Sukses

Korporasi Petani ala Menteri Pertanian Terus Diperluas

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo terus giat mendorong korporasi petani di berbagai daerah

Liputan6.com, Jakarta Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo terus giat mendorong korporasi petani di berbagai daerah. Menurutnya, korporasi petani akan meningkatkan nilai tambah, daya saing, mengembangkan produk turunan dan meningkatkan kesejahteraan petani itu sendiri dalam menghadirkan pertanian yang maju, mandiri dan modern.

Tumbuhnya korporasi petani menjadi salah satu program prioritas untuk membangun proses bisnis dari hulu ke hilir. Sebab Pertanian, merupakan penopang utama pertumbuhan ekonomi nasional salah satunya dalam menghadapi pandemi Covid-19 saat ini.

Sejalan dengan arahan Mentan, pada awal Juni lalu bertempat di Kebun Stevia PT Bejana Kasih Sempurna, Pacuan, Desa Tountimomor, Kecamatan Kakas Barat, Kabupaten Minahasa, Prov. Sulawesi Utara, telah dilaksanakan kegiatan launching pengembangan stevia pertama di Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara.

Chief Executive Officer PT BKS, Oktavianus Minanga manyampaikan rasa terimakasihnya dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Direktorat PPH Perkebunan, Dinas Perkebunan Prov. Sulawesi Utara, Kepala Balai Karantina Sulawesi Utara dan intansi terkait lainnya atas kontribusi dan peran serta masing-masing hingga terlaksananya kegiatan ini.

"Kami mengakui bahwa terdapat proses-proses yang harus kami lalui atas kerjasama investasi dari perusahaan stevia asal korea selatan ini hingga saat ini kami bisa melakukan panen perdana secara simbolis dan penandatanganan MoU," katanya kepda wartawan, Selasa (15/6/2021).

Bahkan, lanjut Oktavianus, seluruh perijinan terkait pengembangan stevia di Indonesia sudah dimiliki oleh PT BKS antara lain Surat Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia terkait ijin pemasukan benih stevia dari Stevia Farms.co.Ltd, Ijin produsen benih stevia dari Dinas perkebunan propinsi Sulut, Pusat Perlindungan Tanaman dan Perizinan Pertanian serta Kepala Badan Karantina Pertanian.

Lebih lanjut dikatakan bahwa PT BKS melakukan penanaman di lahan 7 Ha dengan benih Yun Nong stevia berasal dari Stevia Farms.co.Ltd Korea.

"Kami melibatkan masyarakat petani di sekitar kebun dengan sistem contract farming dan hasil panen stevia akan di ekspor ke Korea Selatan sebagai bahan pangan dan farmasi. Jika tidak ada halangan, sekitar bulan September/ Oktober, kami akan melakukan ekspor perdana ke Korea Selatan melalui port Bitung. Dengan nilai investasi USD 34 juta, perusahaan korea akan segera membangun pabrik atau industry pengolahan stevia di Indonesia," katanya.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Apresiasi Kementan

Pada kesempatan yang berbeda, ditempat terpisah, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan, Ir. Dedi Junaedi, M.Sc menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada PT BKS dan semua yang terlibat dalam kegiatan ini atas kemajuan budidaya stevia ini hingga launching pada hari ini.

"Tanaman stevia saat ini menjadi salah satu tanaman prospektif khususnya sebagai tanaman pemanis rendah kalori substitusi gula tebu. Produksi gula tebu dalam negeri tidak dapat memenuhi kebutuhan gula dalam negeri yang terus meningkat, sejalan dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk Indonesia sehingga Indonesia banyak melakukan impor. Dengan adanya diversifikasi sumber pemanis selain Gula Kristal Putih GKP dan Gula Merah, diharapkan dapat mengurangi beban impor, sehingga dapat mendukung pemerintah dalam mewujudkan swasembada pemanis terutama untuk kebutuhan konsumsi rumah tangga," katanya.

Kendala utama dalam pengembangan tanaman stevia di Indonesia, Lanjut Dedi, salah satunya adalah penyediaan varietas unggul masih terbatas sehingga kedepan perlu didukung oleh teknik perbanyakan bahan tanaman bermutu dan efisien secara masal, serta teknologi budidaya.

Kerjasama kemitraan dengan Stevia Farms ini diharapkan dapat mengatasi hal tersebut sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan mutu produk.

Selain itu belum terbentuknya rantai pasar yang jelas dan konektivitas antara permintaan dan penawaran sehingga petani belum tertarik untuk menanam stevia pada skala luas, namun untuk seluruh hasil budidaya stevia dengan bibit unggul yang berasal dari korea, CEO PT BKS menjamin bahwa seluruh hasilnya akan dibeli dengan harga yang sudah ditentukan diawal dan dituangkan dalam kontrak dengan petani yang menanam. Daun stevia yang dihasilkan dari lahan yang ada saat ini, baru dikeringkan dan dijual sebagai daun stevia kering oleh petani.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.