Sukses

Bangga Buatan Indonesia, Momentum Bagi 500 UKM Perikanan Tampil

KKP menyiapkan 500 produk unggulan hasil UMKM dalam Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (GNBBI).

Liputan6.com, Jakarta - Di tengah pandemi Covid-19, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyiapkan 500 produk unggulan hasil Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dalam Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (GNBBI).

Produk-produk tersebut merupakan ciri khas dari beberapa daerah seperti ikan lais asap, dari Riau, pempek, dari Palembang serta ikan bandeng asap, dari Sidoarjo.

Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Nilanto Perbowo mengungkapkan, GNBBI merupakan momentum bagi UMKM perikanan untuk bangkit dan tampil di tingkat nasional.

"Untuk itu diharapkan agar masing-masing daerah menampilkan produk-produk unggulan perikanan khas,” ujar Nilanto Perbowo saat membuka acara Webinar bertajuk “Mendorong UPI Mikro Kecil Berdaya Saing”, Kamis (23/7).

Dalam diskusi daring yang diikuti 1.900 peserta ini, Nilanto menilai Usaha Mikro dan Kecil (UMK) merupakan salah satu sektor penting dalam perekonomian bangsa karena merupakan penggerak ekonomi terutama di daerah-daerah. Khusus di sektor kelautan dan perikanan, jumlah usaha pengolahan skala usaha mikro kecil memiliki proporsi terbesar dengan jumlah UPI sebanyak 62.389 atau 98,46 persen.

"UPI skala menengah besar hanya berjumlah 975 unit atau 1,54 persen,” urainya.

Adanya perubahan pola belanja masyarakat seperti, penggunaan aplikasi belanja berbasis internet serta jasa pengiriman barang semakin populer di masyarakat, perlu dilihat sebagai peluang. Karenanya, Nilanto mengajak para pelaku usaha untuk bertransformasi dari offline ke dalam sistim online.

“Yang harus diperhatikan oleh para pengolah ikan adalah menjaga kepercayaan konsumen dengan terus menjaga mutu dan meningkatkan inovasi produk hasil perikanan,” pesan Nilanto.

Senada dengan hal tersebut, Nimmi Zulbainarni, Penasihat Menteri Kelautan dan Perikanan Bidang Sosek Perikanan menyebut total UMKM di Indonesia mencapai 64 juta. Namun di saat bersamaan, baru sekitar 14,68% yang sudah Go Digital, sehingga UKM pengolahan hasil perikanan harus segera ambil bagian menuju digitalisasi atau online.

Tak hanya perubahan pola belanja, pandemi ini juga menyebabkan perubahan pola konsumsi masyarakat dimana saat ini yang paling diburu adalah bahan pangan dan produk-produk kesehatan.

"Ini adalah peluang yang bisa diambil oleh UMKM Perikanan, karena ikan dengan kandungan gizinya mampu meningkatkan imunitas tubuh. Ditambah lagi pernyataan dari WHO bahwa virus corona tidak menyebar melalui makanan termasuk juga ikan," kata Nimmi.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Perlunya Inovasi

Plt. Kepala Balai Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan, Hari Eko Irianto menyebutkan bahwa Unit Pengolah Ikan (UPI) bisa berinovasi pada produk dan pengemasnya.

Dia mengingatkan hal penting yang harus diperhatikan ialah produk tersebut baru, pangan organik dan pangan kesehatan, fortifikasi, makanan siap saji dan siap santap serta teknik pengolahan baru.

Kemudian dari sisi pengemasan ialah penggunaan bahan pengemas baru dan menampilkan produk dengan cara baru dan berbeda.

"Bahan pengemas baru juga dapat meningkatkan kegunaan dan penggunaan produk,” terang Irianto.

Melengkapi pembekalan terhadap UMKM Perikanan, pada webinar kali ini dihadirkan pula narasumber T.M. Zakir Sjakur Machmud, Kepala UKM Center Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia yang memberikan Kiat Produktif UPI Mikro Kecil di Masa Adaptasi Kebiasan Baru dengan memberikan contoh riil yang sudah berhasil dilakukan UKM agar dapat bertahan.

"Jeli lihat peluang dan tren perubahan perilaku pasca covid agar bisa survive, contohnya bisnis olahan dan kuliner ikan memberikan layanan take out dan home delivery, mengembangkan olahan siap saji, supply chain dan lain lain," ujar Zakir.

Kiat lain yang dapat dilakukan adalah ubah model bisnis agar lebih adaptif dengan inovasi dan kreativitas. "Tingkatkan layanan melalui jasa antar, memberikan potongan harga, bonus, jual dalam bentuk paket, promosi menggunakan digital di social media dan e-commerce serta kerja sama usaha dengan vendor dan retail," tambah Zakir.

Zakir juga memberikan masukan agar Pemerintah dapat mendorong penyediaan infrastruktur Go Digital untuk UKM dan melakukan pendampingan-pendampingan seperti business gathering, training, coaching, mentoring, business clinic dan consulting.

"Gandeng akademisi, pelaku bisnis dan masyarakat umum agar bersinergi untuk mendorong UPI Mikro Kecil dapat segera beradaptasi dan bertransformasi," tutup Zakir.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.