Sukses

Cukai Rokok Naik, Pemilik Gudang Garam Terlempar dari Daftar 10 Orang Terkaya

Kekayaan miliarder rokok Susilo Wonowidjojo anjlok tahun ini karena saham Gudang Garam menurun di tengah kenaikan cukai rokok 10 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Pendiri perusahaan rokok ternama di Indonesia, yakni Susilo Wonowidjojo melihat kekayaannya anjlok tahun ini karena saham Gudang Garam memperpanjang penurunan dalam tiga tahun di tengah kenaikan cukai rokok 10 persen.

Dikutip dari laman Forbes, Senin (12/12/2022) kekayaan bersih Susilo Wonowidjojo turun 27 persen menjadi USD 3,5 miliar atau sekitar Rp 54,7 triliun, menempatkannya di urutan ke-14 dalam daftar 50 Orang Terkaya di Indonesia, turun tujuh tingkat dari tahun lalu.

Sementara penjualan sedikit meningkat dalam sembilan bulan pertama tahun 2022, laba bersih Gudang Garam anjlok 64 persen menjadi Rp 1,5 triliun dari periode tahun sebelumnya, terutama karena kenaikan cukai tembakau yang diberlakukan oleh pemerintah pada Januari 2022.

Anjloknya laba Gudang Garam juga mengikuti penurunan pendapatan sebesar 27 persen pada 2021 lalu.

Penjualan luar negeri Gudang Garam juga turun hampir 15 persen menjadi 1,8 miliar batang pada 2021.

Perusahaan melakukan diversifikasi ke konstruksi dan pengembangan jalan tol pada tahun 2019, dan saat ini sedang membangun Bandara Dhoho di Kediri, Jawa Timur senilai USD 600 juta (Rp 9.3 triliun)  yang dijadwalkan akan dibuka pada Oktober 2023.

Seperti diketahui, Indonesia dalam beberapa tahun terakhir telah meningkatkan langkah-langkah untuk mengurangi konsumen rokok, terutama di kalangan anak muda.

Diperkirakan seperempat dari 276 juta penduduk negara itu merokok.

Sebagai informasi, Gudang Garam dimulai oleh ayah Susilo, Surya Wonowidjojo pada tahun 1958. Susilo telah menjadi presiden direktur perusahaan yang berbasis di Kediri, dan saudara perempuannya Juni Setiawati, presiden komisaris, sejak tahun 2009. 

Pada Juni 2022, putra Susilo yakni Indra diangkat sebagai wakil presiden direktur.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Founder Alfamart Djoko Susanto Duduki 10 Besar Daftar 50 Orang Terkaya di Indonesia

Sementara itu, kekayaan founder Alfamart, Djoko Susanto naik lebih dari dua kali lipat karena lonjakan pada penjualan franchise minimarket itu, juga perluasan jaringan lokasi toko.

Dilansir dari Forbes, dengan kekayaan senilai USD 4,1 miliar atau sekitar Rp 63,9 triliun, Djoko Susanto kini menduduki 10 besar dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia.

Sumber Alfaria Trijaya, atau yang dikenal sebagai Alfamart menambahkan lebih dari 1.000 minimart tahun lalu sehingga jumlah total tokonya menjadi lebih dari 19.500.

Pada 2021 lalu, laba bersih Alfamart melonjak hampir 84 persen menjadi Rp 1,9 triliun, dan membukukan kenaikan lebih lanjut sebesar 46 persen dalam enam bulan pertama tahun ini.

Menurut Fitch Ratings, kembalinya aktivitas normal pasca pandemi telah "secara tidak proporsional" menguntungkan operator minimart di Indonesia, yang bergegas membuka toko baru setelah Hero Supermarket Indonesia menutup jaringan hypermarketnya tahun lalu karena penjualan yang lesu.

Dikenal sebagai raksasa minimarket terbesar kedua di Indonesia, Sumber Alfaria Trijaya mengalokasikan hingga Rp 3,5 triliun tahun ini untuk membuka 1.000 minimarket dan memperpanjang sewa toko yang ada.

