Sukses

Harga Telur Meroket, Mentan Tuding Pengusaha Ambil Untung Terlalu Besar

Perbedaan (disparitas) harga telur dari tingkat peternak ke pedagang pasar sangat jauh, hingga mencapai 60 persen.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman meminta pengusaha dan distributor yang terlibat dalam rantai pasok telur untuk tidak mengambil keuntungan yang berlebihan. Hal ini disebut sebagai salah satu faktor yang menyebabkan tingginya harga komoditas pangan hewani tersebut.
 
Amran menyatakan, perbedaan (disparitas) harga telur dari tingkat peternak ke pedagang pasar sangat jauh, hingga mencapai 60 persen. Hal ini diduga lantaran rantai pasok yang panjang dan pengambilan keuntungan yang berlebihan.
 
 
"Disparitas harga telur ayam 60 persen. Pengusaha jangan ambil untung banyak-banyak," ujar dia di Toko Tani Indonesia Center (TTIC), Jakarta, Kamis (19/7/2018).
 
Menurut Amran, disparitas seperti ini sebenarnya bukan hanya terjadi pada telur ayam, tetapi juga komoditas lain. Oleh sebab itu, pemerintah terus berupaya memperpendek rantai pasok agar disparitas harga dari produsen ke pedagang bisa ditekan.
 
"Disparitas 40 persen-60 persen ini ada di pengusaha, yang tengah. Ini harus kita tata. Bukan telur aja. Bawang merah di lapangan (petani) Rp 12 ribu, tapi di konsumen Rp 36 ribu. Jadi naik 200 persen-300 persen, ini harus kita tata‎," jelas dia.
 
Namun demikian, menata rantai pasok telur ini bukan hanya menjadi tugas pemerintah, tetapi semua pihak yang terlibat di dalamnya. Oleh sebab itu, Amran meminta agar para pihak di rantai pasok telur tidak mengambil terlalu besar.
 
"Ini bukan tugas Kementan saja, tapi pedagang, produsen. Jadi kita gandengan tangan. Rezeki itu sudah ada yang mengatur. Bagi-bagi lah dengan yang lain, konsumen, peternak, kan ingin tersenyum juga," tandas dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Gelar Operasi Pasar, Mentan Jual Telur Ayam Rp 19.500 per Kg

Menteri Pertanian Amran Sulaiman melepas operasi pasar telur ayam murah di Toko Tani Indonesia Centre (TTIC). Dalam operasi pasar ini, Kementerian Pertanian (Kementan) menyiapkan 100 ton telur ayam dengan harga Rp 19.500 per kg.

Amran mengungkapkan, operasi pasar ini merupakan salah satu cara pemerintah dalam menstabilkan harga telur ayam di tingkat konsumen. Saat ini harga tersebut telah mencapai Rp 30 ribu per kg.

"Satu minggu terakhir ada kenaikan. Tapi belum seminggu harga turun kembali. Kita hitung-hitung masih suplus," ujar dia di Jakarta, Kamis (19/7/2018).

Menurut dia, 100 ton telur tersebut akan disebar ke 43 pasar dan 50 titik lain seperti kelurahan, kecamatan dan Perumahan di wilayah Jabodetabek. Selain itu, operasi pasar ini juga digelar di sejumlah kota di seluruh Indonesia.

"Ini telur dari peternak. Ini ke 50 titik, 43 pasar. Ada juga di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan kota-kota besar," kata dia.

Amran menyatakan, operasi pasar ni akan digelar terus menerus hingga harga telur ayam kembali normal di kisaran Rp 22 ribu per kg. Jika harga sudah turun, maka operasi pasar akan dihentikan guna melindungi peternak. "Kita lanjutkan terus menerus. Kalau harga sudah turun nanti di rem," tandas dia.

Tonton Video Menarik Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.