Sukses

SKK Migas Gandeng TNI AL Cari Kandungan Minyak dan Gas di Dalam Laut

SKK Migas bersama KKKS telah melakukan beberapa mitigasi kemaritiman sesuai peraturan dan ketentuan yang berlaku.

Liputan6.com, Jakarta - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menggandeng Pusat Hidro Oseanografi TNI Angkatan Laut (Pushidrosal), untuk mendukung peningkatan usaha pencarian cadangan minyak dan gas bumi (migas) di laut dalam.

Penandatanganan kerjasama dilakukan oleh Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dan Kepala Pusat Hidro Oseanografi TNI Angkatan Laut Laksamana Madya TNI Agung Prasetiawan, di kantor SKK Migas, Jakarta pada Rabu (16/6/2021).

Dwi Soetjipto mengatakan, kerjasama antara SKK Migas dengan Pushidrosal memiliki arti yang sangat penting dan strategis, karena sektor hulu migas memiliki fasilitas yang berada di pantai, bawah air maupun di lepas pantai (offshore) dan tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.

Untuk itu, dibutuhkan pemetaan fasilitas di laut untuk mendukung operasional hulu migas yang optimal dan sebagai aset yang strategis, sehingga akan memudahkan dalam melakukan pengamanan asset hulu migas, mengingat wilayah laut Indonesia sangat luas dan sebagian wilayah operasi hulu migas dan fasilitasnya berada di perbatasan laut dengan negara lainnya.

“Kerja sama ini tidak hanya memiliki arti ekonomi dalam memandang fasilitas hulu migas di perbatasan, tetapi juga aspek kedaulatan negara. Kerjasama ini juga dibutuhkan terutama untuk mengawal kegiatan eksplorasi dan eksploitasi yang menyimpan sumber daya migas cukup menjanjikan,” kata Dwi, di Jakarta, Rabu (16/6/2021).

Dwi melanjutkan, saat ini potensi sumber daya migas di kawasan laut dalam mulai menarik untuk dikembangkan. Potensi cadangan di kawasan laut dalam cukup besar, saat ini Indonesia memiliki tiga proyek yang sedang dikembangkan, antara lain di Kalimantan Timur Kutai Basin dan Proyek Abadi Masela di Laut Arafura.

"Selain itu masih ada 108 cekungan yang sebagian berada di laut yang menunggu untuk dikembangkan,” tambahnya.

Selain itu terdapat 38 Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang mengoperasikan fasilitas hulu migas di laut meliputi antara lain 48 lokasi terminal hulu migas, fasilitas anjungan lepas pantai (platform) mencapai 520 unit dan terdapat ribuan kilometer pipa bawah air yang harus dijaga keamanan dan keandalannya.

“Upaya meningkatkan produksi migas nasional harus didukung dengan fasilitas produksi yang handal. Tidak hanya handal, tetapi juga fasilitas operasional hulu migas harus terdata dengan baik, agar memudahkan dalam inventarisasi asset, pemeliharaan maupun pengamananya," ujarnya.

Pengembangan industri hulu migas masih sangat diharapkan untuk dapat terus menopang pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Sampai dengan tahun 2050, peran hulu migas masih dominan dalam penyediaan kebutuhan energi yang terus meningkat.

“Berdasarkan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) kebutuhan energi ditahun 2050 yang berasal dari minyak mencapai 3,97 juta barrel atau meningkat 139 persen dan gas mencapai 26.112 MMSCFD atau meningkat 298 persen dibandingkan saat ini,” tutur Dwi.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Mitigasi Kemaritiman

Dalam rangka menjamin keselamatan pelayaran dan keamanan fasilitas migas di laut, SKK Migas bersama KKKS telah melakukan beberapa mitigasi kemaritiman sesuai peraturan dan ketentuan yang berlaku, diantaranya pembangunan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP), penetapan Daerah Terbatas Terlarang (DTT), dan pemetaan fasilitas migas ke dalam Peta Laut Indonesia.

Kerjasama antara SKK Migas dan mitra kerja KKKS dengan Pushidrosal sangat penting untuk menunjang kegiatan tersebut di atas.

Pada kesempatan yang sama Kepala Pusat Hidro Oseanografi TNI AL Agung Prasetiawan menyatakan, siap mendukung upaya SKK Migas dalam menjaga kinerja dan produksi migas untuk mendukung pembangunan nasional. Kerjasama pemetaan fasilitas migas di laut sudah dilakukan sejak era BP Migas.

“Selain itu, pemetaan laut, penerapan operasional berwawasan lingkungan, serta akan menjadi navigas baik untuk TNI maupun masyarakat. Dengan kerjasama ini untuk selanjutnya akan dilakukan pembaharuan peta laut, sehingga dengan peta baru tersebut akan semakin meningkatkan keselamatan pelayaran”, tutup Agung.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.