Sukses

Jejak Karier dan Harta Sheryl Sandberg, COO Meta Facebook yang Mundur Usai Mengabdi 14 Tahun

Seberapa besar nilai kekayaan Sheryl Sandberg, yang mengundurkan diri sebagai Chief Operating Officer (COO) Meta?

Liputan6.com, Jakarta - Nama Sheryl Sandberg tengah menjadi sorotan setelah mengumumkan akan mengundurkan diri sebagai Chief Operating Officer (COO) di Meta. Pengunduran diri ini setelah 14 tahun dia bekerja untuk perusahaan media sosial dunia tersebut.

Selama 14 tahun mengabdi sebagai anak buah Mark Zuckerberg, seberapa besar nilai kekayaannya? 

Dilansir dari Forbes, Kamis (2/6/2022) nilai kekayaan Sandberg, yang mengumpulkan sebagian besar penghasilannya dari Facebook, mencapai sebesar USD 1,6 miliar atau setara Rp 23,1 triliun.

Sheryl Sandberg telah menjabat sebagai Chief Operating Officer di Facebook sejak tahun 2008, dan berhasil membantu meningkatkan nilai pendapatan perusahaan media sosial itu secara dramatis.

Fokusnya dalam memposisikan Facebook sebagai platform untuk iklan bisnis kecil, membantu meningkatkan nilai pendapatan iklan perusahaan hingga 21 persen selama tahun 2020, menjadi USD 84,2 miliar atau Rp. 1,21 kuadriliun. 

Sebelum prestasinya selama menjabat di Facebook, Sandberg bahkan sudah melewati pengalaman yang luar biasa dalam perjalanan kariernya. 

Sandberg, yang memegang dua gelar pendidikan tinggi dari Harvard, memulai kariernya sebagai kepala staf untuk mantan Menteri Keuangan Amerika Serikat, Larry Summers.

Kini, chief growth officer Meta, yakni Javier Olivan, dikabarkan akan mengambil alih jabatan COO. 

Sedangkan Sandberg, yang memberi tahu Zuckerberg tentang keputusannya akhir pekan lalu, akan terus menjabat di dewan direksi Meta.

"Selama beberapa bulan ke depan, Mark dan saya akan mentransisikan laporan langsung saya," kata Sandberg dalam sebuah postingan di Facebook tentang pengunduran dirinya, dikutip dari CNBC International.

Meta juga merencanakan reorganisasi internal untuk mengikuti perubahan tersebut, menurut bos Meta, Mark Zuckerberg.

"Ke depan, saya tidak berencana untuk menggantikan peran Sheryl dalam struktur kami yang ada. Saya tidak yakin itu akan mungkin karena dia adalah seorang superstar yang mendefinisikan peran COO dengan caranya sendiri yang unik," ujar Zuckerberg dalam sebuah posting-an Facebook.

“Tetapi bahkan jika itu mungkin, saya pikir Meta telah mencapai titik di mana masuk akal untuk produk dan kelompok bisnis kami untuk lebih terintegrasi, daripada memiliki semua fungsi bisnis dan operasi yang diatur secara terpisah dari produk kami," lanjutnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Merilis Buku

Pada tahun 2013, Sheryl Sandberg merilis buku berjudul Lean In: Women, Work, and the Will to Lead, yang berfokus pada tantangan yang dihadapi perempuan di tempat kerja dan apa yang dapat mereka lakukan untuk memajukan karir mereka.

Kemudian pada 2015, Sandberg berduka ketika mendiang suaminya Dave Goldberg, meninggal dunia karena penyakit aritmia jantung yang dideritanya.

Pada saat itu, Sandberg sempat mengungkapkan bagaimana menangani rasa kesedihan atas meninggalnya Goldberg, dan pada tahun 2017, dia merilis sebuah buku berjudul "Opsi B" yang berpusat di sekitar topik tersebut.

3 dari 3 halaman

Perbarui Kebijakan Privasi, Meta Janji Tak Kumpulkan dan Jual Data Pengguna

Meta, induk dari Facebook dan Instagram, membuat revisi kebijakan layanan dan memperbarui kebijakan privasinya.

Tujuan update kebijakan privasi dan layanan tersebut adalah untuk memudahkan orang memahami sekaligus mencerminkan produk baru yang ditawarkan perusahaan.

"Kami menuliskan ulang dan mendesain kembali Kebijakan Privasi untuk membuatnya lebih mudah dipahami dan lebih jelas tentang bagaimana kami menggunakan informasi pengguna," kata Meta, dikutip dari Gizchina, Senin (30/5/2022).

"Persyaratan Layanan kami juga diperbarui, sehingga lebih baik dalam menjelaskan apa yang diharapkan dari kami dan bagi mereka yang memakai platform kami," tulis keterangan perusahaan.

Sekadar informasi, produk-produk yang ditawarkan Meta mencakup Facebook, Instagram, hingga Messenger.

Perusahaan menegaskan perubahan itu dalam bentuk, menebalkan beberapa baris, menambahkan keterangan dan ilustrasi alih-alih menyajikan informasi tersebut sebagai teks.

Tampaknya, perubahan Kebijakan Privasi dan Persyaratan Layanan ini dirancang untuk menenangkan regulator yang bertugas mengawasi media sosial dan transparansinya kepada konsumen di seluruh dunia.

Meta memberikan klarifikasi soal praktik pengumpulan data pengguna. "Meskipun teks terlihat berbeda, di bawah kebijakan yang diperbarui ini, Meta tidak mengumpulkan, menggunakan atau membagikan data pengguna. Dan kami masih tidak menjual informasi pengguna," kata Meta.

Menariknya, Meta juga mengklaim tidak mengumpulkan data pengguna "dalam cara baru". Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan terus mengumpulkan data pengguna, seperti yang dilakukannya selama ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.