Sukses

OJK Minta Bank dan Lembaga Jasa Keuangan Gandeng Fintech

OJK menilai perbankan dan perusahaan pembiayaan bekerja sama dengan fintech merupakan kolaborasi positif.

Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong kolaborasi antara Lembaga Jasa Keuangan (LJK) dengan penyelenggara inovasi keuangan digital atau financial technology (fintech) agar tercipta sinergi.

Wakil Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Nurhaida, menyebutkan sinergi tersebut dapat mendorong ekonomi, memberdayakan UKM melalui akses modal yang lebih fleksibel dan lebih mudah.

"Serta mampu memutar roda ekonomi lebih cepat dan lebih besar, menciptakan lapangan kerja baru dan pengentasan kemiskinan,"  kata Nurhaida dalam sebuah acara Seminar Nasional di Fintech Center, Jakarta, Selasa (13/11/2018).

Nurhaida menjelaskan, saat ini perbankan dan perusahaan pembiayaan telah bekerjasama dengan perusahaan fintech untuk menyalurkan pembiayaan ke sektor produktif.

"Ini merupakan bentuk kolaborasi yang positif, namun tetap perlu dilakukan secara hati-hati dengan mengedepankan aspek pengelolaan risiko serta perlindungan konsumen," ujar dia.

Dia juga menegaskan, OJK mendukung perkembangan teknologi digital baik di perbankan, pasar modal, dan IKNB (Industri Keuangan Non Bank). "Yang tentunya akan semakin memudahkan masyarakat dalam mengakses layanan keuangan," kata dia. 

Digital banking, online trading maupun insurance technology (insurtech) ke depan akan semakin marak seiring dengan perkembangan teknologi dan peningkatan kebutuhan masyarakat akan "seamless experience” dalam mengakses layanan sektor jasa keuangan.

"Untuk itu OJK berperan dalam membangun kerangka peraturan dan pengawasan yang didasarkan pada perilaku pasar dan disiplin pasar, tata kelola mandiri, dan mengarah pada pembentukan organisasi pengaturan diri untuk memberikan fleksibilitas ruang inovasi tanpa mengorbankan prinsip-prinsip Transparansi, Akuntabilitas, Tanggung Jawab, Kemandirian dan Keadilan," ujar dia.

Dia menjelaskan, regulator perlu meningkatkan kemampuan untuk mengelola, memantau dan melindungi penggunaan platform digital agar relevan dengan kegiatan para pelaku jasa keuangan dalam platform digital. Disiplin ilmu dan keterampilan pada keamanan cyber, risiko dan tata kelola TI, dan penggunaan layanan TI dasar mutlak diperlukan.

"Saya mengundang semua pihak untuk senantiasa meningkatkan kolaborasi di sektor jasa keuangan, sehingga dapat meningkatkan daya saing dan selalu memberikan kontribusi terbaik terhadap perekonomian Indonesia," ujar dia.

 

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Teknologi Banyak Geser Tenaga Kerja, Ini Kata OJK

Sebelumnya, perkembangan teknologi kian tak terbendung. Bahkan sudah merambah ke sektor industri keuangan ditandai dengan maraknya fintech atau teknologi keuangan (financial technology).

Selain itu, teknologi dalam sektor ini juga banyak menggeser tugas tenaga kerja manusia. Saat ini, banyak aktivitas misalnya di perbankan yang tidak lagi harus dilakukan di kantor cabang. Tentu jumlah teller di bank bisa dikurangi.

Wakil Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Nurhaida, menuturkan teknologi di bidang keuangan memang banyak mengambil alih fungsi tenaga kerja manusia. Namun, juga menciptakan banyak lapangan kerja yang baru di waktu yang sama.

"Ini akan membuat lapangan kerja baru. Memang teknologi akan menggantikan kerja manusia. Tapi banyak teknologi yang bisa menampung sumber daya manusia (SDM)," kata Nurhaida dalam sebuah acara Seminar Nasional di Fintech Center, Jakarta, Selasa 13 November 2018.

Dia menegaskan, hal tersebut menjadi tantangan baru untuk meningkatkan kualitas SDM di Indonesia agar tidak tertinggal dari negara tetangga antara lain Vietnam, Thailand, Malaysia dan Filipina.

"Tentu di sini kemampuan SDM (penting). Namun ironisnya, belum menjadi perhatian kita. Human resources kita tingkat kemampuan yang masih rendah dan perlu ditingkatkan karena dari angkatan kerja sekitar 60 persen itu human resources itu (lulusan ) SMP ke bawah," ujar dia.

Dia mengungkapkan, saat ini kapasitas tenaga kerja manusia yang ada masih terbatas. "Oleh karena itu tentu merupakan kewajiban bersama untuk bisa meningkatkan SDM kita," kata dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.