Sukses

Terlalu Bergantung pada Pariwisata, Pemerintah Bakal Rombak Ekonomi Bali

Pemerintah tengah berupaya agar Bali tidak terlalu bergantung pada sektor pariwisata.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah tengah berupaya agar Bali tidak terlalu bergantung pada sektor pariwisata. Hal ini belajar dari pandemi Covid-19 yang sangat menekan perekonomian Bali karena terganggunya sektor wisata.

Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenko Marves, Odo R.M. Manuhutu, mengungkapkan pemerintah akan mentransformasi perekonomian Bali. Hal ini merupakan rencana lain pemerintah untuk membantu kebangkitan perekonomian Pulau Dewata yang tertekan pandemi Covid-19.

Program Work From Bali pun dicanangkan untuk membantu sektor pariwisata Bali.

"Rencana lain pemerintah adalah proses untuk transformasi perekonomian Bali, sehingga tidak terlalu bergantung pada sektor pariwisata yang mencapai 56 persen," jelas Odo dalam konferensi pers pada Sabtu (22/5/2021).

Transformasi ini, katanya, sedang dibahas oleh pemerintah bersama dengan Pemerintah Daerah (Pemda), Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), dan Bank Indonesia (BI). Transformasi ini disebut akan meluncur pada September 2021.

"Dengan proses transformasi ini, Bali diharapkan punya perekonomian yang kokoh dan ekonominya terdiversifikasi dengan baik," jelas Odo.

Ditambahkan Kepala Perwakilan BI Provinsi Bali, Trisno Nugroho, pertumbuhan ekonomi Bali sebanyak 52-56 persen bergantung dari pariwisata. "Seperti halnya kereta api, lokomotifnya ekonomi Bali itu memang pariwisata sejak lama," tuturnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pertumbuhan Ekonomi Bali

Diungkapkannya, tahun lalu dari 34 provinsi di Indonesia, pertumbuhan perekonomian Bali yang paling tertekan dengan kontraksi 9,31 persen secara Year over Year (YoY).

Sesuai dengan arah pertumbuhan nasional, Bali pada kuartal I 2021 tumbuh -9,85 persen yoy, sedikit membaik dibandingkan kuartal sebelumnya minus 12,21 persen yoy. Namun, pertumbuhan perekonomian Bali secara kuartalan masih mengalami kontraksi, lebih dalam dibandingkan kuartal sebelumnya.

"Kita sempat naik sedikit tapi secara keseluruhan Bali sangat berat untuk menahan pertumbuhan ekonominya tidak terlalu dalam ya. Kalau ini terus kita biarkan, proyeksi kami sampai akhir 2021 tapi kami tidak menyerah, itu kemungkinan pertumbuhan ekonomi Bali bisa juga ada potensi ke bawah untuk kontraksi. Sementara di pulau-pulau lain sudah mulai positif, jadi demikian beratnya," jelas Trisno.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.