Sukses

Pantau Tumpahan Minyak, Pemerintah Pakai Satelit

Pencemaran perairan laut berupa tumpahan minyak (oil spill) seringkali terjadi.

Liputan6.com, Jakarta - Industri minyak dan gas penuh risiko, salah satunya adalah tumpahan minyak di lautan. Sebab itu pemerintah memiliki cara  untuk memantau ini yakni melalui satelit khusus.

Pencemaran perairan laut berupa tumpahan minyak (oil spill) seringkali terjadi. Banyak penyebab yang membuat hal tersebut terjadi, mulai dari kecelakaan kapal tanker, kegiatan pengeboran minyak offshore (lepas pantai), docking, scrapping dan sebagainya.

Seringkali oil spill disebabkan oleh kecelakaan tanker. Biasanya kecelakaan terjadi karena ada kebocoran lambung, kapal kandas, terjadi ledakan atau kebakaran maupun kapal tabrakan.

"Pada sejumlah kasus, tumpahnya minyak juga dapat disebabkan karena dangkalnya perairan, sementara kapal dalam kondisi muatan penuh," seperti yang dikutip dari situs Direktorat Jenderal Muntukinyak dan Gas bumi, Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), di Jakarta, Sabtu (10/5/2014).

Untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan akibat proses industri migas, pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan agar resiko tersebut dapat dihindari.

Berbagai kebijakan yang dikeluarkan pemerintah agar kegiatan industri migas aman, dapat dilihat dari banyaknya peraturan yang dibuat.

Selain itu, disusun pula berbagai standarisasi seperti standarisasi peralatan, prosedur kerja, pelaporan, evaluasi dan sebagainya.

Salah satu contoh upaya pemerintah mencegah pencemaran dan kerusakan lingkungan adalah melaksanakan monitoring tumpahan minyak dengan satelit yang dilaksanakan sejak 2011.

Program monitoring ini dapat digunakan sebagai alat yang memetakan kondisi perairan secara langsung (near real time) dan terus-menerus serta mencakup semua proses fisik yang terjadi dengan menggunakan teknologi penginderaan jauh.

Selain itu juga dapat mendeteksi kemungkinan ancaman yang timbul dari kegiatan usaha migas maupun dari kegiatan lainnya terhadap lingkungan hidup maupun masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung bisa dideteksi apakah tumpahan minyak berasal dari kegiatan usaha migas atau dari kapal-kapal yang melintas di perairan tersebut atau kegiatan sejenis.(Pew/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.