Sukses

Sri Mulyani Ungkap Strategi Pemerintah Tarik Investor Ritel di Penerbitan Surat Berharga

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah menerbitkan Surat Berharga Ritel (SBR) Seri 010. Dana yang berhasil dihimpun dalam penerbitan tersebut mencapai Rp 7,5 triliun.

Menteri Keuangan Sri Mulayani Indrawati mengatakan, penerbitan SBR 010 ini menjadi rekor tertinggi dari penerbitan SBR. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat sangat percaya untuk membeli SBN dan memegangnya hingga waktu jatuh tempo.

"Kami jual SBR 010 ini ini kembali mencatat rekor tinggi. SBR 010 kita bisa terbitkan Rp 7,50 triliun," kata Sri Mulyani dalam Virtual Opening Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (Like IT), Jakarta, Selasa (3/8/2021).

Penjualan SBR 010 mampu mencetak rekor tertinggi karena ditawarkan dalam denominasi yang kecil. Sehingga bisa menyerap banyak para investor dari berbagai kalangan.

Ini sekaligus membuat citra baru bahwa surat berharga negara atau obligasi juga bisa dibeli dengan harga dibawah puluhan juta.

"Jadi enggak akan ada bayangan lagi kalau obligasi negara ini kayaknya harus punya uang triliunan, puluhan miliar atau jutaan. Hanya dengan Rp 1 juta bisa membeli obligasi, bahkan kita pernah buat di bawah Rp 1 juta," kata dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Strategi Berhasil

Strategi pemerintah ini mampu memperluas keikutsertaan masyarakat dalam pembelian surat berharga negara (SBN). Tercermin dari jumlah pembeli SBR 010 yang tercatat mencapai 23.337 investor. Dari jumlah tersebut sebanyak 9.068 atau sekitar 38,9 persennya merupakan investor ritel baru.

"Kita punya 23.337 investor yang investasi di SBR 010 dan yang bikin kita sangat gembira, sebanyak 9.068 atau 38,9 persennya itu investor baru," tutur Sri Mulyani.

Selain itu, para investor tersebut tersebar di seluruh Indonesia. Sehingga dia menyebut masyarakat memang membutukan intrumen untuk berinvestasi yang baik dan terpercaya.

"Saya sangat hargai kerpercayaan ini dan memang masyarakat membutuhkan instrumen yang baik dan bisa dipercaya. Ini tentu akan kita jadikan pasar obligasi yang semakin dalam," kata dia.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.