Sukses

Sucofindo Realisasikan 76,8 Persen Produk Dalam Negeri di Tiap Proses Bisnis

PT Sucofindo berkomitmen melibatkan sebanyak mungkin penggunaan Produk Dalam Negeri (PDN) di tiap proses bisnis Testing, Inspection, and Certification (TIC), serta pelatihan dan konsultansi.

Liputan6.com, Jakarta Sebagai dukungan terhadap program pemerintah dalam Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN), PT Sucofindo berkomitmen melibatkan sebanyak mungkin penggunaan Produk Dalam Negeri (PDN) di tiap proses bisnis Testing, Inspection, and Certification (TIC), serta pelatihan dan konsultansi.

Tercatat periode Januari-April 2022 PT Sucofindo telah memenuhi 76,8 persen atau senilai Rp239.4 miliar Penggunaan Produk Dalam Negeri.

Data PDN PT Sucofindo berdasarkan inspeksi dan penilaian dari tim verifikator TKDN serta Tim Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

“Verifikasi ini dilakukan oleh tim TKDN dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dengan mengedepankan profesional. Kami menargetkan PDN di PT Sucofindo akan naik 5 persen tiap tahunnya,” kata Direktur Utama PT Sucofindo Mas Wigrantoro Roes Setiyadi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (16/7/2022).

Mas Wigrantoro menambahkan bahwa Penggunaan Produk Dalam Negeri (PDN) merupakan komitmen PT Sucofindo mendukung program pemerintah untuk Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN).

Hal ini sesuai dengan arahan Kementerian BUMN No S-186/S.MBU/04/2022 dalam merealisasikan Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2022 tanggal 30 Maret 2022 tentang Percepatan Peningkatan Penggunaan PDN dan Produk Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Koperasi dalam rangka Menyukseskan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia.

Berdasarkan Intruksi Presiden No. 2 tahun 2022 menyatakan bahwa penggunaan PDN di perusahaan paling sedikit 40 persen.

“Kami berupaya untuk memaksimalkan penggunaan produk dalam negeri sebagai wujud dukungan kami terhadap program TKDN,” kata Mas Wigrantoro.

PT Sucofindo juga telah membentuk tim TKDN Pengadaan Barang atau Jasa. “Tim ini bertugas untuk melakukan monitoring implementasi Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) di lingkungan kantor pusat Sucofindo, serta di 80 titik layanan dan 65 laboratorium Sucofindo yang tersebar di Indonesia,” ujar Mas Wigrantoro.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Produk Dalam Negeri jadi Prioritas, Industri Baja Semringah

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyebut, gejolak perekonomian global dapat diatasi dengan strategi membelanjakan uang, baik Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), swasta, maupun masyarakat untuk membeli produk dalam negeri.

Hal itu disampaikan Presiden Jokowi saat meluncurkan gerakan nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI) beberapa waktu lalu.

Sesuai arahah tersebut, pemerintah kini terus menggenjot pemanfaatan Produk Dalam Negeri (PDN) oleh Kementerian dan Lembaga (K/L) hingga Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk belanja produk dan jasanya.

Upaya yang sama juga dilakukan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dalam pembangunan infrastruktur nasional, termasuk dalam proyek Pembangunan Ibukota Nusantara.

Dalam gelaran Business Matching di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta beberapa waktu lalu, Sekjen Kementerian PUPR, Mohammad Zainal Fatah mengatakan, hingga saat ini Kementerian PUPR mencatat telah merealisasikan pos belanja untuk produk lokal melebihi Rp 80,48 triliun.

Anggaran itu ditegaskan merupakan wujud komitmen penuh terhadap program Gerakan Nasional (Gernas) Bangga Buatan Indonesia (BBI).

Alokasi anggaran yang digelontorkan tersebut, diambil dari total pagu anggaran Kementerian PUPR pada 2022 sekitar Rp 100,5 triliun.

“Khusus di Kementerian PUPR pada tahun anggaran 2022 ini kami telah merencanakan paling sedikit sekitar Rp 80,48 triliun dari total pagu anggaran sebesar Rp 105,7 triliun akan kami gunakan untuk belanja produksi dalam negeri, dan ini terus dimonitoring, tercatat tanggal 25 Mei 2022 lalu angka ini sudah terlampaui,” tuturnya, dikutip Rabu (15/6/2022).

 

3 dari 3 halaman

Anggaran Besar

Menurut Zainal, sebagai salah satu kementerian yang memiliki anggaran besar untuk pembangunan infrastruktur, realisasi alokasi anggaran yang diperuntukkan bagi produk lokal pada 2022 akan terus ditingkatkan. Langkah ini diharapkan dapat berdampak positif terhadap ketahanan perekonomian Indonesia.

Hal ini tentunya mendapat sambutan baik dari berbagai pihak. Salah satunya dari Asosiasi Roll Former Indonesia (ARFI). Sebagai sebuah wadah yang menaungi perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor hilir baja ringan, ARFI menilai langkah pemerintah dalam menggenjot pemanfaatan produk dalam negeri, terutama pada industri baja, sudah sangat tepat.

Pasalnya, industri baja ini merupakan induk dari semua industri (Mother of All Industries).

“ARFI menyikapi positif dengan adanya pembangunan di Indonesia yang mewajibkan penggunaan produk dalam negeri ini. Pemanfaatan produk nasional, terutama baja sudah sangat tepat dalam menggerakkan ekonomi. Karena baja ini adalah Mother of All Industriesm," tutur Ketua Umum ARFI, Nicolas Kesuma.

"Semua bidang industri mengunakan baja, seperti industri perabot rumah tangga, elektronika, dan lain-lain menggunakan baja sebagai bahan bakunya. Untuk itu ke depan industri baja akan menjadi salah satu sektor yang bertahan dan ini akan menjadi masa depan,” ungkap dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.