Sukses

Cerita Menteri Susi Dapat Apresiasi Dunia, tapi Disebut Preman di RI

Menjadi seorang menteri ternyata tidak selalu menyenangkan. Seperti dialami Menteri KKP Susi Pudjiastuti.

Liputan6.com, Jakarta - Menjadi seorang menteri ternyata tidak selalu menyenangkan. Tidak hanya masyarakat, bahkan sesama pejabat pun bisa menjadi lawan dan melancarkan serangan.Seperti yang dialami oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti.

Susi mengungkapkan, pertama menjabat sebagai menteri dia sempat mengira hidupnya akan penuh kehormatan dan dihormati oleh banyak orang.

Namun nyatanya, sebagai seorang menteri, dia mengaku kerap mendapat bully an dan serangan hoaks atas kinerja dan capaiannya selama memimpin Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Bahkan dia mengaku kerap dipanggail preman olah orang-orang yang tidak menyukainya.

"Preman atau apa whatever you name it," kata Susi dalam sebuah acara diskusi di Kantor Staff Presiden, Jakarta, Selasa (12/2/2019).

Selain itu, Susi Pudjiastuti mengaku kerap mendapat celaan karena kebiasaannya merokok dan memiliki tato di tubuhnya. "Si Smoke, Si Tato," ujar dia menirukan panggilannya tersebut.

"Saya ini pejabat tinggi negara, tapi dibully kagak ada habis. Saya bilang saya dulu pikir jadi (Menteri) terhormat, dihormati, (malah) dibully," dia menambahkan.

 

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dapat Apresiasi dari Luar Negeri

Kendati demikian dia merasa bangga dapat melawan semua hal tersebut dengan kinerja positif yang berhasil dicapai oleh KKP di bawah kepemimpinannya. "The job is well done and pak Jokowi deliver to commite it," ujar dia.

Di saat dia mengeluarkan kebijakan, lanjutnya, selalu ada yang menggorengnya menjadi isu politik.

Para pengusaha yang merasa dirugikan akan mencari perlindungan kepada anggota DPR hingga orang partai. "Mereka - mereka ini pengusaha cari (mengadu) ke orang DPR ke orang partai, make bad news jadi paling sering kena bully kita. Kalau mau memperbaiki seuatu, saya paling keras. Kalau tidak, bagaimana nanti negeri ini," ujarnya.

Dia melanjutkan, kerja kerasnya akhirnya membuahkan hasil. Terbukti dari neraca perikanan Indonesia yang membaik serta mampu menjadi nomor satu di ASEAN. Indonesia bahkan dijadikan kiblat dalam hal pengelolaan perikanan.

"Apa yang terjadi di perikanan sebetulnya menjadi contoh dunia, menjadi seperti standarnya dunia. Sekarang dunia itu semua mengacu, mempelajari bahkan sudah ada beberapa buku dari beberapa universitas di Amerika yang menulis tentang how fishing is going management di Indonesia. Tapi di sini we dont get enough an apreciation," ujar dia.

 

 Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.