Sukses

Usai Kuasai Twitter, Miliarder Elon Musk Mau Pecat 75 Persen Karyawan

Sebelumnya, karyawan Twitter telah bersiap untuk PHK selama berbulan-bulan. Saat miliarder Elon Musk belum jelas membeli perusahaan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Miliarder Tesla sekaligus orang terkaya di dunia, Elon Musk mengatakan kepada calon investor terkait kesepakatannya untuk membeli Twitter, berencana memangkas hampir 75 persen dari 7.500 pekerja perusahaan media sosial itu.

Kabar rencana Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) itu pertama kali dilaporkan oleh outlet media Washington Post pada Kamis (20/10), yang mengutip sebuah wawancara dan dokumen.

Dilansir dari laman The Staits Times, Jumat (21/10/2022) PHK diperkirakan terjadi dalam beberapa bulan mendatang, menurut laporan itu. Sebelumnya, karyawan Twitter telah bersiap untuk PHK selama berbulan-bulan.

Para eksekutif membahas rencana awal tahun ini untuk memberhentikan sekitar 25 persen karyawan, tetapi rencana itu dibatalkan setelah Musk setuju untuk membeli perusahaan media sosial ternama itu, menurut sejumlah sumber yang mengetahui masalah tersebut yang berbicara kepada Bloomberg.

Sebaliknya, Twitter telah berusaha untuk memotong biaya dengan cara lain, salah satunya membekukan perekrutan pada Mei 2022 dan mengumumkan serangkaian penutupan kantor selama musim panas.

Sumber juga menyebut, ada kemungkinan perusahaan perlu melakukan PHK jika kesepakatan pemmbelian oleh Elon Musk gagal, meskipun saat ini belum ada pemangkasan yang direncanakan.

Sementara itu, dalam sebuah memo kepada staf setelah laporan Washington Post, penasihat umum Sean Edgett memperingatkan para pekerja untuk bersiap menghadapi "banyak desas-desus dan spekulasi publik" saat rampungnya kesepakatan pembelian Twitter oleh Elon Musk.

"Sejak kesepakatan merger sudah ada, tidak ada rencana PHK di seluruh perusahaan," katanya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Elon Musk Jual Parfum Demi Bisa Beli Twitter

Crazy rich Elon Musk kembali lagi menarik perhatian dengan aksi nyelenehnya. Usai mengumumkan jadi membeli Twitter, orang terkaya di dunia versi Forbes itu baru-baru ini mengumumkan bahwa dirinya menjual parfum.

Parfum ini sendiri ia namakan "Burnt Hair" atau dalam Bahasa Indonesia berarti "Rambut Terbakar," dan dijual lewat situs perusahaan miliknya, The Boring Company.

"Tolong beli parfum saya, jadi saya bisa beli Twitter," katanya lewat sebuah cuitan berseloroh di akun Twitter-nya.

CEO Tesla dan SpaceX ini bahkan sampai mengganti bio Twitter-nya dengan "perfume salesman" atau "penjual parfum."

Barang ini dijual dengan harga USD 100 atau sekitar Rp 1,5 juta per botol, dan baru akan dikirimkan mulai kuartal pertama 2023, menurut keterangan di situs The Boring Company.

Diumumkan di hari Selasa pekan ini, Elon mengklaim parfum tersebut sudah terjual 10 ribu botol hanya dalam waktu enam jam.

Dikutip dari USA Today, Jumat (14/10/2022), perusahaan mengklaim produk ini bahkan menghasilkan USD 1 juta dalam waktu yang cepat. Lalu di hari Rabu waktu setempat, Elon mengklaim sudah menjual 20 ribu botol wewangian.

Di keterangan tentang parfum ini disebutkan bahwa wewangian tersebut "seperti bersandar di atas lilin di meja makan, tetapi tanpa semua kerja keras."

Slogan lainnya yang dituliskan untuk mempromosikan parfum tersebut adalah: "Menonjol di tengah keramaian! Dapatkan perhatian saat Anda berjalan melewati bandara.

The Boring Company sendiri sebenarnya adalah perusahaan besutan Elon Musk, yang bergerak di bidang layanan infrastruktur dan konstruksi terowongan.

Meski begitu, mengutip Page Six, ini bukan pertama kalinya The Boring Company digunakan Elon Musk untuk menjual sesuatu di luar sektor pekerjaan perusahaan yang seharusnya.

Tahun 2018, Elon Musk melalui The Boring Company menjual flamethrower atau penyembur api, yang ia sebut akan "merevolusi barbekyu."

Tak cuma The Boring Company, Tesla pun juga kerap menjual barang-barang selain mobil atau yang berkaitan dengan teknologi. Di 2020, Musk menjual celana pendek satin di Tesla.

3 dari 3 halaman

Kabar Investasi Tesla di Indonesia, Menko Luhut: Elon Musk Sibuk dengan Twitter

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan menjelaskan terkait investasi Tesla di Indonesia masih dalam proses negosiasi. Negosiasi tersebut juga masih berjalan dengan baik.

Akan tetapi, Luhut mengatakan, saat ini CEO Tesla Elon Musk sedang berfokus terhadap rencananya untuk melakukan akuisisi Twitter.

"Kita tunggu saja, kita lihat (Elon Musk), dianya juga masih sibuk dengan (akuisisi) Twitternya," kata Luhut kepada awak media, di JCC Senayan, Rabu (12/10/2022).

Sebelumnya, Negosiasi terkait investasi Tesla di Indonesia masih terus berjalan dengan baik. Hal tersebut, dipertegas oleh Juru Bicara Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jodi Mahardi.

"Tesla masih, negosiasinya tentu masih proses ya. Komunikasi dengan timnya Tesla juga kan sudah kirimkan tim juga ke sini. Dan masih berproses, yang pasti Ford juga kemaren sudah teken MoU, kami berharap juga Tesla bisa segera follow shot," ungkapnya saat ditemui di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.

Dia memastikan jika diskusi dengan pihak Tesla terus berjalan, terlebih sudah ada perwakilan pabrikan mobil listrik asal Amerika Serikat ini sudah ada yang datang ke Indonesia, untuk membahas rencana bisnis, meski belum ada kesepakatan.

Jika nantinya Tesla akan terlibat dalam ekosistem kendaraan listrik dari sisi rantai pasok, Jodi belum bisa memastikan apakah Tesla akan ikut mendirikan pabrik mobil listrik di Tanah Air.

"Mungkin masuk ke dalam salah satu bagian supply chain ya," ujar dia.

Dia berharap kesepakatan bisnis bisa dihasilkan dalam waktu dekat, mengikuti Hyundai dan Ford yang lebih dulu mengeluarkan komitmen.

"Targetnya secepat mungkin karena beberapa perusahaan kaya Hyundai, Ford, komitmennya sudah detail," ungkapnya.

"Tentu kemarin pas Pak Luhut di Amerika juga ada jg beberapa masukan dari pihak industri otomotif nya juga yang sebetulnya masukannya juga untuk pihak pemerintah Amerika sendiri. Beberapa kebijakan mereka yang mungkin juga bisa menghambat investasi mereka di luar amerika," terang dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.