Sukses

Kemenkeu Jual ORI Seri013, Ini Imbal Hasilnya

Pemerintah membuka masa penawaran penjualan ORI13 pada 29 September hingga 20 Oktober 2016.

Liputan6.com, Jakarta - Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan meluncurkan Obligasi Ritel Indonesia (ORI) Seri 013 bertepatan dengan peringatan satu dasawarsa penerbitan ORI.

Surat utang negara ini dijual dengan imbal hasil (kupon) 6,6 persen dan jatuh tempo 3 tahun, tepatnya 15 Oktober 2019.

Direktur Jenderal PPR, Robert Pakpahan mengatakan pemerintah telah membuka masa penawaran penjualan ORI013 pada 29 September hingga 20 Oktober 2016. Tanggal jatuh tempo 15 Oktober 2019 atau tenor 3 tahun.

"Tingkat kupon ORI013 ditawarkan 6,60 persen. Kupon ini memang lebih rendah dibanding tahun lalu tapi ini sejalan dengan kondisi inflasi yang rendah di tahun ini. Tapi tingkat kupon ini masih positif di atas 3 persen atau lebih tinggi dibanding banyak negara," ujar dia saat peluncuran ORI013 di Gedung Kemenkeu, Jakarta, Kamis (29/9/2016).

Robert mengakui, investor dapat melakukan pemesanan ORI013 paling sedikit Rp 5 juta dan maksimum Rp 3 miliar. Pembayaran kupon akan dilakukan setiap tanggal 15 per bulan, dan pertama kalinya dibayarkan pada 15 November 2016. Tanggal penjatahan ditetapkan 24 Oktober 2016 dan tanggal setelmen 26 Oktober ini.

"Investor yang membeli ORI013 juga tidak bisa langsung menjual ke pasar sekunder. Ada holding period, yakni dua periode pembayaran kupon dan dapat dipindahbukukan pada 15 Desember 2016," jelas Robert.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Surat Utang Negara (SUN) DJPPR Loto Srianaita Ginting ‎menambahkan, pemerintah telah menunjuk 24 agen penjual ORI013. Terdiri dari 18 bank dan 6 perusahaan efek.

"Ke-24 agen penjual tersebut wajib menggelar investor gathering minimal sekali untuk menjaring investor ritel pembeli ORI, terutama di Indonesia Bagian Tengah dan Timur. Investor gathering diselenggarakan di 39 kota di seluruh Indonesia‎," tutur Loto.

Berikut 24 agen penjual ORI013, yakni Citibank, N.A, PT Bank ANZ Indonesia, PT Bank Bukopin Tbk, PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank CIMB Niaga Tbk, PT Bank Danamon Indonesia Tbk, PT Bank DBS Indonesia, PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Maybank Indonesia Tbk, PT Bank Mega Tbk, PT Bank Negara Indonesia Tbk, PT OCbC NISP Tbk.

Ada pula PT Bank Panin Tbk, PT Bank Permata Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, PT Bank Tabungan Negara Tbk, Standard Chartered Bank, The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd, PT Danareksa Sekuritas, PT Indo Premier Securities, PT Mega Capital Indonesia, PT MNC Securities, PT Sucorinvest Central Gani, dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk. (Fik/Ahm)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.