Sukses

Genjot Efisiensi, PTPP Terapkan Teknologi Konstruksi Digital

Tak hanya di sektor perdagangan, digitalisasi juga kini mulai merambah ke sektor konstruksi.

Liputan6.com, Jakarta Perkembangan teknologi digital sudah mulai merambah ke banyak sektor industri. Jika tak mengikuti perkembangan, sebuah bisnis atau usaha diyakini akan tertinggal.

Tak hanya di sektor perdagangan, digitalisasi juga kini mulai merambah ke sektor konstruksi. Salah satu BUMN konstruksi, PT PP (Petrsero) Tbk sudah mulai mengadopsi sistem teknologi digital dalam konstruksi.

Direktur Utama PTPP Tumiyana mengatakan, perseroan menilai perlu hadir suatu transformasi menuju era konstruksi digital sebagaimana yang telah diterapkan negara-negara maju. "Salah satunya adalah dengan menerapkan konsep Building Information Modelling (BIM)," ujar Tumiyana di Jakarta, Rabu (4/10/2017).

BIM adalah seperangkat teknologi, proses, kebijakan yang seluruh prosesnya berjalan secara kolaborasi dan terintegrasi dalam sebuah model digital. Secara gamblang, diterjemahkan sebagai gambar tiga dimensi. Semua unsur dalam gambar bisa memiliki data terkait kuantitas, harga dan schedule-nya (BlM 5D).

Selain itu, BIM memungkinkan pelaku yang terlibat dalam suatu proyek bekerja secara kolaborasi, mengoptimalkan produktivitas SDM dan kegiatan proyek secara cepat, tepat, akurat, efektif dan efisien selama proses umur siklus bangunan (building lifecycle).

Penerapan BIM ini akan membuat efisiensi yang signifikan dari sisi biaya dan waktu pelaksanaan proyek, karena data desain pra-konstruksi menjadi sangat detail dan akurat.

BIM dalam levelnya ada beberapa tingkatan, yaitu BIM 3D (3D Modeling), BIM 4D (terkolaborasi dengan data scheduling), BIM 5D (terkolaborasi dengan data estimasi/kuantitas dan harga), BIM 6D (terkolaborasi dengan data building sustainability) dan BIM 7D (terkolaborasi dengan data facility management application).

Untuk memberikan manfaat maksimal penerapan BIM idealnya dilakukan seawal mungkin. Yaitu sejak dari tahapan pre-design dan terus berlanjut ke tingkat detailnya menggunakan BIM di tahap-tahap selanjutnya.

Di antaranya yaitu tahap schematic design, detail design, construction documentation, serta procurement & operation. Data dari manufaktur idealnya juga mendukung dalam bank data BIM. Oleh sebab itu, pihak manufaktur dituntut terlibat dan berkontribusi dalam menyusun perpustakaan datanya.

Dikatakan Tumiyana, PTPP sejak 2015 sudah menerapkan konsep ini. Ada sejumlah proyek yang dikerjakan dengan menerapkan konsep BIM di antaranya proyek Menara BNI Pejompongan, Apartemen Springwood Serpong, Apartemen Pertamina RU V Balikpapan dan Kantor Perwakilan BI Gorontalo.

Sedangkan, untuk proyek infrastruktur antara lain proyek Pengembangan Pelabuhan Sibolga, Tol Bakauheni-Terbanggi Besar, Tol Pandaan Malang dan Jembatan Teluk Kendari.

"Dengan konsep ini, ada efisiensi, terutama soal waktu," tuturnya

Saat ini, PTPP terus mengembangkan teknologi BIM untuk berkolaborasi dengan teknologi 3D printing. Khususnya dalam memproduksi bangunan di ukuran sesungguhnya. Hal itu diyakini sebagai awal disrupsi bagi dunia konstruksi.

BIM yang telah diterapkan perusahaan juga sudah mulai dikolaborasikan ke dalam sistem enterprise resources planning (ERP) PTPP berbasis SAP yang diimplementasikan sejak tahun 2016. "Sehingga akan bermanfaat maksimal dalam memantau proses bisnis perusahaaan secara menyeluruh,” ujar Tumiyana

Dalam kesempatan yang sama, Tumiyana juga mengatakan bahwa perseroan menggelar PTPP Digital Construction Day yang mengundah sejumlah pemangku kepentingan di sektor konstruksi dengan teknologi digital dari dalam dan luar negeri

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.