Sukses

Singapura Tanam Investasi Proyek Daur Ulang Limbah Plastik di Indonesia

Circulate Capital mengumumkan telah berinvestasi di Prevented Ocean Plastic Southeast Asia yang akan memperluas infrastruktur daur ulang limbah plastik di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Circulate Capital, perusahaan manajemen investasi berbasis di Singapura melalui Circulate Capital Ocean Fund (CCOF) mengumumkan telah berinvestasi di Prevented Ocean Plastic Southeast Asia. Investasi ini untuk memperluas infrastruktur daur ulang limbah plastik di Indonesia.

Perluasan infrastruktur tersebut diharapkan dapat mencegah kebocoran limbah plastik ke laut dan meningkatkan pendapatan masyarakat setempat. Ambisi Prevented Ocean Plastic Southeast Asia, mengembangkan sebuah model terukur dan berkelanjutan yang dapat menjadi standar terbaik untuk industri daur ulang plastik di Asia Tenggara.

Founder dan CEO Circulate Capital Rob Kaplan mengatakan, upaya pengumpulan limbah plastik dari pulau-pulau di Indonesia untuk kegiatan daur ulang tentunya sangat menantang dan mahal dalam segi logistik. Terlebih, 124 juta orang atau sekitar 45 persen populasi tinggal di luar pusat ekonomi Indonesia, Pulau Jawa.

"Realita bahwa harus mengumpulkan sampah plastik dari 17.000 pulau mempersulit betapa rumitnya krisis polusi plastik di Indonesia. Hal ini disebabkan karena banyak tantangan logistik dan kompleksitas dalam rantai nilai daur ulang limbah plastik," ujar Rob, Selasa (18/1/2022).

Melalui pendanaan dari CCOF, Prevented Ocean Plastic Southeast Asia akan membangun rantai nilai pengumpulan dan daur ulang plastik yang sistematis di beberapa wilayah pesisir luar Jawa, terutama di wilayah Kalimantan dan Sulawesi. Sebagai bagian dari rencana ini, 12 pusat pengumpulan limbah plastik dan 3 pusat agregasi dengan skala yang lebih besar akan dibangun.

Dengan menggabungkan kekuatan unik para mitranya, Prevented Ocean Plastic Southeast Asia berharap dapat dengan sukses membangun pasokan komoditas plastik daur ulang berkualitas premium, bersertifikat, dan dapat ditelusuri asalnya (traceable) untuk pasar global.

Adanya infrastruktur tersebut juga diharapkan dapat meningkatkan dampak lingkungan, sosial, dan ekonomi di seluruh mata rantai, mulai dari para pengumpul limbah plastik di Indonesia hingga ke konsumen akhir.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Model Bisnis

Model bisnis Prevented Ocean Plastic Southeast Asia dirancang untuk merampingkan proses logistik dan pengumpulan limbah, sehingga efisiensi dapat maksimal dan biaya terkurangi. Seluruh aktivitas di pusat-pusat pengumpulan limbah juga akan melalui proses audit dan sertifikasi dari program terdepan Prevented Ocean Plastic yang penting dilakukan untuk mendapat akses pasar dan harga premium komoditas plastik daur ulang.

Dalam periode 10 tahun, perusahaan ini memperkirakan bahwa aktivitasnya akan dapat mencegah kebocoran 400.000 ton limbah plastik ke laut, menghindari 800.000 ton emisi GHG, sekaligus menciptakan 1.000 lapangan kerja dan membuka peluang pendapatan baru bagi ribuan pengumpul limbah plastik.

Rob Kaplan mengaku, pihaknya sangat antusias untuk dapat turut berinvestasi di Prevented Ocean Plastic Southeast Asia dalam membangun jaringan pengumpulan sampah plastik yang unik dan efektif mengatasi tantangan infrastruktur tersebut.

"Terlebih lagi, Prevented Ocean Plastic Southeast Asia akan memenuhi permintaan pasar yang sudah mulai terbuka dan menerima penggunaan plastik daur ulang bekualitas tinggi dan traceable. Proyek ini berpotensi menjadi blueprint infrastruktur daur ulang dan ekonomi sirkular terbaik di kelasnya dan di seluruh kawasan Asia Tenggara," tuturnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.