Sukses

Pemerintah Tarik Utang Rp 360,7 Triliun hingga Mei 2020

Penarikan utang dilakukan untuk pembiayaan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan bahwa pemerintah telah menarik utang sebesar Rp 360,7 triliun hingga Mei 2020. Utang tersebut terdiri dari SBN Neto dan pinjaman neto.

"Realisasi pembiayaan utang sampai dengan 31 Mei 2020 Rp 360,7 triliun," ujar Sri Mulyani dalam diskusi online, Jakarta, Selasa (16/6/2020).

Sri Mulyani mengatakan pembiayaan utang masih on-track dan menunggu SKB II dengan BI untuk pembiayaan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

"Pasar SBN mulai bullish seiring trend incoming bid lelang SUN mulai naik sejak April," jelasnya.

Sementara itu, incoming bid asing sudah berada pada kondisi yang normal, seiring dengan terjadinya net foreign buying pada beberapa minggu terakhir.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pemerintah Terbitkan SBN Ritel ORI17 Senin 15 Juni 2020

Sebelumnya, pemerintah akan kembali menerbitkan Surat Berhaga Negara (SBN) ritel seri ORI17 pada Senin, 15 Juni 2020. SBN ritel ini akan dibuka seluas-luasnya kepada masyarakat Indonesia untuk berkontribusi langsung dalam pembangunan nasional.

Staf Khusus Menteri Keuangan Masyita Crustallin mengatakan, dengan berinvestasi di SBN ritel maka secara langsung sudah membantu pemerintah dalam memenuhi kebutuhan pembiayaan. Adapun masyarakat bisa membeli SBN ini dengan minimal pembelian mulai dari Rp 1 juta.

"Sekarang ada peluang, sekarang yang namanya SBN ritel sudah banyak dan nominal pembelian semakin kecil, jadi semakin mudah. Jadi bisa investasi, bantu negara," kata Masyita lewat siaran live Instagram, pada Kamis 11 Juni 2020.

Masyita menyebut SBN ritel yang diterbitkan pemerintah juga memiliki imbal hasil alias yield yang cukup tinggi. Di samping itu risiko investasinya masih dapat dikelola lantaran di-backup langsung oleh negara.

"Ini tuh investasi yang paling save, karena backup-nya negara kita, dan tentu kita bantu pembangunan negara kita, jadi menjaga tabungan kita di masa depan, tapi kita juga dapat imbal hasil yang cukup baik," ungkapnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.