Sukses

LinkAja Bakal Ganggu Pasar Fintech di Indonesia?

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) baru saja memperkenalkan LinkAja, yang merupakan layanan uang digital.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah memperkenalkan LinkAja, yang merupakan layanan uang digital. Ini merupakan gabungan dari berbagai layanan uang digital BUMN yang berganti wajah menjadi satu dalam LinkAja.

Ekonom Indef Nailul Huda menilai, kehadiran LinkAja bisa kontradiktif terhadap pengembangan bisnis fintech di Indonesia. LinkAja bisa saja mengganggu pasar bisnis fintech pembayaran saat ini sedang berkembang pesat dan menarik minat swasta.

"Swasta ini kan lagi tumbuh. Swasta berminat. Ketika swasta berminat, yang terjadi justru swasta diberikan insentif. Kalau BUMN masuk dia jadi disinsentif dong. Kalau disinsentif otomatis nggak ada swasta yang mau masuk. Lesu lah," kata dia, saat ditemui, di Jakarta, Jumat (3/1/2019).

Dia mengatakan, dengan jumlah pengguna yang besar, LinkAja bisa mendominasi pasar. Hal ini tentu menurunkan minat sektor swasta untuk masuk ke bisnis fintech.

"Dengan kekuatan dia yang lebih besar, dengan gabungan dari bank-bank negara, Telkomsel, Pertamina, dia pasarnya sangat luas. Dia bahkan bisa mengalahkan Gojek (Gopay) sama OVO," jelas dia.

Selain itu, yang dia khawatirkan dari masuknya LinkAja, yakni terciptanya persaingan yang tidak sehat. "Kalau untuk top up itu kan biasanya memakai jasa perbankan. Ketika mau top up, ketika bank BUMN punya kepentingan juga, dia bisa saja LinkAja saya gratiskan tapi di satu sisi, Ovo sama Gopay saya tarifkan saja. Biar pindah ke LinkAja," ujarnya.

"Bisa banget. Itu sangat mungkin terjadi ketika seseorang menguasai pasar dan dia menguasai integrasi dari pasarnya sendiri. Kan bisnis top up teringrasi sama fintech. Lebih baik aku kembangkan punyaku sendiri," imbuhnya.

Dia mengakui, bagi fintech pembayaran yang sudah ada seperti GoPay dan OVO, masuknya fintech pelat merah ini tidak memberikan dampak yang signifikan. Namun, akan sangat mengganggu fintech yang baru akan masuk.

"Fintech seperti Gojek sama OVO, Dana dampaknya nggak akan signifikan. Kan dananya masih tinggi, tapi fintech yang baru masuk, ketika dimasuki BUMN, pasarnya siapa lagi nih," tandas dia.

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dompet Digital TCASH Berubah Jadi LinkAja

Layanan uang atau dompet digital milik Telkomsel yaitu TCASH efektif berubah menjadi LinkAja mulai Jumat (22/2/2019) ini. LinkAja adalah sebuah layanan keuangan elektronik yang merupakan sinergi layanan keuangan elektronik dari berbagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Direktur PT Fintek Karya Nusantara (Finarya), Danu Wicaksana menjelaskan LinkAja bertujuan untuk menghadirkan layanan transaksi digital yang lebih baik, mudah dan lengkap bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia. 

"Dengan perubahan ini, aplikasi TCASH akan otomatis terkonversi menjadi aplikasi LinkAja, sedangkan pelanggan yang masih menggunakan USSD harus memberikan persetujuan melalui menu akses *800#," kata dia dalam keterangan resminya, Jumat (22/2/2019).

Lalu apa aja yang berubah ?

Danu mengungkapkan semua layanan dan fitur yang sebelumnya tersedia pada layanan TCASH tetap dapat diakses dan dinikmati pada layanan LinkAja.

Bahkan, TCASH akan mengembangkan berbagai fitur baru untuk LinkAja dari waktu ke waktu.

"Hadirnya layanan keuangan yang menyeluruh dari LinkAja diharapkan dapat semakin mengakselerasi inklusi keuangan dan mempercepat terbentuknya cashless society yang diusung pemerintah dalam Gerakan Nasional Non-Tunai (GNNT)," ujarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.