Sukses

Alumni 5 Universitas Ini Paling Banyak Daftar CPNS 2018

Liputan6.com, Jakarta - Hari ini, pihak Badan Kepegawaian Negara (BKN) mengumumkan total pendaftar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) tahun 2018. Terdapat 4,4 juta orang yang mendaftar di SSCN, dan 3,6 juta di antaranya berhasil menyelesaikan proses pendaftaran.

Pihak BKN pun mendapati sejumlah data menarik terkait pelamar seleksi CPNS, yakni universitas mana yang terbesar melamar di seleksi ini. Hal itu disampaikan oleh Kepala Biro Humas BKN Mohammad Ridwan pada konferensi pers pada Selasa (16/10/2018) di Jakarta.

Daftar universitasnya adalah:

1. Universitas Terbuka

2. Universitas Pendidikan Indonesia

3. Universitas Negeri Padang

4. Universitas Negeri Semarang

5. Universitas Brawijaya

"Pertama, Universitas Terbuka, itu 100 ribu-an, kemudian UPI, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, 33 ribuan. Universitas Negeri Padang itu 31 ribuan. Universitas Negeri Semarang, 31 ribu juga. Yang kelima Universitas Brawijaya," ujar Ridwan.

Selanjutnya, ia memberi keterangan terkait program studi (prodi) kuliah yang paling populer di antara para pelamar CPNS. Jurusan-jurusan tersebut kebanyakan adalah di bidang keguruan.

1. PGSD 

2. Kebidanan 

3. Guru pendidikan agama Islam 

4. Manajemen 

5. Akuntansi

"Prodi yang paling banyak, pertama, tentu saja bisa ditebak prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar atau  PGSD. Kemudian, kedua, kebidanan. Sudah bisa ditebak karena ranking kedua terbanyak di bidang kesehatan. Ketiga, guru pendidikan agama islam, diasuh oleh Kemenag. Keempat, manajemen. Kelima, akuntansi," terang Ridwan.

Nantinya, para peserta tinggal menunggu hasil verifikasi. Para peserta bisa mengecek akun SSCN mereka atau instansi terkait sampai tanggal 21 Oktober 2018 untuk mengetahui apakah mereka lolos untuk mengikuti tahap selanjutnya di seleksi CPNS.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jumlah Guru Honorer yang Bisa Ikut Tes CPNS 13.300 Orang Saja

Jumlah guru honorer yang memenuhi syarat bisa mengikuti seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) tahun 2018 ini sebenarnya hanya sekitar 13.300 orang.

Namun, pasca UU Aparat Sipil Negara (ASN), yakni UU Nomor 5 Tahun 2014 diberlakukan, masih ada rekrutmen guru honorer oleh kepala dinas atau bahkan oleh kepala sekolah yang kadang bahkan tidak diketahui oleh bupati atau kepala daerah. Alhasil, ada ekses berkepanjangan soal guru honorer. 

"Sesuai Undang-undang ASN, tak boleh ada lagi rekrutmen guru atau aparat sipil negara honorer, karena rekrutmen ASN dilakukan melalui seleksi yang kredibel, akuntabel, dan transparan. Syarat-syaratnya juga jelas, sebagaimana diatur oleh Peraturan Pemerintah Nomor 11 tahun 2017. Ini fakta yang harus diketahui masyarakat," ujar Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPANRB), Syafruddin dalam diskusi terbatas dengan pengurus Asosasi Media Siber Indonesia (AMSI), di Kantor KemenPANRB, seperti dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (28/9/2018).

Syafruddin menuturkan, sebenarnya para pegawai honorer baik itu guru, perawat atau pegawai administrasi yang direkrut secara "tidak resmi" tadi, tidak bisa diakomodir lagi menurut dua landasan rekrutmen ASN, yakni UU dan PP yang berlaku.  

"Namun, kemudian pemerintah punya kebijakan dengan pertimbangan tidak menafikan jasa dan keringat mereka. Kita membuka peluang para tenaga honorer yang tak memenuhi syarat ikut seleksi CPNS bisa mengikuti seleksi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (P3K). Seleksi P3K dilakukan untuk mereka yang usianya di atas 35 tahun, para tenaga profesional, dan diaspora. Ini yang PP-nya sedang digodok," kata Syafruddin.

Syafruddin berharap media bisa membantu mendudukan masalah overstock tenaga honorer yang sesungguhnya terjadi karena ada rekrutmen tak semestinya di daerah. Juga soal transparansi dan akuntabilitas seleksi CPNS besar-besaran yang kini tengah dilakukan pemerintah pusat.

"Hari ini kita baru saja meneken MOU dengan Wakapolri. Seleksi CPNS kita adakan benar-benar transparan, akuntabel, dan jangan sampai ada calo yang menjanjikan bisa meloloskan dan joki yang mencoba-coba mengakali. Kita menggandeng Polri untuk tegas sesuai hukum," ujar Menpan yang juga mantan Wakapolri ini menjelaskan.

Bagaimana jika masalah guru atau pegawai honorer muncul lagi Pascarekrutmen CPNS 2018 karena ada pemerintah daerah, kepala dinas atau bahkan kepala sekolah yang "nakal" mengangkat pegawai honorer lagi 

"Itu sudah kita pikirkan. Sanksi tegas sangat mungkin diberikan kepada mereka yang mengangkat pegawai atau guru honorer secara sepihak karena bisa dianggap memberi harapan palsu,"ujar Syafruddin.

Tahun ini, pemerintah akan merekrut 238.015 CPNS yang terdiri dari 51.271 orang pegawai di instansi pusat dan 186.744 orang untuk pegawai di daerah.

Jumlah CPNS untuk instansi pusat akan ditempatkan di 76 kementerian/lembaga. Untuk CPNS di instansi daerah akan ditempatkan di 525 pemerintah daerah kabupaten atau kota. Rekrutmen CPNS tahun ini diprioritaskan untuk guru, dosen, dan guru agama atau madrasah sebanyak 112 ribu, dan 60 ribu untuk tenaga kesehatan seperti dokter, perawat, bidan, dan apoteker.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini