Sukses

Melirik Potensi Ekspor Lukisan Kanvas ke Mancanegara Lewat Ekosistem Digital

Indonesia memiliki banyak desainer grafis dan seniman hebat, tetapi banyak yang tidak mendapatkan kesempatan untuk memamerkan karyanya.

Liputan6.com, Jakarta Dari tahun ke tahun, Indonesia memiliki banyak desainer grafis dan seniman hebat, tetapi banyak yang tidak mendapatkan kesempatan untuk memamerkan karyanya.

Banyak yang berjualan di kios kecil dan pinggir jalan dengan harga yang tidak sebanding dengan usaha dan kualitas yang ditawarkan. Padahal banyak wisatawan asing membeli lukisan dan ukiran di Bali atau Jepara.

Namun kendala banyak dihadapi dalam proses pembelian. Mulai dari waktu pengiriman, pengemasan dan juga pembayaran.

Berkaca dari hal tersebut,  ArtDigest membuka kesempatan bagi para seniman Indonesia untuk menjual lukisan mereka di luar negeri via digital.

Terlebih, ArtDigest melihat permintaan yang meningkat untuk lukisan dan digital art (khususnya pop art). Dengan cara mass canvas printing, lukisan bisa dinikmati lebih banyak orang.

"Tujuan ArtDigest adalah untuk memberdayakan seniman di seluruh dunia, termasuk Indonesia, untuk memamerkan dan mendapatkan hasil sesuai karyanya," jelas Pendiri ArtDigest, Laurent Putra dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (30/6/2022).

Berdasarkan data Statista tahun 2021, sales value of the art market di dunia mencapai USD 65,1 miliar (ekuivalen dengan Rp 820 triliun).

Nilai penjualan tersebut naik hingga 29 persen dibanding tahun 2020. Adapun pangsa basar terbesar (marketshare) Art tersebut sebesar 44 persen dimiliki oleh warga Amerika Serikat (AS)

"Ini menunjukan semakin banyak orang yang yakin membeli art secara online. Kami memulai di Amerika Serikat karena punya market size dan daya beli yang besar. Lukisan juga akan lebih mudah diterima masyarakat negara lain seperti Eropa, Asia, dan lainnya," lanjut Owen.

Dibanding kompetitornya, ArtDigest juga memiliki beberapa kelebihan. Pertama, art printing bisa tak terbatas (unlimited) dan dengan quality control yang terjaga (scalable).

“Kami juga memilih bahan sendiri dan mengawasi setiap lukisan, mulai dari produksi dan supply chain hingga aftersales,” tambahnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Wadah bagi Seniman

Selanjutnya, ArtDigest memberikan wadah kepada para seniman di seluruh dunia untuk memperkenalkan dan menjual karya seni mereka secara online.

Berbagai metode pembayaran tersedia dalam platform-nya. ArtDigest telah bermitra dengan beberapa perusahaan manufacturing, logistik, hingga Paylater di Amerika dan Eropa seperti Affirm, Klarna dan Afterpay, dengan tenor pembayaran hingga 36 bulan.

Pembeli pun tak perlu khawatir akan kondisi barang karena pengiriman yang cepat dan aman dengan live tracking dan asuransi.

"Sejak 2022, growth rate kami adalah 30 persen-40 persen per bulan. Kami juga telah berkolaborasi dengan 20 desainer grafis dan 30 persen di antaranya berasal dari Indonesia,” jelasnya.

Tahun ini rencananya ArtDigest tak hanya ada di versi dekstop tapi juga akan hadir di Android dan App Store iOS. Selain itu, ArtDigest juga ingin bisa bekerjasama dengan lebih banyak seniman, khususnya seniman Indonesia.

"Saat ini kami fokus di lukisan digital, canvas art, serta beberapa dekorasi rumah. Selain peluncuran aplikasi untuk bisa menjangkau seluruh dunia, kami sedang mempelajari untuk merambah pasar seni ukiran dan keramik," pungkas pria kelahiran 1995 tersebut.

Selain ArtDigest, Owen yang memulai karirnya sebagai profesional di Silicon Valley juga mendirikan beberapa usaha lainnya di Amerika seperti Equinox Technology, Sohnne, dan Koizuma.

 

3 dari 3 halaman

Kanal Baru Bagi Karya Seni

Laurent menilai, digital menjadi kanal yang relatif baru untuk distribusi karya seni. Sejauh ini diyakini teknologi digital akan terus dipakai dengan bentuk-bentuk yang akan selalu berubah dan menyesuaikan kebutuhan.

ArtDigest pun bekerjasama dengan seniman (artist) di dalam maupun luar negeri untuk menampilkan dan menjual karya seni, khususnya canvas art atau lukisan kanvas. Canvas art ini kemudian dicetak (printing) dan dijual di platform Artdigest.co.

"Kami menawarkan lukisan digital dan canvas art saat ini karena kami ingin pelanggan memiliki pilihan dan mengikuti minat mereka sendiri karena seni itu subjektif. Selera setiap orang selalu berbeda," kata pria yang akrab dipanggil Owen tersebut.

Ia menambahkan ArtDigest bukan masuk kategori marketplace, melainkan direct selling (D2C). Hal tersebut dilakukan untuk menjaga kualitas produk dan pengalaman pelanggan.

ArtDigest juga mampu mengkurasi lukisan yang ditawarkan.Harga jual lukisan digital dan canvas art bervariasi di kisaran USD 50 hingga USD 750. Seniman lokal yang telah berkolaborasi diantaranya, @zeelatte, @kaoru.yo02, @papabajra dan lain sebagainya.

Para seniman lokal pun bisa menawarkan karyanya di www.artdigest.co atau Instagram @artdigest.co. Nantinya, ArtDigest akan membeli lisensi atau persentase royalti dari penjualan kepada seniman tersebut.

"Kami membeli lisensi atau memberi persentase royalti kepada seniman yang bekerjasama. Kami berharap agar seniman bisa fokus membuat karya dan ArtDigest bisa membantu memperkenalkan karya mereka dengan fokus di pemasaran, produksi dan buyer experience," tutup lulusan University of San Francisco tersebut.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.