Sukses

Sri Mulyani: di Luar Jakarta, Akses Teknologi Masih Susah

Solusi dari sulitnya akses teknologi yaitu dengan menggenjot investasi pada infrastruktur, Sumber Daya Manusia (SDM), dan anggaran pendidikan serta vokasi.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjadi salah satu pembicara utama di Indonesia Fintech Summit & Expo 2019. Dalam pernyataannya, Sri Mulyani menyorit kesetaraan dalam mengakses teknologi digital, pasalnya wilayah di luar Jakarta masih sulit mendapat akses.

"Di Jakarya tak ada keluhan soal akses, tetapi kalau kamu melangkah keluar Jakarta, bahkan di daerah Jawa, masih ada area yang tak bisa mengakses teknologi. Belum ada pulau-pulau di luar Jawa," ujar Sri Mulyani di JCC, Senin (23/9/2019).

Solusi yang diberikan pemerintah adalah menggenjot investasi pada infrastruktur, Sumber Daya Manusia (SDM), dan anggaran pendidikan serta vokasi. Tiga proyek Palapa Ring di Indonesia pun sudah selesai dibangun.

Sri Mulyanijuga berkata telah berdiskusi dengan pihak industri soal memberikan pajak yang paling baik, serta demi menciptakan level playing field.

"Ini semua adalah persiapan pemerintah untuk mengambil untung dari ekonomi digital, termasuk fintech," ujar Menkeu.

Menko Perekonimian Darmin Nasution yang memberi pidato terbuka berkata menyambut positif peran fintech agar lebih banyak orang Indonesia mendapat akses ke perbankan. Darmin menyebut inklusi finansial termasuk priorittas pemerintah.

Target inklusi finansial Indonesia adalah 75 persen, tapi OJK menyebut pada 2016 baru 67 persen orang dewasa yang punya akses ke bank. Sementara, Findex pada 2017 menyebut baru 48,9 persen yang punya akses formal ke perbankan.

"Saya harap bisa melihat usaha untuk membuka potensi fintech dan agen-agen mereka untuk bekerja bersama perbankan eksisting untuk menyediakan pelayanan perbankan yang terjangkau," ujar Darmin yang juga meminta fintech untuk menunjang faktor perlindungan konsumen.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Sri Mulyani: Akuntan Tak Bisa Digantikan Robot

Menteri Keuangan Sri Mulyani menegaskan pentingnya pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menghadapi perkembangan teknologi digital. Dengan demikian SDM Indonesia selalu mampu bersaing.

Dia menjelaskan, teknologi digital tidak hanya membawa dampak positif. Teknologi digital juga dapat mengganti tenaga kerja manusia dengan robot.

Sebagai contoh, dia menyebut bidang akuntansi merupakan salah satu bidang yang berpotensi digantikan oleh robot.

"Misalnya anda yang akuntansi, pekerjaan akuntansi sangat mungkin bisa digantikan Artificial Intelegence dan robot," kata dia, dalam acara Wisuda PKN STAN, di ICE BSD, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (19/9).

Di hadapan tantangan tersebut, dia berpesan kepada generasi muda agar terus mengasah kemampuan dan kreativitasnya. "Artinya anda semua harus merasa anda lebih baik dari robot apapun untuk ciptakan ganti pekerjaan anda," tegasnya.

Jika tidak demikian, maka SDM Indonesia terutama para pengelola keuangan akan kalah bersaing dan tergerus dalam perkembangan teknologi digital.

"Manusia lebih baik dari robot, tapi bukan kepastian yang mutlak. Kalau kita tidak asah kemampuan dan kreativitas, maka anda akan mudah digantikan mesin," tandas Sri Mulyani.  

3 dari 3 halaman

Sri Mulyani Bangga Banyak Mahasiswa Berprestasi STAN dari Indonesia Timur

Menteri Keuangan Sri Mulyani menghadiri acara Wisuda Politeknik Keuangan Negara (PKN) STAN. Acara wisuda diselenggarakan di ICE BSD, Tangerang Selatan, Banten.

Dalam sambutannya, Sri Mulyani menyampaikan kebanggaannya atas prestasi yang diraih oleh seluruh wisudawan-wisudawati. Secara khusus, dia menyampaikan apresiasi terhadap wisudawan-wisudawati yang masuk STAN lewat lajur afirmasi.

Apresiasi dia sampaikan lantaran mahasiswa jalur afirmasi tersebut dapat menyelesaikan pendidikan dengan nilai yang memuaskan. "Yang masuk lewat jalur afirmasi 31 orang," kata dia, di ICE BSD, Kamis (19/9/2019).

Ke-31 mahasiswa tersebut, kata dia, berasal dari beberapa wilayah di Indonesia timur, yakni Papua dan Papua Barat. Selain itu ada yang berasal dari Maluku, Maluku Utara, dan Nusa Tenggara Timur.

"Hasil belajar baik, dengan rata-rata hasil prestasi kumulatif 3,37," ujar dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.