Sukses

Pemerintah Kebut Misi Indonesia Emas 2045 Lewat Transformasi Ekonomi

Indonesia saat ini dalam upaya untuk memperbaiki perekonomian untuk capai visi emas 2045.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menuturkan Indonesia saat ini tengah berupaya untuk mencapai visi Indonesia Emas pada 2045. Hal ini umumnya dilakukan dengan memperbaiki perekonomian dalam negeri termasuk penanganan pandemi covid-19.

Dalam visi itu, Indonesia menargetkan produk domestik bruto (PDB) mencapai USD 7 triliun. Sehingga menjadi negara yang masuk sebagai lima besar kekuatan ekonomi dunia pada 2045.

"Cara pandang kami adalah Indonesia dalam upaya terus perbaiki perekonomian untuk capai visi emas 2045," katanya dalam media briefing, Senin (12/10/2020).

Suahasil menjelaskan, situasi pada Januari tahun ini cukup optimistis. Namun ketika pandemi mulai masuk INdonesia, yakni pada Februari, Maret, hingga sekarang menyebabkan perubahan sangat besar dalam perekonomian. Untuk itu, saat ini pemerintah tetap fokus pada penanganan pandemi. Hal ini karena merebaknya pandemi covid-19 telah menghambat realisasi visi Indonesia Emas 2045.

"Kita lihat perubahan sangat mendasar akibat pandemi, namun kita tetap dalam path untuk Indonesia emas 2045 negara maju," ujarnya.

Oleh sebab itu, Suahasil menuturkan pemerintah terus berupaya membuat transformasi ekonomi dalam rangka menjaga pemulihan ekonomi, sekaligus mengejar visi Indonesia menjadi negara maju pada 2045.

Menurutnya, transformasi ekonomi tetap harus dilakukan di tengah pandemi agar ketika krisis telah berakhir maka Indonesia siap melangkah dan melompat lebih jauh ke depan.

Ia mengatakan transformasi ekonomi dilakukan dengan memperhatikan komposisi perekonomian Indonesia yaitu konsumsi rumah tangga yang berkontribusi 57 persen terhadap PDB, investasi berkontribusi 30 persen terhadap PDB, serta pengeluaran pemerintah.

"Pengeluaran pemerintah saat ini masih jadi tumpuan, namun setelah pandemi selesai, lalu ekonomi maju, maka konsumsi dan investasi diharapkan pick up," ujarnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Menuju Indonesia Emas 2045, Pemerintah Perlu Bikin Rencana Jangka Panjang

Ekonom CORE Indonesia, Hendri Saparini menyarankan pemerintah untuk menyiapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang 25 tahun, 2020-2045. Ini dilakukan dalam rangka menuju Indonesia Emas saat berusia 100 tahun.

RPJP Indonesia Emas ini dirancang untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi agar keluar dari level mediocre. Lalu berkualitas sehingga bisa meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan rakyat dan berkelanjutan.

"RPJP Indonesia Emas ini dirancang untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, berkualitas dan berkelanjutan," kata Hendri dalam diskusi virtual CORE Indonesia bertajuk '75 Tahun Merdeka, Saatnya Reformasi Ekonomi, Jakarta, Jumat (21/8).

Saat ini Indonesia sudah memiliki RPJP 2005-2020. Didalamnya terdapay berbagai rancangan pembangunan dalam memanfaatkan bonus demografi yang terjadi di 2020-2030. Melihat kondisi situasi ekonomi yang terjadi saat ini, Hendri menilai pemerintah perlu membuat langkah politik terobosan.

Pembentukannya ini perlu disepakati bersama antara pemerintah, DPR dan MPR. Lalu, sebagai lembaga legislatif, DPR memasukkan RPJP menjadi undang-undang prioritas.

"DPR sepakat menjadikan RPJP ini undang-undang prioritas sehingga menyegerakan dalam penyusunan dan pembahasan," kata dia.

RPJP Indonesia Emas ini sebenarnya merupakan reformasi ekonomi dengan pendekatan baru. Dalam rangka mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, berkualitas dan berkelanjutan perlu menggunakan pendekatan yang memanfaatkan semua sumber daya.

"Pendekatan baru yakni people and natural resource based development strategy. Memanfaatkan SDA serta SDM dengan kebijakan cerdas," kata Hendri.

3 dari 3 halaman

Lompatan Ekonomi

Beberapa negara maju seperti Jepang, Jerman dan Korea melakukan lompatan ekonomi saat terjadi bonus demografi. Namun, cara yang sama tidak bisa juga dilakukan di Indonesia. Sebab kondisi masyarakat, infrastruktur pendukung dan lingkungan alam berbeda dengan yang dialami Indonesia.

"Kita bisa seperti Korea, tetapi perlu usaha yang lebih karena untuk menjadi negara menengah Korea membutuhkan waktu 10 tahun dan menjadi negara maju selama 8 tahun," beber Hendri.

Kondisi yang terjadi di Indonesia yakni jumlah penduduk yang besar dengan tingkat pendidikan relatif rendah tetapi memiliki kekayaaan alam yang masih melimpah. Di sisi lain kemajuan dan penetrasi internet relatif tinggi ini bisa menjadi faktor unggulan yang ada. Namun perlu ada strategi dengan pendekatan baru agar ekonomi tumbuh tinggi di berbagai wilayah.

"Perlu strategi dengan pendekatan baru agar ekonomi tumbuh tinggi di berbagai wilayah yang diikuti peningkatan pendapatan masyarakat secara luas," katanya mengakhiri.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.