Sukses

Bulog Dapat Izin Impor Jagung Tanpa Kuota

Jagung impor nantinya akan langsung disalurkan kepada petani menengah kecil.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Jokowi-JK kembali membuka keran impor jagung, setelah sebelumnya jagung impor telah masuk ke dalam negeri sebesar 130 ribu ton. Bedanya, kali ini pemerintah memperbolehkan Badan Urusan Logistik (Bulog) mengimpor tanpa kuota.

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, izin impor tanpa kuota diberikan kepada Bulog seiring dengan habisnya jagung yang telah didatangkan ke dalam negeri. Sementara di pasaran harga jagung masih tinggi.

"Kita kan tak bisa mengimpor pada waktu panen nanti terjadi, sehingga yang kita berikan adalah kita beri plafonlah pada Bulog. Anda boleh impor, tapi tidak boleh masuk lebih dari pertengahan Maret," ujar Menko Darmin di Kantornya, Jakarta, Selasa (29/1/2019).

Menko Darmin mengatakan, keputusan menambah impor ini merupakan hasil rapat tingkat menteri bersama Bulog pada Kamis lalu. Alasan kuat melakukan impor adalah, permintaan tinggi namun persediaan sudah menipis.

"Itu rapat Selasa lalu itu kita tugaskan Bulog untuk cek. Hari kamis kita rapat lagi, mereka kemudian turun ke lapangan saya juga minta bantuan Gubernur Jatim juga saya minta turun ke lapangan. Ada semua angka-angkanya bahwa di Jawa Barat panen jagung tuh belum ada," jelasnya.

"Jadi panen belum ada, dan paling-paling panennya itu Maret pertengahan. Jatim malah April, padahal permintaan-permintaan dari peternak kecil menengah, baik petelor atau pedaging itu masuk terus ke Bulog," sambungnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Langsung Disalurkan

Mantan Direktur Jenderal Pajak tersebut menambahkan, jagung impor nantinya akan langsung disalurkan kepada petani menengah kecil. Paling lambat, jagung impor yang baru akan sampai pada minggu kedua Maret mendatang.

"Pokoknya yang diutamakan kecil dan menegah karena dibatasi sampai masuk barangnya itu paling lambat minggu ke dua Maret 2019. Jangan terjadi dulu panen raya di April," tandasnya.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.