Sukses

Banyak Gedung Roboh, Kemendag Curiga Material Tak Sesuai SNI

Oknum LSPro diduga berkomplot dengan pelaku usaha agar SPPT-SNI terbit meski tak layak.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perdagangan (Kemendag) ikut ambil bagian memeriksa insiden musibah gedung roboh yang sering terjadi belakangan ini. Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PKTN) pun mulai memeriksa kualitas material yang digunakan.

Dirjen PKTN Kemendag, Veri Anggriono, curiga bahwa material yang dipakai tersebut tidak sesuai SNI. Ia pun geram karena pada akhirnya barang-barang itu menbahayakan konsumen.

"Kasihan, bapak-ibu sekalian, konsumen-konsumen kita khususnya baja kita lihat banyak yang roboh-roboh, gedung sekolah, rumah jabatan bupati. Nah, ini diduga mempergunakan barang-barang yang tak sesuai standar," ujar Veri dalam sosialisasi portal SIMPTKN untuk permohonan Nomor Produksi Barang (NPB) secara online di Jakarta, Selasa (19/11/2019).

Rumah bupati yang dimaksud adalah milik rumah Bupati Mamuju yang ambruk pada pekan lalu. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.

Veri pun sudah memerintahkan Direktorat Pengawasan Barang Beredar dan Jasa serta Direktorat Tertib Niaga untuk mengecek. Pemeriksaan juga akan dilakukan pada Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro) yang memberikan sertifikasi produk SNI bagi barang material tersebut.

Veri curiga ada kecurangan dalam penerbitan Sertifikasi Produk Penggunaan Tanda SNI (SPPT-SNI). Oknum LSPro diduga berkomplot dengan pelaku usaha agar SPPT-SNI terbit meski tak layak.

"LSpro-LSpro yang melakukan pendaftaran SPPT-SNI diketahui ada main mata dengan pelaku-pelaku usaha, sehingga konsistensi kepemilikan SPPT-SNI dalam memenuhi standar nasional barang itu diragukan," ucap Veri yang menyebut tak ragu memberi sanksi pada LSPro yang berbuat demikian.

"Kita lagi tunggu hasilnya. Mudah-mudahan sesuai standar, karena angin saja (robohnya). Tapi kalau tidak sesuai standar, tunggu hasilnya, nanti direktur pengawasan melakukan penindakan," ucap Veri.

Berdasarkan pengawasan Direktorat Pengawasan Barang Beredar dan Jasa, selama tahun 2019 ada 23 persen produk yang tak sesuai SNI. Di antara barang tersebut ada baja tulangan beton (sekitar 62 ribu pcs) dan baja lapis seng gelombang (sekitar 6.000 pcs). Produk-produk itu telah diamankan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

3 Ruang Kelas SD Negeri di Kabupaten Tangerang Ambruk

Sebelumnya, sebanyak tiga ruang kelas Sekolah Dasar Negeri Malangnengah II, di Jalan Raya Parungpanjang, Desa Malangnengah, Kecamatan Pagedangan, Kabupaten Tangerang, ambruk. Diduga, bangunan SD roboh karena tidak kuat menahan derasnya hujan.

Peristiwa ambruknya bangunan sekolah itu tersebut terjadi pada Senin, 11 November 2019 pada petang hari atau sekitar pukul 18.00 WIB.

Kepala SDN Malangnengah II Saiful Bahri mengungkapkan, dia mendapat laporan dari penjaga sekolah, ruang kelas yang sebelumnya digunakan untuk kelas 3, 4, dan 5 itu roboh.

"Saya dapat kabar kejadian persisnya itu sekitar pukul 18.00 WIB. Pas mau azan Magrib persis," kata Saiful, Selasa (12/11/2019).

Ada beberapa video yang beredar detik-detik sebelum bangunan sekolah tersebut roboh. Tidak ada orang satu pun yang berada di dalam ataupun di sekitar bangunan saat peristiwa tersebut.

3 dari 3 halaman

Sekolah Dibagi 2 Shif

Saiful menduga, ambruknya bangunan satu lantai itu akibat faktor alam. Karena sebelumnya, sudah memperlihatkan tanda-tanda kerusakan.

"Mungkin karena pergerakan tanah, atau hujan dan angin kencang beberapa waktu lalu," dugaannya.

Saat ini, demi menunjang aktifitas belajar mengajar siswa, puluhan siswa di kelas 3, 4 dan 5 itu dibagi ke dalam dua shift.

"Sekarang kami bagi dua shift pagi dan siang. Kelas 1,2, dan 6 belajar pagi. Untuk kelas 3, 4 dan 5 itu siang," ujar Saiful.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini