Sukses

Diduga Langgar Aturan Pengujian Hewan, Otoritas Federal Selidiki Perusahaan Elon Musk

Perusahaan perangkat medis Neuralink milik Elon Musk dilaporkan sedang dalam penyelidikan federal terkait potensi pelanggaran kesejahteraan hewan.

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan perangkat medis milik orang terkaya di dunia Elon Musk, yaitu Neuralink tengah dalam penyelidikan federal. Penyelidikan ini terkait potensi pelanggaran kesejahteraan hewan. 

Dikutip dari US News, Minggu (11/12/2022) penyelidikan itu datang di tengah keluhan staf internal tentang ada pengujian hewan yang dilakukan dengan terburu-buru, menurut sumber yang mengetahui penyelidikan dan operasional perusahaan.

Neuralink Corp sedang mengembangkan implan otak yang diharapkan dapat membantu orang lumpuh berjalan kembali dan menyembuhkan penyakit saraf lainnya.

Penyelidikan federal, yang belum pernah dilaporkan sebelumnya, dibuka dalam beberapa bulan terakhir oleh Department of Agriculture’s Inspector General di AS atas permintaan jaksa federal, menurut dua sumber yang mengetahui penyelidikan tersebut.

Penyelidikan, kata salah satu sumber, berfokus pada pelanggaran Undang-Undang Kesejahteraan Hewan, yang mengatur bagaimana peneliti memperlakukan dan menguji beberapa hewan.

Investigasi dilakukan ketika meningkatnya perbedaan pendapat di antara karyawan tentang pengujian hewan di Neuralink, termasuk keluhan adanya tekanan dari Elon Musk untuk mempercepat pengembangan telah menghasilkan eksperimen yang gagal, menurut tinjauan terhadap lusinan dokumen Neuralink dan wawancara dengan lebih dari 20 sumber serta mantan karyawan.

Dokumen perusahaan ini mencakup pesan yang sebelumnya tidak dilaporkan, seperti rekaman audio, email, presentasi, dan laporan.

Sementara itu, baik pihak Elon Musk dan eksekutif Neuralink belum memberikan komentar terkait kabar penyelidikan tersebut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Jumlah Hewan yang Terbunuh Capai Ribuan

Peraturan AS tidak menentukan berapa banyak hewan yang dapat digunakan suatu perusahaan untuk penelitian, dan mereka memberikan kelonggaran yang signifikan bagi para ilmuwan untuk menentukan kapan dan bagaimana menggunakan hewan dalam percobaan.

Neuralink telah lulus semua inspeksi USDA terhadap fasilitasnya, menurut pengajuan peraturan.

Secara keseluruhan, perusahaan itu telah membunuh sekitar 1.500 hewan, termasuk lebih dari 280 domba, babi, dan monyet, selama masa eksperimen sejak 2018.

Sumber menyebut angka itu sebagai perkiraan kasar karena perusahaan tidak mencatat dengan tepat jumlah hewan yang diuji dan dibunuh. Tak hanya itu, Neuralink juga telah melakukan penelitian menggunakan tikus dan mencit (tikus putih).

Di sisi lain, jumlah total kematian hewan tidak serta merta menunjukkan bahwa Neuralink melanggar peraturan atau praktik penelitian standar.

Banyak perusahaan secara rutin menggunakan hewan dalam percobaan untuk memajukan perawatan kesehatan manusia, dan mereka menghadapi tekanan keuangan untuk membawa produk ke pasar dengan cepat. Hewan biasanya dibunuh saat percobaan selesai, seringkali agar mereka dapat diperiksa setelah kematian untuk tujuan penelitian.

Tetapi karyawan Neuralink saat ini dan sebelumnya menyebut jumlah kematian hewan lebih tinggi dari yang seharusnya karena alasan terkait tuntutan Musk untuk mempercepat penelitian.

3 dari 3 halaman

Elon Musk Targetkan Chip Otak Neuralink Bisa Uji Manusia 6 Bulan ke Depan

 Elon Musk mengatakan pada Rabu pekan ini, bahwa dia memperkirakan chip otak yang dikembangkan oleh perusahaannya, Neuralink, bisa mulai diuji coba ke manusia dalam enam bulan ke depan.

Dalam presentasinya, seperti dikutip dari The Guardian, Minggu (4/12/2022), Musk mengungkapkan sejumlah pembaruan pada chip otak nirkabel yang dikembangkan perusahaan.

Selain memprediksi uji klinis, dia menyebutkan berencana untuk memasang salah satu chip itu ke dirinya sendiri.

"Kami ingin sangat berhati-hati dan yakin itu akan berfungsi dengan baik sebelum menempatkan perangkat ke manusia," kata Musk, menurut Reuters.

Neuralink sendiri tengah mengembangkan antarmuka chip otak, yang diklaim bisa memulihkan penglihatan seseorang, bahkan pada mereka yang mengalami kondisi buta sejak lahir.

Selain itu, chip ini juga diklaim bisa memulihkan fungsi seluruh tubuh termasuk gerakan dan komunikasi verbal, untuk orang dengan sumsum tulang belakang yang putus.

Antarmuka chip yang menargetkan korteks motorik disebut bisa diuji coba ke manusia dalam enam bulan ke depan.

Regulator obat Amerika Serikat, Food and Drug Administration (FDA), belum memberikan izin ke perusahaan. Namun Musk mengatakan, sebagian besar dokumen FDA untuk persetujuan menanamkan perangkat ke manusia, sudah diserahkan.

Neuralink juga telah melakukan pengujian pada hewan, sembari menunggu persetujan uji klinis ke manusia.

Mengutip New York Post, presentasi publik terakhir Neuralink adalah lebih dari setahun yang lalu, melibatkan monyet dengan chip otak, yang memainkan game komputer dengan berpikir sendiri.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.