Sukses

Penjelasan Mendag Enggar Soal Impor Beras Jilid II Sebesar 500 Ribu Ton

Liputan6.com, Jakarta Impor beras jilid II sebesar 500 ribu ton nampaknya masih menuai sejumlah pro dan kontra. Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita akhirnya buka suara.

Dia mengatakan, impor beras jilid II sebesar 500 ribu ton sebenarnya bukan penambahan. Impor ini sebenarnya sudah disetujui dalam rapat koordinasi terbatas antara Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan dan Kementerian BUMN pada Februari lalu.

"Itu bukan penambahan kok. Itu ada, itu sudah diputuskan dalam rakortas. Keputusan dipimpin oleh Pak Menko (Darmin Nasution), dihadiri oleh Kementan, dihadiri Dirut Bulog dan juga Kementerian BUMN dan saya. Disepakati diputuskan untuk menugaskan kepada Bulog untuk impor," ujarnya di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (24/5).

Menteri Enggar menampik, impor ini dilakukan tanpa pertimbangan. Menurutnya, impor jilid II sudah berjalan bersama masuknya seluruh impor jilid I sebanyak 500 ribu ton pada April. Oleh karena itu, total seluruh impor yang masuk telah mencapai sekitar 680 ribu ton.

"Rakortas itu sudah lama. Sesudah itu ada lagi. Kalau cuma 500 ribu ton, stok Bulog impor ada 680 ribu ton, coba selisihnya darimana? Kalau misalnya 680 ribu ton, yang izin hanya 500 ribu, sisanya izinnya dari mana? Itu pakai izin impor kan. Artinya yang impor pertama itu izinnya lebih dari 500 ribu ton. Buktinya ada 680 ribu ton. Belajarlah berhitung," jelasnya.

 

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tender Sudah Lama

Lebih lanjut, Menteri Enggar menjelaskan, tender impor jilid II dilakukan bersamaan dengan tender impor beras jilid I. "Tendernya, sudah lama sama Bulog. Dan itu tender terbuka. Kalau dibuka diurut websitenya Bulog, pada waktu dia tender, itu sudah lama dan itu tender Bulog terbuka. Pemerintah hanya memberikan tugas pada Bulog, lakukan ini," jelasnya.

Adapun alasan pemerintah melakukan impor ini dengan melihat semakin menipisnya stok cadangan beras Bulog di gudang. Sementara, permintaan dan kebutuhan masyarakat atas beras terus meningkat dan harus dipenuhi.

 "Cerminannya bahwa suplainya memang kurang. Kalau seandainya tidak ada impor waktu itu (jilid I) kan ada kekurangan. Tetapi sekarang jumlah stok bulog ada 1,2 juta ton, 600.000 ton lebih itu adalah impor. Jadi sebenarnya kalau tanpa impor, maka jumlah cadangan beras di Bulog jadi dibawah 1 juta ton. Itulah dasar kenapa kita harus impor," tandasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini