabriknya, jadi dari sekitar 25 juta ton biji yang diproduksi itu 90 persen diekspor semua, nilai tambahnya sebetulnya di situ," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, saat ditemui di kantornya, di Jakarta, Jumat (23/12/2022).

Dia pun berharap jika 8 dari 12 smelter bisa selesai pada Juni 2023. Diharapkan bijih bauksit yang diproduksi bisa terserap semuanya di dalam negeri. Dia optimis, jumlah produksinya akan meningkat dari 25 juta ton bijih bauksit menjadi 40 juta ton.

"Mudah-mudahan bisa terealisasi Juni 2023, dari sisanya 8 itu akan diselesaikan. Dari 25 juta ton bauksit akan bertambah menjadi 40 juta ton. Itu sesuai dengan aturan perjanjian 2023 harus selesai, pembangunan smelter ini juga dilakukan verifikasi oleh surveyor, melalui data-data surveyor itu ekspor untuk bijih olahan," ujarnya.

 

3 dari 3 halaman

Insentif

Adapun terkait insentif untuk industri pengolahan bauksit dalam negeri, Menteri ESDM mengatakan saat ini masih dikaji oleh Kementerian Keuangan. Namun, jika memang industri ini mendapatkan insentif, dia berharap kedepannya industri ini bisa mandiri ketika sudah berhasil dalam mengelola bauksit. Karena nilai tambah bauksit diprediksi meningkat sehingga tidak memerlukan insentif lagi.

"Selama ini yang 12 ini mendapatkan keringanan bisa menjual produk bauksit olahan untuk di ekspor dan nilainya dibandingkan tahun-tahun sebelumnya juga tinggi, kedepannya kita lihat bahwa harus bisa mampu, karena nilai tambahnya diproses dari biji olahan menjadi murni itu nilainya jadi tinggi," ujarnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.