Sukses

Jelang Ramadan, Pedagang Ingin Harga Daging Stabil

Pedagang daging sapi di pasar tradisional berharap harga daging sapi tidak mengalami kenaikan jelang ramadan

Liputan6.com, Jakarta Menjelang masuk bulan ramadan, harga-harga komoditas pangan mulai fluktuatif. Daging ayam terpantau perlahan naik, cabai sedang turun, dan bawang masih menyentuh Rp 60 ribu per kg.

Salah satu pedagang daging sapi di Pasar Grogol, Jakarta Barat, Mamul Hidayat (35) memaparkan, harga daging sapi saat ini masih normal yaitu Rp 120 ribu per kg. Namun, dia berharap kenaikan harga daging di bulan ramadan tidak signifikan karena mengurangi kesempatan masyarakat untuk menikmati daging sapi.

"Daging sapi biasanya naik (saat puasa). Mudah-mudahan jangan naik. Kasihan rakyat kecil. Kalau naik ya sewajarnya saja. Jangan dipermainkan," ujar Ma'mul Hidayat (35) kepada Liputan6.com, Jumat (26/4/2019) di Pasar Grogol, Jakarta.

Pedagang lain, Ade (25), juga menyebut harga daging sapi masih rata yaitu Rp 120 ribu, kecuali bagian paha depan harganya sekitar Rp 110 ribu per kg, has dalam Rp 140 ribu per kg, dan iga seharga Rp 70 ribu per jg.

Ade menyebut harga daging sapi jelang masuk bulan ramadan kemungkinan terpantau masih normal. Namun, ia menyebutkan harga kemungkinan naik pada menjelang lebaran.

"Harga masih normal, kalau jelang lebaran mungkin bisa naik, soalnya pada masak, pada dapet THR, beli daging double-double. alau menjelang puasa masih standarlah, kayak hari-hari biasa," ucapnya.

 

Saksikan video terkait di bawah ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Harga daging ayam naik

Sementara itu, harga daging ayam sedang menunjukan tren kenaikan dalam dua minggu terakhir. Ini diakui para pedagang menjelang masuknya bulan ramadan.

"Naik, sekarang per kilo Rp 35 ribu per kg,", ujar Acong (37).

Di tempatnya, Acong menjual bagian sayap seharga Rp 32 ribu per kg. Paha pentung juga mencapai Rp 38 ribu per kg. Filet Rp 50 ribu, kepala Rp 12 ribu, dan ceker Rp 20 ribu.

Mahalnya harga daging ayam juga diakui Ade (49). Namun, ia menjual dari varian ukuran kecil yang notabene lebih murah.

"Ada Rp 28 ribu per kg, ada yang Rp 30 ribu per kg, ada yang Rp 35 ribu per kg," jelas Ade.

Mengenai kenaikan, Acong berkata kenaikan harga terjadi dalam dua minggu terakhir. Kenaikan yang terjadi juga perlahan-lahan.

"Ini sudah naik dua minggu. Naiknya perlahan-lahan. Di bulan puasa kita belum tahu, tetapi yang jelas dua minggu ini harganya naik," ucapnya.

3 dari 3 halaman

Stok Berlebih, Harga Daging Ayam Bakal Stabil saat Ramadan?

Gabungan Asosiasi Pengusaha Peternak Ayam Nasional (GOPAN) memperkirakan harga pokok penjualan (HPP) ayam potong stabil selama bulan suci Ramadan. Sebab, stok ayam yang ada di rumah potong saat ini tercukupi hingga dua bulan mendatang. Dengan begitu, harga pokok penjualan (HPP) ayam potong pun diprediksi normal.

Sekretaris Jendera GOPAN, Sugeng Wahyudi, mengatakan bahwa stok ayam hingga bulan Ramadan dipastikan berlebih. Saat ini stok ayam di rumah potong rata-rata mencapai 63 juta per bulan. Sedangkan kebutuhan konsumsi daging secara nasional hanya berkisar 58 juta sampai 60 juta per bulan.

"Stok daging ayam untuk bulan Ramadan tidak kurang, malah berlebih," kata Sugeng seperti dikutip Sabtu (6/4/2019).

Kendati ada kenaikan, namun tidak akan separah pada tahun sebelumnya dimana harga daging ayam di pasaran bisa mencapai Rp 45 ribu hingga Rp 50 ribu.

"Kalau ada kenaikan harga pada Ramadan kali ini dianggap masih stabil. Ya naik sedikit wajar, untuk menutupi kerugian," ujarnya.

Di sisi lain, lanjut Sugeng, stok ayam berlebih justru berdampak pada harga jual ayam yang menurun untuk saat ini. Karena itu, ia meminta pemerintah agar memperhatikan para peternak, baik itu peternak rakyat maupun mandiri.

Sebab, dengan adanya Permendag Nomor 96/2018 dinilai belum efektif. Banyak peternak ayamyang kerap mengalami kerugian hingga miliaran rupiah. Dari 63 juta ayam potong, sekitar 20 persen dikuasai oleh peternak rakyat.

"Karenanya kami siap bersinergi dengan pemerintah untuk menstabilkan harga ayam potong," ujarnya.

Menurut Sugeng yang juga juru bicara dari Peternak Rakyat dan Peternak Mandiri (PRPM) ini, kerugian ini sudah dialami oleh peternak sejak Januari sampai Maret 2019. Para pertenak mengalami kerugian sekitar Rp 4.000 per kg sampai Rp 5.000 per kg.

Saat ini, harga produksi atau modal ayam potong antara Rp 18.300 per kg sampai Rp 19.300 per kg, sedangkan saat dijual hanya berkisar Rp 14 ribu per kg.

"Ini jadi problem besar untuk para peternak. Jika hal ini terus menerus, para peternak rakyat banyak yang akan gulung tikar," ucapnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.