Sukses

Buwas: Perum Bulog Rugi Rp 4 Triliun dari Penugasan Pemerintah

Mendapat penugasan dari pemerintah nampaknya tak selalu menguntungkan. Seperti yang dialami Perum Bulog soal penugasan terkait beras.

Liputan6.com, Jakarta Mendapat penugasan dari pemerintah nampaknya tak selalu menguntungkan. Seperti yang dialami Perum Bulog soal penugasan terkait beras.

Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso buka-bukaan terkait kerugian dialami Perum Bulog akibat penugasan beras dari pemerintah. Bahkan, nilai kerugian yang ditelan Bulog hampir mencapai Rp4 triliun.

"Kalau penugasan saya bilang kita tidak pernah untung. Tadi kan saya bilang hampir Rp4 triliun tidak terbayar oleh negara yang belum dibayar kepada kita," kata Budi Waseso, dalam rapat kerja bersama dengan Komisi IV DPR RI, Senin (30/8/2021).

Dia menekankan, dengan jumlah hampir Rp4 triliun belum dibayarkan oleh negara maka secara otomatis Perum Bulog rugi. Hal ini berbeda dengan beras komersil dilakukan Bulog yang mengalami untung.

"Tapi kalau bicara soal komersil saya nyatakan kita untung. Tapi presentasi kecil dibandingnkan dengan penugasan," kata pria yang akrab dipanggil Buwas itu.

Sebab, jika dikomper dari keuntungan didapat beras komersil tidak akan bisa menutup kerugian daripada beras penugasan pemerintah. "Itu tidak ada apa-apanya. Sampai sekarang kita rugi," imbuhnya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

KPI BUMN

Atas dasar itu, pihaknya meminta secara langsung kepada Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUM), Erick Thohir agar menilai kinerja perusahaan BUMN tidak dari untung dan rugi saja. Namun bisa lebih kompleks secara keseluruhan kinerja.

"Saya kemarin sama kementerian BUMN saya sampaikan kita jangan dinilai dengan untung rugi. Kaena kalau kita bicara komersil kita untung tapi kalau dicampur dengan penugasan kita rugi," tandasnya.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.