Sukses

Diumumkan Besok, Harga BBM Bakal Turun?

Pemerintah akan mengumumkan penyesuaian harga BBM pada Rabu (30/9/2015) besok.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) akan mengumumkan perubahan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium dan solar pada Rabu (30/9/2015) besok.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM I Gusti Nyoman Wiratmadja Puja mengatakan, perubahan harga BBM tidak terlalu jauh angkanya dengan harga saat ini.

"Artinya tidak spektakuler. Artinya kalau turun tidak setengahnya," kata Wiratmaja di Kantor Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, Jakarta, Selasa (29/9/2015).

Namun ketika ditanya detail perubahan harga BBM untuk Oktober, Wirat enggan menjelaskan. Pasalnya, Menteri ESDM Sudirman Said yang akan langsung mengumumkannya besok.

"Tidak tahu, besok hasil analisis akan disampaikan ke beliau. Dan setelah itu akan diumumkan. Besoklah," pungkasnya.

Sekadar informasi saat ini harga Premium dipatok Rp 7.400 dan solar Rp 6.900 per liter. Sementara saat ini harga minyak di pasar internasional terus turun hingga di kisaran US$ 40 per barel.

Sebelumnya, Wiratmadja mengaku pemerintah tengah menghitung besaran harga BBM Oktober 2015. Evaluasi tersebut mempertimbangkan harga minyak mentah dunia, kurs rupiah dan berbagai aspek lain di tengah guncangan ekonomi nasional.

Menurut Wiratmadja, pelemahan harga MOPS (Mean of Platts Singapore) BBM jenis Solar saat ini lebih tinggi dibandingkan MOPS Premium. Dia menyebut, penurunan MOPS Solar sepanjang 6 bulan ini mencapai 18 persen, sedangkan MOPS Premium hanya 8 persen.

Dalam perhitungan harga BBM, kata dia, pemerintah mempertimbangkan situasi perekonomian sekarang ini, termasuk data angka kemiskinan yang naik 860 ribu orang menjadi 28,59 juta jiwa per Maret 2015. Dengan demikian, opsi penurunan harga BBM sangat dimungkinkan pada Oktober 2015.

"Semua faktor dihitung. Kalau baik (BBM) diturunkan, maka turun sehingga daya beli masyarakat lebih naik. Pemerintah inginnya (BBM) turun semakin bagus. Opsi itu tetap ada," jelasnya.

Hanya saja dilema mendera pemerintah. Wiratmadja mengaku, pemerintah pun mengharapkan perekonomian stabil dengan menjaga harga BBM. Sebab fluktuasi harga BBM akan memicu lonjakan inflasi dan imbasnya ke ekonomi nasional.

"Kalau harga BBM fluktuatif (naik turun), inflasi pun ikut naik sedangkan perekonomian kita belum tahan. Tapi kalau harga stabil, maka perekonomian pun lebih tahan dan landai, di samping kita juga inginkan saving dari selisih harga," pungkas Wiratmadja. (Pew/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini