Sukses

Intip CEO Berpenghasilan Tertinggi dan Terendah pada 2018

Menjadi chief executive officer (CEO) dari sebuah perusahaan top kelihatannya seperti puncak kesuksesan.

Liputan6.com, Jakarta - Menjadi chief executive officer (CEO) dari sebuah perusahaan top kelihatannya seperti puncak kesuksesan. Lalu bagaimana penghasilan yang didapatkan oleh para CEO pada 2018?

Dalam laporan tahunannya tentang kompensasi bagi CEO perusahaan yang masuk S&P 500, The Wall Street Journal menemukan penghasilan CEO yang bervariasi. Ada CEO yang menghasilkan bayaran tertinggi USD 129,4 juta pada 2018 dan penghasilan terendah hanya USD I.

Berdasarkan laporan perusahaan intelijen perusahaan publik MyLogIQ menemukan rata-rata penghasilan CEO pada 2018 sebesar USD 12,4 juta (naik dari USD 12,1 juta pada 2017). Demikian mengutip dari laman CNBC, Sabtu (18/5/2019).

CEO dengan bayaran tertinggi pada 2018 adalah David M.Zaslav yang merupakan CEO Discovery Inc. Ia mendapatkan penghasilan USD 129,4 juta. Penghasilan Zaslav naik dari USD 42,2 juta pada 2017.

Sebagian besar gajinya berasal dari opsi saham. Wall Street Journal mencatat kenaikan signifikan bayarannya hampir seluruhnya berbasis kinerja dan hasil dari kenaikan besar dari opsi saham.

Kemudian CEO dengan bayaran tertinggi kedua pada 2018 yaitu Stephen F.Angel dari perusahaan gas yang berbasis di Munich, Linde. Ia mendapatkan bayaran USD 66,1 juta.

Selain itu, CEO Walt Disney Company Robert Iger dibayar USD 65,6 juta. Dengan penghasilan itu, menjadikan dirinya CEP dengan bayaran tertinggi ketiga pada 2018. Kenaikan penghasilan Iger mencapai 80,9 persen dari 2017.

Peningkatan gaji Iger sebagian besar merupakan hasil dari kenaikan gaji untuk memperpanjang masa jabatannya di Disney hingga 2021, serta saham.

Pada Maret, Ahli Waris Disney, Abigail Disney menilai, kalau CEO di AS dibayar terlalu tinggi. Ia juga menyerukan "pajak miliarder" pada rumah tangga yang berpenghasilan USD 5 juta untuk membantu mendanai perumahan yang terjangkau, infrastruktur dan inisiatif lainnya.

Kemudian dari CEO perempuan, tidak ada yang memecahkan lima CEO dengan bayaran tertinggi. CEO perempuan dengan bayaran tertinggi Mary Barra dari GM menghasilkan USD 21,9 juta pada 2018.

Diikuti Marillyn A.Hewson dari Lockheen Martin yang hasilkan USD 21,5 juta pada 2018. Phebe Novakovic dari General Dynamics yang menghasilkan USD 20,7 juta. Hanya ada 20 perempuan yang menjalankan perusahaan S&P 500 selama setahun penuh. Angka ini turun dari 22 pada 2017.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

CEO Berpenghasilan Rendah

Akan tetapi, tidak semua CEO mendapat kompensasi sangat tinggi. Analisis Wall Street Journal menemukan, kalau 23 CEO di perusahaan S&P 500 menghasilkan kurang dari USD 5 juta pada tahun lalu (turun dari 26 pada 2017). Empat CEO menghasilkan kurang dari USD 1 juta dan dua membuat gaji masing-masing USD 1.

CEO bayaran terendah pada 2018 termasuk pemilik induk usaha Google Alphabet Larry Page dan Twitter Jack Dorsey yang masing-masing hasilkan USD 1. CEO yang menerima gaji USD 1 telah menjadi "titik kebanggaan" di Silicon Valley.

Hal itu karena menandakan kepercayaan CEO pada bisnis yang dijalankan. Kompensasi mereka berasal dari saham besar di perusahaannya. Hal itu tergantung pada kinerja saham. Sebelumnya CEO yang telah menerima gaji USD 1 yaitu pendiri Facebook Mark Zuckerberg dan Evan Spiegel dari Snapchat. CEO Tesla Elon Musk menolak untuk menerima gaji.

Sedangkan Warren Buffett, CEO Berkshire Hathaway memiliki bayaran terendah keempat pada 2018. Ia dibayar USD 389.000 untuk perannya sebagai CEO. 

Penghasilan USD 100.000 di antaranya adalah gaji dan USD 288.968 untuk kompensasi lain. Sebagai orang terkaya keempat di dunia, dominasi kekayaan Buffett berasal dari kepemilikannya atas saham Berkshire Hathaway.

Buffett telah menerima gaji yang sama sebesar USD 100.000 selama beberapa dekade. Ia mengganti setengah gaji ke Berkshire untuk menutupi biaya tak terduga.

3 dari 3 halaman

CEO Disney Siap Pensiun pada 2021, Kenapa?

Sebelumnya, CEO Disney Robert Iger siap meninggalkan Disney. Kepergian Iger terkait habisnya kontrak Iger pada 2021.

Dilaporkan USA Today, Iger mengumumkan kepergian di saat acara investor yang membahas layanan streaming Disney+. Dalam acara itu, investor bertanya tanggapan Iger terkait kontraknya yang akan habis.

"Saya mengekspektasikan kontrak saya habis pada akhir 2021," ujar Iger. Ia pun memastikan bahwa tahun 2021 akan menjadi momen baginya untuk akhirnya turun.

Namun, perlu diketahui Iger sudah berkali-kali berencana pensiun sebagai pemimpin Disney. Masalahnya, rencana pensiunnya terus menerus ditunda.

Sebelumnya, Iger siap pensiun pada tahun 2018, tetapi pada tahun 2017 kontraknya diteruskan hingga 2 Juli 2019. Pada Desember lalu, kontrak Iger kembali diperpanjang hingga mencapai 2021.

Terkait penerusnya, pria yang akrab disapa Bob itu mengaku akan berbincang dengan anggota dewan Disney. Ia yakin anggota dewan dapat memilih penerus kepemimpinan Disney dan memberi proses transisi yang mulu.

Iger memiliki sejarah karier cemerlang di Disney. Pada tahun 2000 ia menjadi presiden dan chief operating officer (COO) Disney, kemudian menjadi CEO pada tahun 2005, serta mendapat posisi chairman pada 2012.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.