DK PBB Diminta Bersatu Menyelesaikan Konflik Sudan

Konflik antara etnis kulit hitam dan Arab di Darfur sudah merenggut 50 ribu korban jiwa dan memaksa 1,4 juta lainnya mengungsi. Dewan Keamanan PBB mengancam akan mengembargo Sudan.

oleh Liputan6 diperbarui 25 Sep 2004, 06:17 WIB
Liputan6.com, New York: Anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa diimbau satu suara dalam menyikapi krisis kemanusiaan di Darfur, Sudan Barat. Imbauan disampaikan Presiden Nigeria Olusegun Obasanjo saat berpidato di depan Sidang Dewan Keamanan PBB di New York, Amerika Serikat, Jumat (24/9). Sidang khusus membahas berbagai masalah yang terjadi di Benua Afrika.

Olusegun mengatakan, konflik antara etnis kulit hitam dan milisi Arab di Darfur sudah merenggut 50 ribu korban jiwa dan memaksa 1,4 juta lainnya mengungsi. Dia menduga pemerintah Sudah bersama milisi Janjaweed sengaja melakukan pembersihan etnis di kota itu.

Menanggapi imbauan itu, Sekretaris Jenderal PBB Kofi Annan mengajak masyarakat internasional membantu proses negosiasi antara pihak yang bertikai di Sudan. Menurut Annan, kesatuan sikap penting untuk menyelesaikan konflik di Sudan.

DK PBB, pekan kemarin, sudah mempertimbangkan menjatuhkan sanksi ekonomi berupa embargo terhadap industri minyak Sudan. Ancaman akan direalisasikan bila pemerintah Khartoum gagal menghentikan kekerasan dan mengadili para pengacau [baca: PBB Diminta Menjatuhkan Sanksi pada Sudan].(ICH/Kaw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya