Sukses

Aksi Menteri Keuangan AS Seret Wall Street Melemah

Pekan lalu Wall Street juga melemah dengan S&P 500 mengalami penurunan persentase mingguan terbesar sejak Agustus 2011, sedangkan Dow mencatat penurunan mingguan terbesar sejak Oktober 2008.

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street ditutup melemah karena para investor memperpanjang aksi jual jelang sesi pra-liburan. Investor bingung dengan langkah Kementerian Keuangan AS dan perkembangan politik lainnya.

Melansir laman Reuters, ketiga indeks utama berakhir turun lebih dari 2 persen sehari sebelum liburan Natal. Indeks S&P 500 sekitar 19,8 persen lebih rendah di bawah penutupan tertinggi 20 September.

Indeks Dow Jones Industrial Average .JJI turun 653,17 poin, atau 2,91 persen, menjadi 21.792,2. Adapun S&P 500 .SPX kehilangan 65,52 poin, atau 2,71 persen, menjadi 2.351,1 dan Nasdaq Composite .IXIC turun 140,08 poin, atau 2,21 persen menjadi 6.192,92.

Pekan lalu, S&P 500 mengalami penurunan persentase mingguan terbesar sejak Agustus 2011, sedangkan Dow mengalami penurunan mingguan terbesar sejak Oktober 2008.

Semua 11 sektor S&P 500 berakhir pada hari Senin, dan semua berada di wilayah negatif untuk tahun ini. Indeks mencatat level penutupan terendah sejak April 2017. Sementara semua 30 komponen industri Dow selesai di zona merah pada hari Senin.

Menteri Keuangan Steven Mnuchin menelepon para bankir terkemuka AS pada hari Minggu di tengah penurunan saham dan mengatakan jika dia memanggil para regulator keuangan untuk membahas cara-cara untuk memastikan "operasi pasar berjalan normal."

Investor juga menyoroti dengan penutupan pemerintah federal dan melaporkan bahwa Presiden Donald Trump secara pribadi mendiskusikan kemungkinan memecat ketua Federal Reserve.

"Berita utama yang kami saksikan hari ini, kemarin, selama akhir pekan tidak bagus. Pasar khawatir tentang apa yang terjadi di D.C.," jelas ," kata Vinay Pande, Kepala Strategi Perdagangan Global di UBS Global Wealth Management.

 

 

Mnuchin berbicara pada hari Minggu dengan para kepala dari enam bank terbesar AS, yang mengonfirmasi bahwa mereka memiliki cukup likuiditas untuk melanjutkan pemberian pinjaman dan bahwa "pasar terus berfungsi dengan baik."

Tetapi investor mengatakan langkahnya untuk memanggil regulator keuangan bersama Kelompok Kerja Presiden di Pasar Keuangan, yang dikenal sebagai "tim Plunge Protection," mungkin membebani sentimen pasar.

Menambah kegelisahan, Kepala Staf Presiden Donald Trump, Mick Mulvaney, pada hari Minggu mengatakan penutupan sebagian pemerintah AS dapat berlanjut hingga 3 Januari, ketika Kongres baru bersidang dan Demokrat mengambil alih Dewan Perwakilan Rakyat.

Sekitar 5,9 miliar saham berpindah tangan di bursa AS, dibandingkan dengan rata-rata harian 8,9 miliar saham selama 20 sesi terakhir.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini