Sukses

Sedih, 1.033 Restoran di Jakarta Tutup Permanen sejak September 2020

1.033 restoran yang gulung tikar lantaran terdampak berbagai kebijakan pembatasan sosial yang dilakukan secara estafet di ibu kota.

Liputan6.com, Jakarta - Terdapat kurang lebih 1.033 restoran di Jakarta yang tutup permanen sejak September 2020 hingga saat ini. Temuan ini berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Pusat.

"PHRI Pusat melakukan survei di September 2020 terhadap 9.000 lebih restoran di seluruh Indonesia, dengan 4.469 responden. Ditemukan sekitar 1.033 restoran yang tutup permanen di Jakarta sejak September 2020 sampai sekarang," ujar Wakil Ketua Umum PHRI Bidang Restoran, Emil Arifin, dalam konferensi pers virtual, Jumat (5/2/2021).

Emil mengatakan, 1.033 restoran yang mengalami gulung tikar itu lantaran terdampak berbagai kebijakan pembatasan sosial yang dilakukan secara estafet di ibu kota. Sebab, saat kebijakan pembatasan sosial berlangsung dengan sendirinya turut memangkas pendapatan bisnis restoran.

"Karena kebijakan pembatasan sosial ini turut membatasi jam operasional dan kapasitas tempat duduk. Ini memberatkan," terangnya.

Oleh karena itu, dia optimis saat kebijakan lockdown akhir pekan di ibu kota diterapkan bakal ada lonjakan jumlah restoran yang mengalami gulung tikar itu. Dimana jumlahnya mencapai sekitar 750 restoran.

"Jika opsi ini (lockdown akhir pekan) berjalan, bisa dipastikan penutupan restoran secara permanen akan mencapai sekitar 750," tutupnya.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Anies Baswedan Tegaskan Tidak Ada Lockdown Akhir Pekan di Jakarta

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menegaskan tidak ada penerapan karantina wilayah atau lockdown pada akhir pekan di ibu kota. Penegasan ini sekaligus menjawab wacana lockdown weekend yang bergulir liar.

"DKI Jakarta tidak merencanakan penerapan kebijakan lockdown akhir pekan," ucap Anies Baswedan, Jumat (5/2/2021).

 

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu juga menegaskan bahwa Pemprov DKI tidak pernah mempertimbangkan rencana tersebut.

Dibanding lockdown akhir pekan, Anies menyatakan, Pemprov DKI akan kembali merencanakan durasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo untuk membatasi aktivitas masyarakat.

“Pembatasan kegiatan dan segala protokol kesehatan yang berlaku di dalamnya harus kita jalankan bersama secara tertib setiap saat, bukan hanya di akhir pekan, dan bukan hanya di malam hari. Virusnya menyebar terus tanpa mengenal waktu,” tambahnya.

3 dari 3 halaman

Ingatkan Masyarakat Patuhi Prokes

Anies kembali mengingatkan warga untuk disiplin menerapkan upaya pencegahan penularan Covid-19, serta atas kesadaran sendiri berdiam di rumah bila tidak ada keperluan esensial.

Sementara itu, Pemprov DKI terus meningkatkan kapasitas testing, kapasitas tracing, dan kapasitas faskes (treatment) untuk perawatan.

Berkaca pada kasus lonjakan di masa libur panjang, kasus selalu naik. Terlebih, pada minggu depan, memasuki akhir pekan panjang perayaan Imlek.

“Saya imbau, kita semua jangan bepergian ke luar kota, tahan diri untuk tidak mengunjungi tempat-tempat keramaian, dan sebisanya di rumah saja bila tidak ada keperluan esensial. Ini penting untuk menjaga kasus aktif tidak terus bertambah. Mari jaga terus diri dan lingkungan kita dengan menegakkan 3M,” pesannya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.