Sukses

Waspada, Oknum Pemerintah Bisa Jadi Makelar Vaksin Covid-19

Pengadaan vaksin Covid-19 yang dilakukan pemerintah kini tengah menyelesaikan uji klinik fase III.

Liputan6.com, Jakarta - Pengadaan vaksin Covid-19 yang dilakukan pemerintah kini tengah menyelesaikan uji klinik fase III. Rencananya, pemerintah akan mendistribusikan vaksin tersebut pada awal 2021 mendatang.

Menteri BUMN Erick Thohir belum lama ini menyoroti distribusi vaksin menjadi hal penting dalam penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional. Dia tak mau ada celah yang dimanfaatkan oknum untuk bertransaksi vaksin secara ilegal di pasar gelap alias black market.

Erick Thohir menegaskan, pengadaan vaksin covid-19 ini menyangkut nyawa manusia sehingga tidak bisa main-main. Jadi tingkat keamanannya harus benar-benar diperhatikan. Bahkan TNI/Polri nantinua akan ditugasi untuk mengawal langsung penyaluran demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

"Dan ini juga menekankan kasus-kasus awal pada saat pandemi Covid-19, adanya black market APD, black market PCR. Nah kalau PCR, APD mungkin ya oke, tapi kalau (vaksin) ini kan nyawa manusia," tegas Erick Thohir beberapa waktu lalu.

Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagio pun mewanti-wanti bahwa penyaluran untuk vaksin ini harus dilakukan hati-hati. Sebab pengadaan vaksin menjadi tanggung jawab negara, jangan sampai ada segelintir orang yang ingin ambil keuntungan sendiri.

Agus menilai, pengadaan vaksin yang berada di lingkup industri obat memiliki kesamaan situasi dengan industri persenjataan. Kebutuhannya muncul saat ada krisis/konflik dan bermain di lingkup internasional, sehingga jumlah kebutuhannya besar.

"Sekarang bagaimana mencegah makelar, ini tergantung pemerintah. Karena makelarnya ada orang-orang pemerintah, pengusaha, jadi susah," seru Agus kepada Liputan6.com, Sabtu (21/11/2020).

Dia mengatakan, jika keterlibatan makelar sudah turun dalam pengadaan vaksin Covid-19, maka kemungkinan adanya barang palsu itu besar sekali.

"Itu yang saya sampaikan ke pemerintah bahwa harusnya dari awal itu peran dari Kementerian Luar Negeri, duta besar dari suatu negara bisa jadi raja farmasi dunia dan juga Badan POM-nya besar. Supaya hal semacam ini kita punya antisipasinya," imbuhnya.

"Kalau sekarang sudah sulit. Artinya pasar gelap vaksin Covid-19 pasti ada, makelar apalagi," Agus menandaskan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Izin Edar Vaksin Merah Putih Diproyeksikan Keluar Akhir 2021

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan vaksin virus corona buatan dalam negeri yang dinamai merah putih ditargetkan dapat di didistribusikan pada awal 2022. Pasalnya, bibit vaksin merah putih baru bisa diserahkan ke Bio Farma pada 2021.

Setelah itu, Bio Farma harus terlebih dahulu melakukan uji klinis fase I sampai III guna memastikan bahwa vaksin Covid-19 merah putih aman digunakan ke manusia. Jika berhasil mengantongi izin edar, barulah vaksin dapat didistribusikan ke seluruh Indonesia.

"Jika seluruh tahapan uji klinis ini berjalan baik, maka izin edar vaksin merah putih diproyeksikan diperoleh pada akhir 2021 dan didistribusikan pada awal 2022," ujar Wiku dalam konferensi pers di Youtube Sekretariat Presiden, Kamis (19/11/2020).

Adapun vaksin merah putih ini dikembangkan oleh konsorsium nasional yang melibatkan Lembaga Biologi Molokuler Eijkman, perguruan tinggi, dan lembaga-lembaga penelitian. Wiku memastikan bahwa pemerintah terus memantau proses pengembangan vaksin Covid-19 tersebut.

"Kami terus kawal dan dukung pengembangan vaksin ini dengan baik. Dengan harapan bisa segera selesai dan bisa digunakan," kata Wiku.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta Tim Nasional Percepatan Pengembangan Vaksin Covid-19 bekerja cepat dalam mengembangkan bibit vaksin virus corona merah putih.

Jokowi berharap vaksin merah putih betul-betul dapat menangkal virus corona tanpa ada efek samping.

"Presiden meminta kita bekerja dengan cepat, tetapi mengikuti segala prosedur karena vaksin harus aman tanpa efek samping yang membahayakan. Vaksin diharapkan akan manjur," kata Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro usai bertemu Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Rabu 9 September 2020.

Selain itu, Jokowi berharap vaksin buatan Indonesia ini dapat memperkuat sistem imun atau kekebalan tubuh. Dengan begitu, tubuh dapat melawan virus corona.

"Paling penting vaksin kita kembangkan dalam rangka memperkuat daya tahan tubuh," ucap Bambang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.