Sukses

Ekonomi Melambat, Daya Beli Masyarakat Perlu Dijaga

Salah satu kebijakan paket ekonomi dampak jangka panjang yaitu pemangkasan izin investasi yang manfaatnya baru terasa 4 tahun ke depan.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah telah mengumumkan sejumlah paket kebijakan ekonomi sejak awal September. Paket ini dikeluarkan sebagai respons atas kondisi ekonomi Indonesia yang menurun dan nilai rupiah yang anjlok.

Namun Mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengatakan, kondisi ekonomi yang dialami Indonesia saat ini lebih buruk jika dibandingkan saat krisis ekonomi 1998.

"Kesulitan kali ini lebih sulit dari 1998. Waktu itu memang dolar menembus Rp 15 ribu tapi beberapa komoditi harganya bagus. Jadi jika di satu daerah sulit, di daerah lain panen raya. Sekarang harga semua komoditi jatuh, jadi pilihan kita tidak banyak," ujar Dahlan di Jakarta, Rabu (7/10/2015).

Menurut dia, untuk memperbaiki kondisi ekonomi seperti saat ini, maka akan lebih baik jika paket-paket kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah mampu memberikan dampak jangka pendek, bukan justru jangka panjang.

"Kemampuan belanja dalam negeri kita tidak besar. Makanya paket yang dikeluarkan bukan paket ekonomi yang panjang," lanjutnya.

Dia mencontohkan, salah satu isi paket kebijakan yang bagus namun baru memberikan dampak jangka panjang yaitu kemudahan izin dalam berinvestasi."Misalnya perizinan yang sekian hari dipotong jadi sekian hari, itu manfaatnya baru berasa 4 tahun ke depan," kata dia.

Contoh kebijakan yang akan berdampak jangka pendek yaitu dengan memberikan perhatian bagi industri-industri skala besar yang memiliki banyak tenaga kerja. Dengan demikian daya beli masyarakat tetap terjaga dan mendorong kegiatan ekonomi di dalam negeri.

"Tetap fokus pada kebijakan jangka pendek. Misalnya pabrik besar yang karyawan banyak itu yang dibantu, apa yang diperlukan, agar masyarakat punya income dan buyer power tidak merosot. Serta anggaran pemerintah perlu dorong agar uang yang beredar di masyarakat meningkat," kata Dahlan. (Dny/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini