Sukses

Erick Thohir Sebut Setiap Vaksin Covid-19 Punya Kode Sesuai Pasien yang Disuntik

Pemerintah telah menyiapkan kode di setiap dosis vaksin COVID-19 untuk memastikan vaksin disuntikkan ke orang yang tepat.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan pihaknya telah menyiapkan kode di setiap dosis vaksin COVID-19 untuk memastikan vaksin disuntikkan ke orang yang tepat.

"Kementerian BUMN menyiapkan sistem salah satunya bagaimana di vaksin itu ada barcode-nya, jadi sampai mobil itu bisa dipantau sehingga sampai ke provinsi dengan baik. Kami berharap setelah sampai ke provinsi juga hingga ke daerah terpencil terjaga baik," kata Erick Thohir di Gedung KPK Jakarta, dikutip dari Antara, Jumat (8/1/2021).

Erick Thohir menyampaikan hal tersebut seusai pertemuan dengan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, dua pimpinan KPK Alexander Marwata dan Lili Pintauli Siregar, Deputi Pencegahan KPK Pahala Nainggolan, serta sejumlah pejabat terkait lain seperti Irjen Kemenkes Murti Utami dan Dirut Bio Farma Honesti Basyir.

"Dan Alhamdulillah ini kesempatan bagi bangsa kita, kapan lagi memperbaiki sistem data base kita yang selama ini terpencar-pencar jadi bisa dikumpulkan karena harus vaksinasi," tambah Erick Thohir.

Basis data tersebut, menurut Erick Thohir, juga akan didasarkan dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang ada di Kementerian Dalam Negeri karena pelaksanaan vaksinasi tidak hanya sekali.

"Tahun depan kan harus divaksin lagi, jadi suka atau tidak suka maka data akan terkumpul. Kami sangat terbuka dan transparan dan kapan lagi punya data sangat transparan. KPK menyambut baik hal ini dan mendampingi program pembentukan satu data walau pemain utamanya tetap Pak Menkes dan Kementerian BUMN mendukung dan juga Mendagri," ungkap Erick Thohir.

Senada dengan Erick Thohir, Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan dengan barcode tersebut, vaksin dapat dicegah untuk tidak disuntikkan ke orang yang belum seharusnya disuntik.

"Kita dibantu Pak Menteri BUMN, semua viral vaksin ada barcode untuk dealing dengan siapa yang disuntik, jadi one by one ketahuan. Tetesan-tetesan vaksin yang mungkin tadinya mau dipakai jadi tetesan nafkah para koruptor mudah-mudahan bisa dikurangi karena semua sudah terintegrasi lewat IT sejak awal pemaketan kita bisa track barangnya ke mana," kata Menkes Budi Gunadi.

Vaksinasi direncanakan akan dilakukan terhadap 182 juta penduduk Indonesia untuk menciptakan kekebalan komunal.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Sambangi KPK, Erick Thohir Minta Pengawalan Distribusi Vaksin Covid-19

Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyambangi kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jumat (8/1/2021). Tujuan kedatangan Erick dan Budi ialah untuk meminta bantuan KPK dalam mengawal distribusi vaksin Covid-19.

Dalam kunjungannya, Erick membeberkan, BUMN telah menyiapkan sistem distribusi vaksin Covid-19 mulai dri vial, boks hingga mobil yang akan mengantarkan vaksin tersebut ke seluruh daerah di Indonesia.

"Oleh karena itu, bismillah, kami harap pemimpin daerah dan di sini juga kami ingin pastikan setelah sampe ke provinsi, turunan ke daerah-daerah bisa berjalan dengan baik karena cold chainnya harus konsisten di suhu 2-8 derajat Celcius," ujar Erick dalam telekonferens di KPK.

Saat ini, vaksin yang tersedia di Indonesia berasal dari Sinovac dengan jumlah 3 juta dosis. Tentunya, vaksin lain masih akan berdatangan. Kendati, Erick ingin agar Indonesia tidak melulu impor vaksin.

"Sehingga, vaksin merah putih kita harus adakan. Tapi memang perlu waktu. Kita akan pantau vaksin merah putih karena itu jadi game changer karena kita punya vaksin sendiri dan nggak tergantung (vaksin impor)," ujar Erick.

Vaksinasi juga akan terus dijalankan hingga waktu yang akan datang, sehingga sistem satu data yang dikembangkan BUMN untuk membantu distribusi vaksin juga dinilai akan membantu pemerintah dalam menyalurkan bantuan dengan tepat sasaran, karena data yang tersaji sudah transparan.

"Dan ini sebenarnya jadi kesempatan kita memperbaiki data. Vaksinasi akan terus berjalan, tahun depan akan vaksinasi lagi. Mau tidak mau, data akan terkumpul dan sangat transparan," katanya.

"Kapan lagi kita punya data yang transparan sehingga ketika memberi bantuan, itu tepat, seperti bansos, vaksinasi, usaha mikro dan lainnya," tandasnya. 

3 dari 3 halaman

Infografis Yuk Kenali Perbedaan Vaksin, Vaksinasi dan Imunisasi Cegah Covid-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.