Logika Jokowi Buat Sodetan Ciliwung - Cisadane

Alasan sodetan hanya akan memindahkan banjir Jakarta ke Tangerang dianggap oleh Jokowi tak Logis.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 23 Jan 2014, 01:51 WIB
Rencana pembangunan sodetan Sungai Ciliwung-Cisadane yang dicetuskan oleh Gubernur Joko Widodo ditolak Pemerintah Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang. Alasannya, sodetan alias terusan buatan itu hanya akan memindahkan banjir Jakarta ke dua wilayah tersebut.

Jokowi pun menganggap alasan tersebut tidak logis. Pasalnya sodetan tersebut tentunya akan difungsikan bila memang dibutuhkan.

"Gini loh, terowongannya itu dibawa tanah, dia terbuka, kalau misalnya Cisadane meluap ya ditutup pintunya, karena ini sumbernya beda, logikanya seperti itu," ujar Jokowi di Balaikota DKI Jakarta, Rabu, (22/1/2014).

Untuk itu, Ia menegaskan untuk membangun sodetan tersebut tidak perlu harus dipusingkan dengan membuat analisis mengenai dampak Lingkungan (Amdal). Menurutnya bila terlalu disibukkan dengan urusan Amdal dan masalah administrasi, realisasi pembangunan tersebut hanya akan terus menjadi wacana.

"Nggak usah sulit-sulit Amdal, logikanya seperti itu saja. Kalau Cisadane penuh, ya sodetannya nggak dibuka. Kalau cuma disibukkan dengan urusana seperti itu, dari dulu sampai sekarang hanya akan jadi rencana dan cerita saja," tegas Jokowi.

Sodetan tersebut dalam perencanaannya akan dibangun berbentuk terowongan besar atau deep tunnel sepanjang 1,2 kilometer. Berdasarkan kajian sementara Balai Besar Ciliwung Cisadane, dengan adanya sodetan, debit air di Ciliwung-Katulampa dari 780 meter kubik per detik berubah menjadi 490 meter kubik per detik.

Kemudian, debit air di Cisadane-Empang berubah dari 810 meter kubik per detik menjadi 970 meter kubik per detik serta Cisadane-Pasar Baru berubah dari 1.600 meter kubik per detik menjadi 1.900 meter kubik per detik.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengatakan, pihaknya akan mengkaji benar atau tidaknya manfaat dari pembangunan sodetan itu. "Jadi kita nanti ada kajian lah. Bukan kita yang memutuskan, ya pakai kajian aja gitu. Jadi biarin aja pusat yang gituin (kaji)," ujar Ahok.

Dia menjelaskan, sebenarnya ide awal pengerjaan sodetan tersebut sudah dibahas sejak 17 tahun lalu berdasarkan studi dari Jepang. Namun ada anggapan bahwa hasil kajian dari Negeri Sakura itu tidak sesuai lagi untuk saat ini. Sebab beberapa daerah sudah mengalami perkembangan penggunaan lahan di Bogor dan Tangerang. (Ali)

Baca juga:

Wagub Banten Rano Karno Setujui Sodetan Cisadane dengan Syarat
Jokowi: Sodetan Bukan Pindahkan Banjir, Tapi Atasi Banjir
Nasib Sodetan Cisadane Tak Jelas, Ahok Pilih Bikin Gorong-gorong

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya