Sukses

RI Rawan Bencana, Kajian Proyek Kereta Cepat Harus Sempurna

Perlu membuat skenario untuk melanjutkan rute kereta cepat menuju Surabaya dengan melewati Cirebon, Semarang dan Solo.

Liputan6.com, Jakarta - Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung harus disiapkan dengan sempurna. Alasannya, kereta cepat merupakan moda transportasi massal sehingga jika tidak diperhitungkan dengan baik maka keselamatan ratusan penumpang dipertaruhkan.

Pengamat transportasi Djoko Stijowarno menjelaskan, salah satu yang perlu dicermati oleh kontraktor proyek adalah soal studi analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal). Dalam studi ini harus melibatkan para ahli di bidang kebencanaan, mengingat wilayah yang dilintasi termasuk rawan bencana alam.

"Kelengkapan mitigasi bencana sangat penting. Jepang lebih rawan bencana namun dapat membangun kereta cepat dengan selamat," kata Djoko, di Jakarta, Jumat (12/2/2016).

Menurut Djoko, transportasi wajib memperhatikan keselamatan penumpang. Rancang bangun jalur harus sesuai standar keselamatan pembangunan jalur dan operasi kereta cepat.

"Biasanya untuk membuat studi Amdal butuh waktu setahun. Meski sekarang sudah menerbitkan Surat Kelayakan Lingkungan dan Izin Lingkungan. Namun, jika melibatkan banyak ahli dan masukan dari masyarakat pasti akan mendapatkan hasil yang lebih baik," terangnya.

Djoko melanjutkan, yang perlu dicermati berikutnya adalah ‎perhitungan atau kajian bisnis beserta risiko yang harus ditanggung. Mengingat ada keterlibatan perusahaan badan usaha milik negara (BUMN) sebagai aset negara.

Kesiapan Sumber Daya Manusia juga tak boleh dilupakan. Tenaga kerja Indonesia harus dapat porsi lebih besar. Oleh sebab itu, mulai sekarang sudah harus disiapkan denga pola rekrutmen terbuka, sehingga akan mendapatka Sumber Daya Manusia yang berkualitas.

Djoko mengungkapkan, supaya lebih bijak dan memikirkan keberlanjutan, perlu membuat skenario untuk melanjutkan lintas kereta cepat menuju Surabaya dengan melewati Cirebon, Semarang dan Solo.

"Kota-kota yang disinggahi harus benar-benar siapkan transportasi umum terintegrasi, supaya total waktu tempuh menggunakan kereta lebih pendek ketimbang pesawat terbang," kata Djoko.

Sebelumnya, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk yang menjadi leader dalam perusahaan konsorsium pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung juga menargetkan pembangunan kereta cepat bisa sampai ke Surabaya. 

Sekretaris Perusahaan PT Wijaya Karya Tbk Suradi mengungkapkan, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang ditargetkan selesai di 2019 ini dijadikannya sebagai langkah awal untuk menggarap kereta cepat Jakarta-Surabaya.

"Pemerintah merencanakan bangun sampai Surabaya, walaupun memang sampai saat ini belum ada barangnya, kalau ditanya ingin atau tidak kita pengen garap hingga ke Surabaya," kata Suradi saat berbincang dengan Liputan6.com.

Ia menjelaskan, perseroaan saat ini tengah menyusun konsep Transit Oriented Development (TOD) atau stasiun untuk jalur Jakarta-Bandung. Konsep ini juga yang nantinya akan menjadi dasar dan dikembangkan dalam‎ jalur kereta cepat Jakarta-Surabaya.

Tak hanya itu, kemampuan perusahaan untuk membangun jalur kereta dinilainya juga sudah tidak perlu dipertanyakan lagi. Double track jalur kereta di lintas Jawa mayoritas juga dikerjakan oleh Wika.

"Jadi kami sudah punya track record yang tidak perlu diragukan, hanya saja kereta cepat itu bedanya di teknologinya, dia lebih canggih, itu kita perlu belajar," terang dia.

Namun demikan, Suradi menegaskan Wika saat ini masih fokus untuk mengerjakan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung ini sembari tetap menjalankan bisnis konstruksi lainnya seperti jalan tol, pembangkit listrik, bendungan dan lain sebagainya. (Pew/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.