Sukses

Kontribusi PNBP kemenkominfo Terbesar Dibanding Kementerian Lain dalam 5 Tahun

Potensi PNBP dari Kemenkominfo masih berpotensi meningkat karena ketergantungan penggunaan teknologi semakin tinggi.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika (kemenkoinfo) menjadi kementerian yang paling besar menyetorkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sepanjang 2016 hingga 2020. Pada 2016 kementerian yang saat ini dipimpin oleh Johnny G Plate ini menyumbang PNBP sebesar Rp 14 triliun. Sedangkan pada 2020 mencapai Rp 18,3 triliun.

Analis Kebijakan Ahli Madya Pusat Kebijakan Pendapatan Negara (PKPN) Kementerian Keuangan (kemenkeu) Slamet Widodo mengatakan, PNBP yang diterima dari Kemenkominfo siginifikan lebih besar dibandingkan dengan kementerian lain.

"Untuk PNPB lainnya lebih besar itu dari PNBP Kementerian Lembaga. PNPB Kementerian Lembaga kalau kita lihat kontributornya itu terbesar dari Kemenkominfo," ujar Slamet, Jakarta, Senin (3/5/2021).

Slamet melanjutkan, potensi penerimaan dari Kemenkominfo masih berpotensi meningkat karena ketergantungan penggunaan teknologi semakin tinggi dalam beberapa waktu terakhir. "Mungkin ini potensinya ke depan tinggi, karena ke depan sektor informatika cukup besar," paparnya.

Adapun 6 kementerian yang memiliki penerimaan PNBP tertinggi dalam 5 tahun terakhir adalah Kemenkominfo, Kemenhub, Kepolisian Negara, Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian ATR/BPN.

 

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Sri Mulyani: Punya Laut Luas, PNBP Sektor Perikanan Sangat Minimal

Sebelumnya, Penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari sektor perikanan masih sangat minim. Padahal Indonesia memiliki wilayah perairan atau laut yang luas.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, sektor perikanan pada Maret 2021 hanya mampu tumbuh 19 persen. Angka ini memang naik signifikan dibandingkan dengan Maret 2020 yang mengalami kontraksi atau -5,7 persen. Namun pertumbuhan itu masih dirasa sangat minim.

Bendahara Negara itu pun beraharap, ke depannya sektor perikanan mampu membalikan tren peningkatan PNBP yang konstan. Atau meningkat sesuai dengan nilai SDA yang Indonesia miliki.

"Kita berharap perikanan akan menyumbangkan PNBP, karena selama ini meskipun punya laut yang luas dan ikan yan banyak, PNBP sangat minimal," katanya dalam konferensi pers APBN Kita, Kamis (22/4).

Sri Mulyani melanjutkan, PNBP Sumber daya alam nonmigas lainnya, dari panas bumi masih mengalami pertumbuhan yang minim yakni 2 persen. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan Maret 2020 yang pertumbuhannya mencapai 17,3 persen.

Kemudian di sektor kehutanan dan minerba, sebaliknya mengalami peningkatan. Di mana masing-masing PNBP kehutanan tumbuh 138 persen dan minerba 52,5 persen pertumbuhannya

3 dari 3 halaman

Tambang

Sementara itu, PNBP lainnya seperti hasil tambang batubara, layanan komunikasi dan informatika, serta layanan pertanahan serta layanan pada kantor urusan agama untuk pernikahan, mengalami kenaikan 64,6 persen. Kemudian, pendapatan BLU dari kelapa sawit, juga mengalami lonjakan tinggi yakni 86,1 persen.

"Keliatan PNBP adalah disumbang dari sumber daya alam nonmigas. Yang migas masih mengalami penurunan, karena tahun lalu masih cukup tinggi harganya dibandingkan tahun ini," jelas Sri Mulyani.

Adapun secara keseluruhan, PNBP pada Kuartal I-2021, mulai menunjukkan pertumbuhan, karena beberapa harga komoditas seperti batubara, emas, perak, timah, dan nikel juga sudah mulai naik.

"Pendapatan SDA non migas yakni 38,1 persen dibandingkan tahun lalu. Kita sudah mengumpulkan PNBP Rp88,1 triliun atau 29,5 persen dari target APBN," tutupnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.