Sukses

Cerita Bos KAI soal Calo Tiket hingga Kesiapan Armada Lebaran

Apa saja kesiapan KAI menghadapi musim mudik tahun ini? Berikut petikan wawancara khusus Liputan6.com.

Liputan6.com, Jakarta - Mudik atau pulang kampung merupakan rutinitas tahunan masyarakat Indonesia setiap Hari Raya Lebaran. Operator transportasi darat, laut, udara sibuk menyiapkan moda transportasi dan pelayanan prima selama masa angkutan Lebaran, tak terkecuali PT Kereta Api Indonesia (Persero).

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu telah menorehkan catatan panjang menghadapi tradisi mudik selama puluhan tahun. Dari hari ke hari, pelayanan PT KAI semakin nyata untuk para penumpang, termasuk dalam menyambut arus mudik dan balik di tahun ini.

Apa saja kesiapan KAI menghadapi musim mudik tahun ini? Berikut petikan wawancara khusus Liputan6.com dengan Direktur Utama PT KAI, Edi Sukmoro di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, baru-baru ini:

Bagaimana persiapan KAI menyambut Lebaran?

Masa angkutan Lebaran H-10 sampai H+15 atau 27 hari. Selama periode tersebut, semua petugas, termasuk direksi berada di lapangan memeriksa kesiapan jalur kereta, stasiun, armada, dan pelayanan. Yang utama kan keselamatan.

Sebelumnya, pada 22-23 Mei 2017, direksi dan komisaris sudah turun ke lapangan, mengecek jalur Utara dan Selatan. Memeriksa apakah stasiun dan lintasan ini siap untuk dilalui kereta dalam rangka operasi Lebaran. Upaya ini sudah rutin dilakukan karena tugas utama KAI memberikan pelayanan

Dari hasil pemeriksaan, apakah jalur dan stasiun aman untuk dilintasi?

Ada 248 stasiun yang berada di sekitar jalur mudik Lebaran kereta. Secara menyeluruh baik di jalur Utara dan Selatan, semua dalam kondisi baik dan siap dilalui pemudik. Tapi ada hal-hal yang harus diperhatikan, yakni daerah rawan alam dan non alam.

Daerah rawan alam adalah titik-titik yang sudah diindikasikan acap kali longsor, banjir, tanah tidak stabil. Sedangkan rawan non alam, rawan dengan pelemparan, pengganjalan, dan lainnya.

Untuk menjaga dan mengawasi daerah rawan dan non alam tersebut, KAI mengerahkan 2.199 personil. Terdiri dari petugas penilik jalan, penjaga perlintasan. Mereka bekerja selama 24 jam dalam operasi Lebaran. Paling banyak petugas yang diterjunkan untuk menjaga perlintasan sebanyak 1.191 personil demi mencegah terjadinya kecelakaan.

Sebetulnya apakah benar semua tiket kereta Lebaran sudah habis?

Yang dikatakan orang tiket habis itu untuk masa H-1, H-2, dan H-3 karena itulah tanggal-tanggal favorit orang mudik. Apalagi tiket kereta sudah bisa dipesan H-90, sehingga semua orang berebut mendapatkannya.

Rute-rute favorit yang menjadi tujuan mudik, di antaranya Jakarta ke Cirebon, Solo, Surabaya, Madiun, dan kota lain di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Akan tetapi, kalau untuk H-7 atau H-10 masih tersedia atau masih banyak. Jadi tidak benar kalau dikatakan habis semua. Dari jumlah 3,3 juta tiket, baru 45 persen atau sebanyak 1,4 juta tiket yang sudah terjual. Artinya masih ada 1,9 juta tiket yang masih bisa dipesan.

Kapan 6 kereta baru buatan PT Inka dan tiket tambahan Lebaran dijual?

