Sukses

Orangtua, Ini Cara Ajarkan Anak Bertanggung Jawab Kelola Keuangan!

Orangtua tidak hanya bertugas membesarkan dan merawat anak, tetapi juga berperan untuk mengajarkan tentang banyak hal termasuk tanggung jawab finansial.

Liputan6.com, Jakarta Anak-anak belum tahu bagaimana mengatur finansial yang cerdas ketika di sekolah. Oleh karena itu, orang tua punya peran besar untuk mengajarkannya. Sebagai dasar, setidaknya anak-anak harus mengetahui dan memahami prinsip-prinsip keuangan pribadi yang sehat agar bisa mempraktikannya dengan baik sejak dini.

Orangtua tidak hanya bertugas membesarkan dan merawat anak, tetapi juga berperan untuk mengajarkan tentang banyak hal termasuk tanggung jawab finansial ke anak-anak.

Alangkah lebih baiknya, segala hal yang perlu diajarkan kepada anak itu dimulai sejak dini. Sebab, didikan tersebut akan membantu sang anak untuk tumbuh dan berkembang menjadi dewasa dengan lebih baik.

Bahaya Tidak Mengajarkan Anak Tentang Keuangan

Ketika orangtua tidak mengajarkan tentang keuangan, mungkin akan muncul beberapa masalah yang dirasakan oleh anak-anak.

Menurut sebuah buku yang berjudul Allowances: Dollars and Sense karya Paul Lemitte, berikut ini enam bahaya jika orangtua tidak mengajarkan anak tentang keuangan, seperti dikutip dari laman The Balance, Senin (23/8/2021):

1. Ketergantungan finansial

Anak-anak bisa jadi tidak bertanggung jawab secara finansial, tidak terampil mengatur keuangan, bahkan akan bergantung kepada Anda sebagai orangtua.

2. Rusaknya perilaku

Selain memiliki ketergantungan finansial, anak-anak juga mungkin akan melakukan tindakan yang bisa merusak nilai dirinya sendiri. Mungkin anak-anak akan kecanduan harta benda atau bahkan percaya bahwa kebahagiaan bisa didapat jika anak Anda memiliki gadget atau mainan terbaru.

3. Berutang

Tidak menutup kemungkinan bahwa jika orang tua tidak mengajarkan anak tentang finansial, suatu saat ketika sudah beranjak dewasa anak Anda memiliki banyak utang.

Itu bisa terjadi karena Anda tidak mengajarkan bagaimana mengatur keuangan dengan baik, seperti menabung untuk masa depan atau menjadi konsumen yang bijak.

4. Hilang kepercayaan diri

Anak-anak mungkin merasa kurang percaya diri untuk membuat keputusan keuangan yang baik. Hal ini kemudian bisa memengaruhi bagian lain dari kehidupan sang anak.

5. Terjadi konflik keluarga

Tidak sedikit keluarga yang merasakan konflik karena faktor keuangan. Banyak sebuah keluarga yang terpecah karena perselisihan yang diakibatkan uang. Sebagai orangtua, Anda harus bisa memberikan prinsip yang kuat kepada anak untuk menghindari hal buruk ini terjadi.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Latih Anak Agar Bertanggung Jawab Secara Finansial

Jika ingin anak-anak tumbuh menjadi dewasa yang bertanggung jawab secara finansial, janganlah Anda sebagai orangtua lalai untuk mengajarkannya. Didiklah anak Anda untuk cerdas mengatasi finansial sejak dini. Ajarkanlah mulai dari hal kecil, seperti bagaimana cara menabung dan tidak boros.

Masih dalam buku yang sama, Lermiite juga membahas prinsip-prinsip yang perlu dipahami dan diterapkan oleh orangtua untuk mengajarkan tanggung jawab keuangan kepada anak-anak. Prinsip-prinsip itu antara lain.

1. Berdiskusi tentang keuangan

Diskusikanlah masalah keuangan dengan anak-anak. Tidak hanya sekali, tetapi secara berkelanjutan. Melakukan hal ini bukan berarti Anda membebankan anak-anak tentang masalah keuangan, melainkan agar anak-anak tahu tindakan apa yang seharusnya dilakukan.

2. Mulai sejak dini

Lebih baik jangan menunda untuk mengajarkan anak tentang tanggung jawab finansial. Untuk itu, mulailah lebih awal untuk mengajarkannya. Mungkin Anda bisa coba memulainya ketika anak Anda berusia lima atau enam tahun. Akan tetapi, ajarkan terlebih dulu dasar-dasarnya, jangan dulu ajarkan hal yang terlalu berat.

3. Beri kesempatan untuk mencoba

Sesekali beri kesempatan anak untuk coba melakukan sesuatu dengan sendiri. Misalnya saat setor tunai atau melakukan penarikan uang di mesin ATM.

Selain itu, Anda juga bisa memberikan kesempatan ketika anak Anda ingin berbelanja dengan uangnya sendiri. Biarkan anak Anda memutuskan dengan sendirinya apa yang ingin dibeli. Anda sebagai orangtua harus tetap mengawasi, mengingatkan, dan diperbolekan pula memberikan saran.

4. Biarkan anak melakukan kesalahan

Sesekali membiarkan anak untuk melakukan kesalahan juga termasuk pembelajaran. Misalnya ketika anak Anda terlalu boros dalam berbelanja, biarkanlah dulu.

Setelah itu, buatlah anak Anda tersadar bahwa hal itu tidak baik untuk dilakukan. Dari situlah anak Anda kemudian akan belajar. Dia tentu akan belajar dari kesalahan yang didapat dari pengalamannya.

5. Tetapkan batas

Dari semua hal yang sudah disebutkan, seperti memberikan kesempatan untuk mencoba, membiarkan anak melakukan kesalahan, atau mulai sejak dini, Anda juga harus menetapkan batasan.

Misalnya tetapkanlah batasan untuk mempelajari prinsip-prinsip penting mengenai keuangan. Mereka mungkin akan berpikir bahwa uang tidak terbatas. Biarkan anak Anda belajar membuat pilihan berdasarkan batasan finansial.

6. Susun hal-hal yang sudah dipelajari

Terakhir, susunlah segala hal yang sudah Anda ajarkan kepada anak mengenai tanggung jawab finansial. Rangkuman tersebut mungkin akan membantu anak untuk menetapkan rencana keuangan, seperti tabungan dan pengeluaran.

 

 

Reporter: Aprilia Wahyu Melati

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.