Sukses

Pengamanan KTT G20 Pakai Monitor Wajah dan Lacak GPS

Koordinasi antara Pemerintah Indoensia dengan secret service dari berbagai negara lain dalam KTT G20 ini dinilai Menko Luhut sudah berjalan dengan baik.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menjamin sisi pengamanan untuk acara puncak konferensi tingkat tinggi G20, atau KTT G20 di Bali pada 15-16 November 2022.

Berbagai teknologi turut diimplementasikan untuk menjaga keamanan dari tamu-tamu delegasi yang masuk. Melalui sistem face recognition, setiap tamu delegasi G20 bakal dimonitor kecocokan wajahnya dengan kartu identitas yang dimilikinya.

"Saya kira kita sudah mulai mengaktifkan face recognition, kemarin digelar. Itu kita bisa catch orang yang masuk di airport, pelabuhan, maupun di tempat-tempat lain," ujar Luhut, Sabtu (12/11/2022).

Tak hanya itu, semua pergerakan orang juga akan diawasi melalui sistem GPS yang tersambung dengan telepon genggam milik peserta. "Itu memang jadi privacy tidak ada, karena semua orang, dimana dia, bisa dilihat," imbuhnya.

Dari sisi pengamanan secara offline, Luhut juga telah mengkoordinasikan pergerakan TNI/Polri. Dia pun menjamin hal itu, dan mengklaim dirinya sudah berpengalaman.

"Tapi overall, saya kira pengamanan sangat baik dari pihak kepolisian maupun dari TNI," kata Luhut.

Sementara dari sisi bilateral, koordinasi antara Pemerintah RI dengan secret service dari berbagai negara dinilai Luhut sudah berjalan dengan baik. Meskipun, Pemerintah RI tidak serta merta bakal menuruti seluruh permintaan tamu.

"Tidak bisa kita akomodasi semua maunya mereka. Memang ada SOP, yang orang harus menghormati itu. Jadi negara kita juga tidak bisa diatur-atur siapapun," tegas Luhut Binsar Pandjaitan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

2 WN China Diamankan Imigrasi, Diduga Rencanakan Demo Tolak KTT G20

Direktorat Jenderal (Ditjen) Imigrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) RI mengamankan dua warga negara asing (WNA) asal China. Mereka diamankan karena diduga merencanakan unjuk rasa menolak KTT G20.

"Benar, saya sudah dapat laporan dari Direktur Intelijen dan Direktur Wasdakim bahwa ada dua warga negara China yang merencanakan demo pada saat pelaksanaan G20," ujar Pelaksana tugas Dirjen Imigrasi Kemenkumham Widodo Ekatjahjana seperti dilansir Antara, di Jakarta, Sabtu (12/11/2022).

Dua WNA asal China berinisial HCC dan YX itu diamankan di Jakarta oleh petugas Imigrasi pada Jumat 11 November 2022 malam. Petugas menemukan beberapa bukti yang menunjukkan provokasi menggalang massa untuk melakukan unjuk rasa menolak KTT G20 di Bali.

"Saya perintahkan agar diambil langkah-langkah antisipasi untuk pengamanan dan dilakukan pemeriksaan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, serta berkoordinasi dengan pihak Kedutaan China dan Kemenlu," kata Widodo.

Langkah pengamanan oleh petugas dilakukan karena kedua WNA asal China tersebut pemegang visa tinggal terbatas dalam rangka bekerja, sehingga dilarang melakukan aktivitas politik di Indonesia.

Keduanya dinilai melanggar aturan keimigrasian karena melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan izin tinggal yang dikantonginya.

"Mereka melakukan kegiatan yang tidak sesuai atau melanggar izin tinggalnya dan melakukan aksi provokasi mengajak demo di acara G20," ujar dia.

Pada kesempatan sebelumnya, Widodo menyatakan akan menindak tegas orang asing yang berpotensi mengganggu KTT G20 Bali. Imigrasi akan mendeportasi orang asing yang dikhawatirkan mengganggu pelaksanaan kegiatan puncak G20.

 

3 dari 4 halaman

Tentang KTT G20

Pertemuan para pimpinan negara G20 atau leader's summit akan diadakan pada 15-16 November mendatang, dan bertempat di The Apurva Kempinski, Nusa Dua, Bali. 

Dalam hitungan hari, para pemimpin negara seperti Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak, Perdana Menteri Kanada Justin Trdeau, Presiden China Xi Jinping, Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol dan lainnya akan tiba di Bali untuk menghadiri KTT G20. 

Dalam Presidensi G20, Indonesia mengusung semangat pulih bersama dengan tema “Recover Together, Recover Stronger".

Tema ini diangkat oleh Indonesia, menimbang dunia yang masih dalam tekanan akibat pandemi COVID-19, memerlukan suatu upaya bersama dan inklusif, dalam mencari jalan keluar atau solusi pemulihan dunia.

Namun, tahukah Anda topik apa saja yang akan dibahas dalam pertemuan para pimpinan negara tersebut? 

4 dari 4 halaman

3 Topik Prioritas

Simak tiga prioritas utama KTT G20, seperti dikutip dari laman resmi Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Indonesia.

1. Penguatan arsitektur kesehatan global

Berkaca dari pandemi yang saat ini masih berlangsung, arsitektur kesehatan global akan diperkuat. Tidak hanya untuk menanggulangi pandemi saat ini, namun juga untuk mempersiapkan dunia agar dapat memiliki daya tanggap dan kapasitas yang lebih baik dalam menghadapi krisis kesehatan lain ke depannya.

2. Transformasi Digital

Transformasi digital merupakan salah satu solusi utama dalam menggerakkan perekonomian di kala pandemi, dan telah menjadi salah satu sumber pertumbuhan ekonomi yang baru. Untuk itu, Presidensi Indonesia akan berfokus kepada peningkatan kemampuan digital (digital skills) dan literasi digital (digital literacy) guna memastikan transformasi digital yang inklusif dan dinikmati seluruh negara.​

3. Transisi Energi

Guna memastikan masa depan yang berkelanjutan dan hijau dan menangani perubahan iklim secara nyata, Presidensi Indonesia mendorong transisi energi menuju energi baru dan terbarukan dengan mengedepankan keamanan energi, aksesibilitas dan keterjangkauan. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.