Sukses

Tekan Biaya Produksi, Pengusaha Minta Harga Gas Turun

HIPPI menyerahkan harga gas kepada pemerintah, namun ada harga gas turun dapat mengurangi biaya produksi.

Liputan6.com, Jakarta - Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) berharap peran pemerintah menurunkan ongkos produksi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Hal itu disampaikan saat bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK).

Ketua Umum Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) Suryani Sidik Motik apresiasi kepada pemerintah yang mulai melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan produksi para UMKM. Salah satu yang bisa rasakan adalah dengan penurunan bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) menjadi 9 persen.

"Karena bagi UKM untuk bisa bersaing baik pasar luar maupun di dalam kalau komponen cost-nya juga bisa bersaing, harganya bisa rendah," kata Suryani di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Senin (10/10/2016).

Tak hanya itu, Suryani juga meminta pemerintah menyediakan pasar bagi para pengusaha UMKM. Pembuatan pasar baru bisa menggunakan APBN atau APBD di setiap daerah. Sementara untuk nilai pengurangan harga gas, HIPPI menyerahkan kepada pemerintah.

"Buat kita lebih cepat, lebih baik. Tapi kita sadar bahwa tadi dijelaskan oleh Pak Wapres kemungkinan akan ada cross subsidi, dan sebagainya. Jadi bagi kita yang paling penting cost kita bisa berkurang, ini konsekuensi diberlakukannya MEA. Kalau kita mau bersaing. Kalau harga kita tidak bersaing, pasar kita sendiri juga bisa direbut oleh negara-negara tetangga," jelas Suryani.

HIPPI sadar, Indonesia tidak bisa langsung membandingkan harga gas dengan Malaysia yang saat ini sangat rendah termasuk soal suku bunga. Karena itu, JK dalam pertemuan itu menuturkan paling tidak harga gas Indonesia bisa bersaing dengan Thailand.

"Minimal kita masih bisa walaupun di ASEAN yang lumayan tinggi kita tidak terbawa, tapi minimal kita jauh sudah berkurang. Sehingga kita yakin, kalau efisiensi di ongkos kerja berkurang itu ke depan akan lebih bagus lagi," ujar dia. (Ahmad R/Ahm)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.