Tak hanya itu, aplikasi belanja onlinenya Alfagift juga terus mengalami peningkatan pengguna, dengan lebih dari 10 juta unduhan pada pertengahan November 2022.

Perusahaan itu pada Juni 2022 membeli 2,2 persen saham di bank syariah online Bank Aladin seharga Rp 500 miliar, memungkinkan nasabah bank untuk melakukan setoran dan penarikan tunai di toko Alfamart.

3 dari 4 halaman

Sekilas mengenai Djoko Susanto

Djoko Susanto mendirikan Alfamart pada tahun 1989. Namun dia telah mundur dari manajemen perusahaannya satu dekade lalu.

Putrinya, yakni Feny Djoko Susanto telah mengambil kendali perusahaan induk sebagai presiden komisaris pada tahun 2014 dan anak bungsunya, Budiyanto Djoko Susanto, sebagai komisaris.

Sementara itu, putra sulung Djoko Susanto, yakni Hanto Djoko Susanto menjalankan cabang properti Alfaland sebagai presiden direktur dan CEO.

Alfaland Baru-baru ini bermitra dengan operator jalan tol Jasa Marga untuk membangun dan mengoperasikan hotel di 27 rest area yang dikelola oleh perusahaan milik negara tersebut.

4 dari 4 halaman

Ada Pendiri Cimory Bambang Sutantio di Daftar 50 Orang Terkaya Indonesia

Meningkatnya permintaan masyarakat akan produk susu membuat Bambang Sutantio, pendiri Cisarua Mountain Dairy atau yang dikenal sebagai Cimory masuk dalam daftar 50 orang terkaya Indonesia. 

Dilansir dari laman Forbes, Kamis (8/12/2022) Bambang Sutantio kini mengantongi kekayaan bersih senilai USD 1,85 miliar.

Saham Cimory naik sepertiga sejak go public pada 2021, mengumpulkan USD 252 juta. Pendapatan perusahaan itu, sesuai angka sementara untuk sembilan bulan pertama tahun ini, naik 75 persen menjadi Rp 4,7 triliun rupiah. 

Kenaikan tersebut mengikuti lonjakan 120 persen tahun lalu menjadi 4 triliun rupiah, berkat penjualan produk susu dan makanan beku yang kuat, yang keduanya meningkat lebih dari dua kali lipat. 

Dengan sekitar 2.700 karyawan, Cimory memiliki 5 pabrik, di mana tiga pabrik menghasilkan produk susu dan dua pabrik untuk produksi daging olahan. 

Merek susu dan yogurt itu bahkan berencana menggandakan kapasitas pabrik susunya tahun ini.

Sekilas tentang pendiri Cimory, Bambang Sutantio menempuh pendidikannya di Technical University of Berlin.

Setelah lulus pada tahun 1984, ia menjadi sales engineer di Jakarta untuk Fuehrmeister, sebuah perusahaan peralatan industri Jerman yang membuat mesin untuk pabrik makanan dan minuman, sambil mempelajari lebih lanjut tentang industri tersebut.

Pengusaha itu memulai bisnisnya dari nol pada tahun 1993 di garasi keluarganya.

Perusahaan pertama milik Bambang Sutantio, yakni Macroprima Panganutama, kini menjadi unit Cimory dan memproduksi sosis dengan merek Kanzler.

Cimory, yang juga merupakan nama merek produk susu perusahaan itu, didirikan oleh Bambang Sutantio pada tahun 2004.

Cimory sebagian besar berfokus pada pasar domestik, tetapi mengekspor beberapa barang ke Singapura dan Filipina, dengan rencana akhir untuk memperluas ke Vietnam dan Malaysia. 

Bambang Sutantio kini menjabat sebagai presiden komisaris Cimory sementara putra sulungnya, yakni Farell Grandisuri Sutantio, menjalankan tugas sebagai presiden direktur.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.