Kereta tambahan jenis K3 ekonomi premium buatan PT Inka sebanyak 6 trainset paling lambat bisa diterima 15 Juni 2017. Dengan begitu, ada tambahan 8.848 tempat duduk per hari. Kalau sudah datang semua, akan dijual tiket kereta tambahan seminggu atau 10 hari sebelum Lebaran.

Kereta ekonomi premium ini dilengkapi dengan mesin pendingin dan TV. Kalau dulu, jumlahnya 100 kursi per gerbong, tapi di kereta baru buatan Inka ini memiliki kapasitas 80 kursi per gerbong supaya penumpang lebih nyaman. Hal ini dilakukan agar masyarakat senang dan mendapatkan pelayanan terbaik.

Dengan kereta tambahan tersebut, diperkirakan jumlah penumpang kereta selama masa angkutan Lebaran H-10 sampai dengan H+15 mencapai 6.152.586 penumpang atau mengalami peningkatan dari realisasi periode sama sebelumnya.

Per harinya, dengan tambahan 6 rangkaian kereta, jumlah kursi pada masa angkutan lebaran ini naik 4,9 persen menjadi 228.158 kursi dibanding tahun lalu sebanyak 217.364 kursi.

Minat masyarakat naik kereta wisata untuk mudik Lebaran apa mengalami peningkatan?

Permintaan kereta wisata sangat tinggi sekali untuk mudik Lebaran. Orang kan butuh privasi, sehingga kereta wisata menjadi alternatif untuk bepergian jarak jauh, seperti pulang kampung. Makanya sekarang lagi antre, karena keretanya terbatas, permintaan banyak.

Modus kejahatan, seperti calo atau pemalsuan tiket masih ada?

Dalam kacamata saya, pemalsuan hampir tidak mungkin terjadi karena sistem boarding-nya, petugas tidak akan menerima identitas pribadi berupa fotokopi, melainkan yang asli. Hal seperti ini bisa dicegah saat ingin boarding, jadi hampir tidak mungkin lagi ada pemalsuan. Calo pun sudah tidak bisa. Saya prediksi tidak akan ada lagi.

Buat saya, mungkin bukan pemalsuan tapi perjokian. Biasanya orang minta antre kan membeli tiket dengan imbalan uang. Maka dari itu, saya imbau jangan pernah membeli tiket dari yang tidak resmi karena nanti akan kesulitan sendiri. Kalau tidak ada permintaan, maka bisnis-bisnis seperti itu akan mati dengan sendirinya.

Bagaimana KAI menangani keluhan dari penumpang?

Keluhan itu ada dua, yakni di perjalanan dan di luar perjalanan. Kalau saat di perjalanan, sekarang ini selalu siaga customer service on train. Di setiap gerbong, ada foto petugas, nomor ponselnya, sehingga setiap saat bisa dihubungi jika ada keluhan, seperti AC mati, dan lainnya.

Sedangkan di luar perjalanan, KAI memiliki layanan call center 121 yang bisa dihubungi selama 24 jam. Setiap harinya, ada 50 orang yang bertugas menjawab pertanyaan dan mengatasi keluhan penumpang.

Apa suka dukanya menyiapkan angkutan Lebaran?

Seluruh pegawai sadar bekerja di KAI adalah sebagai pelayan. Penumpang adalah raja, sehingga perlu melayani penumpang sebaik mungkin.

Sukanya bagi saya ketika kita bisa memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, khususnya penumpang. Kalau bisa melayani dengan baik, buat saya bahagianya setengah mati,

Sementara dukanya tertutup dengan suka. Menurut saya bukan duka ya, melainkan tantangan. Setiap periode Lebaran, Natal, Tahun Baru, atau libur panjang, petugas KAI selalu melaksanakan piket. Itu artinya, petugas KAI tidak bisa berkumpul bersama di Hari Raya. Mereka tetap bekerja dan diperkenankan mengambil hari libur atau cuti di hari biasa. Demikianlah tantangannya.

 

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.