Sukses

Lockdown Shanghai Diperlonggar, Harga Minyak Langsung Naik 6 Persen

Harga minyak naik pada hari Selasa karena relaksasi Shanghai dari beberapa pembatasan COVID-19.

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak naik pada hari Selasa karena relaksasi Shanghai dari beberapa pembatasan COVID-19.

Ini sekaligus meredakan kekhawatiran tentang permintaan China dan karena OPEC memperingatkan tidak mungkin untuk mengganti potensi kerugian pasokan dari Rusia.

Dikutip dari CNBC, Rabu (13/4/2022), harga minyak mentah berjangka Brent naik 6,26 persen menjadi USD 104,64. Sementara West Texas Intermediate AS 6,69 persen ​​lebih tinggi pada USD 100,60 per barel. Kedua kontrak kehilangan sekitar 4 persen pada hari Senin.

Shanghai mengatakan pada hari Senin bahwa lebih dari 7.000 unit perumahan telah diklasifikasikan sebagai daerah berisiko rendah setelah melaporkan tidak ada infeksi baru selama 14 hari dan distrik sejak itu telah mengumumkan kompleks mana yang dapat dibuka.

Sementara itu, Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), memperingatkan bahwa tidak mungkin mengganti 7 juta barel per hari (bph) minyak Rusia dan ekspor cairan lainnya yang hilang jika terjadi sanksi atau tindakan sukarela.

Uni Eropa belum menyetujui embargo minyak Rusia, tetapi beberapa menteri luar negeri mengatakan opsi itu ada di atas meja.

“Pasar minyak masih rentan terhadap guncangan besar jika energi Rusia dikenai sanksi, dan risiko itu tetap ada di meja,” tulis Edward Moya, analis pasar senior di OANDA.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Penyataan OPEC

OPEC pada hari Selasa menurunkan perkiraan produksi cairan Rusia sebesar 530.000 barel per hari (bph) untuk tahun 2022, tetapi juga memangkas perkiraan untuk pertumbuhan permintaan minyak dunia.

Mengutip dampak invasi Rusia ke Ukraina, kenaikan inflasi karena harga minyak mentah melonjak dan kebangkitan kembali. dari varian coronavirus Omicron di Cina.

Indian Oil Corp (IOC), yang membeli Ural Rusia dalam tender sebelumnya, telah menghapus grade dari tender minyak mentah terbarunya. Presiden AS Joe Biden mengatakan kepada Perdana Menteri India Narendra Modi pada Senin malam bahwa membeli lebih banyak minyak dari Rusia bukanlah kepentingan India.

 

3 dari 3 halaman

SIkap Negara IEA

Negara-negara anggota IEA berencana untuk melepaskan 240 juta barel selama enam bulan ke depan dari Mei dalam upaya untuk menenangkan pasar.

Sementara rilis akan mengurangi keketatan langsung, analis menyarankan itu tidak akan menyelesaikan defisit struktural yang disebabkan oleh kurangnya investasi dan saham perlu diisi ulang.

Jajak pendapat awal Reuters menunjukkan persediaan minyak mentah AS kemungkinan telah meningkat 1,4 juta barel dalam seminggu hingga 8 April setelah menurun selama tiga minggu berturut-turut.

Jajak pendapat itu dilakukan menjelang laporan dari American Petroleum Institute yang akan dirilis pada pukul 16:30. EDT (2030 GMT) pada hari Selasa.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.