Sukses

Banyak Tak Layak Huni, Kediri Ajukan Bantuan Bedah Rumah untuk Kampung Inggris

Kabupaten Kediri membutuhkan program BSPS atau bedah rumah sebanyak 1.400 rumah.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Perumahan akan bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kediri untuk mengentaskan rumah tidak layak huni (RTLH) di Kampung Inggris, Kediri lewat program bedah rumah.

Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR Khalawi Abdul Hamid mengatakan, saat ini masih banyak pemerintah daerah yang mengalami masalah banyaknya rumah tidak layak huni.

"Kami siap membantu pemda termasuk Pemkab Kediri yang ingin mengentaskan masalah rumah tidak layak huni di daerah Kampung Inggris," ujar Khalawi dalam keterangan tertulis, Senin (19/4/2021).

Khalawi menerangkan, salah satu bantuan perumahan yang dapat dimanfaatkan pemerintah daerah untuk mengurangi jumlah RTLH adalah program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) atau bedah rumah.

Rumah tidak layak huni nantinya akan mendapatkan dana stimulan sebesar Rp 20 juta yang dapat digunakan oleh masyarakat penerima bantuan untuk pembelian bahan material bangunan dan upah tukang.

"Dalam Program BSPS ini kami juga melibatkan masyarakat secara berkelompok membangun rumah tidak layak huni dengan dana stimulan. Untuk dana yang kami salurkan adalah Rp 20 juta, dimana untuk pembelian bahan bangunan Rp 17,5 juta, dan sisanya Rp 2,5 juta untuk upah tukang," paparnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Butuh Bantuan

Sementara Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana menyatakan, setiap kepala daerah pasti membutuhkan bantuan serta program dari pemerintah pusat.

"Kebetulan Program BSPS yang punya hajat adalah Kementerian PUPR. Maka saya menyampaikan bahwa tahun ini Kabupaten Kediri membutuhkan program BSPS sebanyak 1.400 sekian rumah," terangnya.

Hanindhito menyampaikan, program bedah rumah ini sangat dibutuhkan untuk merubah hunian masyarakat di Kampung Inggris agar lebih layak huni dan sehat. Ini lantaran Kampung Inggris merupakan kawasan Eduwisata yang jadi tempat orang untuk berwisata dan belajar, sehingga penataan kawasan dan perumahan masyarakat bisa lebih baik lagi.

"Tapi persoalan di Kampung Inggris per hari ini adalah tata kelolanya sudah tidak tertata dengan baik. Pompa air sudah sangat berdekatan dengan septic tank. Dan pada saat saya tes air di sana, saya kasih kaporit reaksinya langsung berubah menjadi warna hitam," tuturnya.

"Selain bantuan perumahan melalui bedah rumah masyarakat, saya juga akan berkomunikasi dengan Dirjen Sumber Daya Air (SDA) agar kualitas air masyarakat bisa diperbaiki dan lebih layak konsumsi," tandas Hanindhito.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.