Sukses

Pertamina Bakal Tawarkan Surat Utang pada 2014

Hasil penawaran obligasi untuk membeli ladang minyak di Mesir.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah memastikan PT Pertamina (Persero) akan menerbitkan obligasi pada 2014. Hasil penawaran dari surat utang jangka panjang ini akan digunakan untuk membiayai pembelian ladang minyak di Mesir.

Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu), Bambang Brodjonegoro mengungkapkan, Pertamina berambisi untuk mengakuisisi ladang minyak Mesir. Guna mewujudkan aksi korporasi besar itu, dia menuturkan, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang migas itu berharap bisa merilis obligasi.

"Bukan sukuk, tapi obligasi konvensional dalam bentuk valuta asing (valas)," ujar Bambang di Jakarta, Senin (13/5/2014) malam.

Meski enggan menyebut nilai obligasi tersebut, diakuinya tergantung dengan belanja modal (capital expenditure/capex) perseroan di tahun ini. "Jumlahnya sesuai capex tahun ini, tapi nggak boleh diberi tahu nanti kamu borong semua," canda dia.

Bambang menilai, surat utang tersebut diharapkan dapat terbit pada tahun ini sebelum memasuki periode November 2014.

"Nggak tahu dikeluarinnya kapan, tergantung Pertamina. Tapi karena untuk keperluan capex 2014, maka nggak mungkin diterbitkannya Desember ini. Nanti tidak bisa dipakai, jadi mungkin bisa lebih cepat dari itu (November) karena paling bagus tahun ini," tandasnya.

Sekadar informasi, Direktur Strategis dan Portfolio Utang DJPU Kemenkeu, Schneider Siahaan mengungkapkan, Pertamina berencana mengakuisisi ladang minyak di luar negeri, sehingga perlu menerbitkan surat utang jangka panjang.

"Mereka (Pertamina) mau menerbitkan obligasi untuk pembelian ladang minyak di Aljazair, Mesir dan Irak," ujarnya usai rapat di Gedung Kemenkeu.

Menurut Schneider, penerbitan obligasi dilakukan untuk membiayai aksi korporasi tersebut demi menambah pasokan produksi minyak perseroan. Supaya berjalan sesuai rencana, perseroan perlu berkoordinasi dengan pemerintah. "Pertamina melapor ke sini supaya sinkron dengan penerbitan obligasi pemerintah," kata Schneider. (Fik/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini