Sukses

Harga Emas Melemah Dipicu Sentimen Yunani

Yunani dan kreditor mencapai kesepakatan soal dana talangan telah membuat emas tertekan di awal pekan ini.

Liputan6.com, Chicago - Harga emas berakhir melemah pada awal pekan seiring ada kesepakatan utang Yunani. Hal itu mendorong emas sebagai investasi lebih aman cenderung tertekan. Di sisi lain, indeks dolar Amerika Serikat (AS) juga menguat sehingga berdampak negatif ke pasar logam mulia.

Harga emas untuk pengiriman Agustus di divisi Comex turun US$ 2,6 menjadi US$ 1.155,20 per ounce. Demikian mengutip dari laman Kitco, Selasa (14/7/2015).

Di pasar spot, harga emas melemah 0,6 persen menjadi US$ 1.156,42. Sedangkan harga perak untuk pengiriman September melemah tipis menjadi US$ 15,45 per ounce. Secara teknikal, penutupan harga emas untuk pengiriman Agustus berada di kisaran harga pertengahan. Harga emas cenderung melemah dalam dua bulan.

Karena itu, kenaikan harga emas untuk jangka pendek dengan menghasilkan target resistance dari US$ 1.174,40. Di awal pekan ini, sentimen global negatif mereda sehingga berdampak ke harga emas. Yunani dan Uni Eropa mencapai kesepakatan untuk merestrukturisasi utang sehingga menghindari Yunani keluar dari kawasan Euro.

Akan tetapi, kesepakatan berisi program penghematan keras itu harus disahkan parlemen Yunani pada Rabu pekan ini. Banyak ketentuan sama dalam kesepakatan baru itu usai ditolak dalam referendum pada 5 Juli 2015. Ada kesepakatan itu membuat pasar global positif seiring bursa saham global cenderung reli di awal pekan ini.

"Sekarang kesepakatan dana talangan membuat investor kembali beralih ke aset berisiko seperti saham. Itu membuat harga logam mulia kembali jatuh," kata Analis Forex.com, Fawad Razaqzada.

Emas biasa dipandang sebagai alternatif investasi di masa ketidakpastian keuangan dan ekonomi. Hal itu tidak melihat pembelian ritel yang signifikan sebagai akibat krisis Yunani sehingga membuat dolar AS menguat dan prospek suku bunga AS lebih tinggi.

Selain sentimen Yunani, bursa saham China terus pulih pada Senin pekan ini juga disambut positif pelaku pasar. Meski bursa saham China membaik, pemerintah tetap menghentikan sementara perdagangan saham.

Rilis data ekonomi China juga membaik dengan ekspor China naik 2,8 persen pada Juni secara Year on Year (YoY) sedangkan impor turun 6,1 persen pada periode sama.Tak hanya sentimen tersebut, negosiasi antara Iran dan Amerika Serikat (AS) juga telah menekan pasar komoditas terutama harga minyak.

Lantaran kesepakatan itu akan membuat ekspor minyak Iran kembali pulih sehingga menambah pasokan di pasar. Pelaku pasar akan cenderung fokus terhadap pertemuan pimpinan bank sentral AS Janet Yellen dengan anggota parlemen mendiskusikan soal kebijakan moneter pada Rabu pekan ini. Kemudian Yellen akan bertemu dengan senat pada Kamis ini.

Spekulasi kenaikan suku bunga AS terus menghantui pasar global. Ada kemungkinan The Fed tetap menaikkan suku bunga meski pasar tenaga kerja masih lemah."Kami memperkirakan 50:50 kalau suku bunga bakal naik pada September, dan Desember. Sehingga ini mendorong harga emas jatuh ke level US$ 1.100 pada kuartal IV," kata Analis Deutsche Bank, Michael Lewis.  (Ahm/Igw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Laman ini berisi mengenai informasi seputar harga emas terbaru. Harga emas ini terus diperbarui setiap harinya.

    Harga Emas

Video Terkini