Sukses

Mendag Janji Harga Gula di Pasar Tradisional Turun Jadi Rp 12.500 per Kg Sebelum Lebaran

Masuknya gula impor diharapkan dapat menekankan harga jual gula khususnya di pasar tradisional.

Liputan6.com, Jakarta - Harga gula di pasar tadisional dan di toko retail modern mengalami perbedaan yang cukup besar. Harga gula di pasar tradisional teryata lebih tinggi retail modern. Pemerintah pun berjanji arga gula di pasar tradisional dan retail modern sama-sama rendah sesuai HET Rp 12.500 per kilogram (kg).

Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto mengatakan, harga gula di pasar tradisional akan turun sesuai HET sebelum hari raya Fitri 1441 Hijriyah. "Harga gula di pasar tradisional memang lebih tinggi dari retail, di pasar tradisional gula saat ini di jual Rp 14.000 sampai Rp 15. 000. Tapi sebelum Lebaran harga gula kita akan turunkan," kata Agus melalui video conference, Jumat (8/5/2020).

Dia menjelaskan tingginya harga gula dikarenakan kendala pasokan karena pergeseran musim giling tebu dari prediksi pemerintah. Selain itu,peralihan gula rafinasi menjadi konsumsi juga terbatas.

Kendati demikian, masuknya gula impor diharapkan dapat menekankan harga jual gula khususnya di pasar tradisional. Untuk itu Agus menginstruksikan jajarannya agar mempercepat proses distribusi gula asal impor ke dalam pasar tradisional.

"Kita upayakan dalam waktu dekat harga gula segera turun," tegas dia.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Mentan Targetkan Harga Gula Turun ke Rp 12.500 per Kg Pekan Ini

Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo atau SYL memproyeksikan harga gula pasir putih pada pekan ini bisa turut sesuai target harga eceran tertinggi (HET), yakni berada di level Rp 12.500 per kg.

Menurut pengamatannya, SYL mengatakan, harga gula di pasar nasional kini sudah terpangkas hingga kisaran Rp 14 ribu per kg.

"Sekarang sudah mulai ada penyesuaian. Gula sudah mulai turun Rp 14 ribu per kg, targetnya itu bisa sampai Rp 12.500 (per kg). Semoga minggu ini bisa kita capai itu," ujar dia dalam acara #sharingsession Liputan6.com, Selasa (5/5/2020).

Untuk komoditas lainnya, SYL melanjutkan, ketentuan harga pasar sebetulnya ditentukan oleh faktor suplai dan demand. Kementerian Pertanian disebutnya bahu membahu menentukan harga jual di tengah masyarakat bersama instansi terkait yakni Kementerian Perdagangan.

"Di sinilah peran pemerintah untuk atur distribusi dan transportasi agar ketersrdiaan komoditas itu bisa tersedia. Distribusi terlambat bisa terjadinya lompatan harga," kata dia.

Untuk komoditas pangan utama lain yakni beras, ia memastikan bahwa stok selama bulan Ramadan ini mencukupi, terutama dengan akan adanya panen raya di bulan ini.

"Sebenarnya kita katakanlah stok cadangan cukup kuat khusus untuk beras. Panen raya mulai dari Maret, April, puncaknya Mei. Khusus untuk berat kita kuat," seru dia.

Dia justru memperingatkan komoditas bahan pangan seperti cabai dan bawang, yang dianggapnya butuh pengelolaan distribusi yang baik dan stok penyimpanan yang cukup.

"Distribusi maksimal itu butuh untuk cabai, bawang, itu tidak bisa disimpan lama. Cold storage harus dipersiapkan," imbuh SYL.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.