Sukses

Top 3 Bisnis: Penyebab Sriwijaya Air SJ-182 Jatuh hingga Malaysia Bergembira saat Sawit Indonesia Hilang

Artikel tentang penyebab kecelakaan Sriwijaya Air ini menuai perhatian pembaca Liputan6.com di kanal bisnis.

Liputan6.com, Jakarta Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) akhirnya memberikan laporan kepada anggota DPR, perihal hasil temuan penyebab jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 Jatuh di Kepulauan Seribu 9 Januari 2021.

Ternyata hasil investigasi menemukan adanya gangguan sistem mekanikal pesawat Boeing 737-500 tersebut. Artikel tentang penyebab kecelakaan Sriwijaya Air ini menuai perhatian pembaca Liputan6.com di kanal bisnis.

Disimak rangkuman 3 berita paling dicari di kanal bisnis, Jumat (4/11/2022), salah satunya tentang jatuhnya pesawat Sriwijaya Air. Adapula artikel tentang harga BBM Vivo.

1. Terkuak, Ini Penyebab Sriwijaya Air SJ-182 Jatuh di Kepulauan Seribu 9 Januari 2021

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyampaikan penyebab kecelakaan pesawat Sriwijaya Air berkode penerbangan SJ 182 rute Jakarta - Pontianak. Pesawat ini jatuh di sekitar Pulau Laki dan Lancang, Kepulauan Seribu, Sabtu, 9 Januari 2021.

Tim investigasi KNKT meyakini adanya gangguan pada sistem mekanikal pesawat Boeing 737-500 dengan registrasi PK-CLC tersebut. Hal tersebut tertungkap dari data Flight Data Recorder (FDR) dan Cockpit Voice Recorder (CVR).

"Pada saat pesawat naik terjadi perubahan mode auto pilot yang sebelumnya menggunakan komputer, berpindah menggunakan mode kontrol panel," kata Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT Nurcahyo Utomo, dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi V DPR RI di Jakarta, Kamis (3/11/2022).

Berita selengkapnya

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

2. Kronologi Kadar Oktan Pertalite Lebih Rendah dari Revvo 89 Dibongkar DPR

Hasil uji yang dilakukan mandiri oleh Mulyanto beserta tim akhirnya keluar pada 29 Oktober 2022. Dari situ, ia menemukan spesifikasi Pertalite sudah sesuai ketentuan (RON 90,3). Tapi yang mengejutkan, Revvo 89 spesifikasinya justru tidak sesuai nama merek, dan lebih tinggi dari Pertalite (RON 90,7).

Mulyanto lantas memberikan sejumlah catatan analisis data, antara lain; Kandungan logam berat timbal (Pb) masih ada baik pada Pertalite maupun Revvo 89. Pengukuran RON Revvo 89, cukup baik, bahkan sedikit di atas 90. Parameter lainnya yang diuji, secara umum masuk dalam standar. Dari data yang diuji, tidak ditemukan indikasi yg menyimpang (untuk Pertalite).

"Secara umum dalam pengujian ini tidak ditemukan indikasi penyebab Pertalite boros atau akselerasinya lamban. Untuk pengujian lebih lanjut perlu dilakukan uji performa. Namun, untuk keperluan kita, maka cukup dengan uji ini," ungkapnya.

 Berita Selengkapnya

3. Apindo: Malaysia Bergembira saat Sawit Indonesia Hilang dari Pasaran

Harga sawit sangat dipengaruhi dinamika global. Perang Rusia-Ukraina, yang mencekik suplai minyak nabati dunia, bikin harga komoditas dari tanaman Elaeis guineensis itu melonjak tajam. Permintaan pasar yang tinggi kemudian memicu krisis minyak goreng yang membuat masyarakat resah.

Untuk menanggapi situasi tersebut, pemerintah mengeluarkan kebijakan sementara pelarangan ekspor minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO) yang berdampak pada pengusaha dan petani sawit. Larangan kemudian diberlakukan untuk semua produk, termasuk RPO atau red palm oil, RBD (refined, bleached, deodorized) palm olein, pome, dan used cooking oil.

Berita Selengkapnya

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.